.

.

Senin, 24 Maret 2014

Dan Lagu Itu Terus Mengingatkanku - Muhasabah Cinta


Wahai... Pemilik nyawaku
Betapa lemah diriku ini
Berat ujian dariMu
Kupasrahkan semua padaMu

Tuhan... Baru ku sadar
Indah nikmat sehat itu
Tak pandai aku bersyukur
Kini kuharapkan cintaMu

Kata-kata cinta terucap indah
Mengalun berzikir di kidung doaku
Sakit yang kurasa biar jadi penawar dosaku
Butir-butir cinta air mataku
Teringat semua yang Kau beri untukku
Ampuni khilaf dan salah selama ini
Ya ilahi....
Muhasabah cintaku...

Tuhan... Kuatkan aku
Lindungiku dari putus asa
Jika ku harus mati
Pertemukan aku denganMu


(EdCoustic)


---------------------------------------------


Masih terbesit dalam ingatanku ketika diri ini lemah tak berdaya. Sudah lebih 2 tahun silam, diri ini terus mengingat atas semua teguran yang Allah berikan kepadaku.


Aku adalah seoang mahasiswa di sebuah Perguruan Tinggi yang terkenal dengan Pertaniannya se-Indonesia yang berada di Bogor. Mengambil jurusan yang biasanya tak banyak orang sukai. Menggunakan penyelesaian rumus untuk menjawab sebuah pertanyaan. Menyelesaikan sebuah persoalan dengan bukti teorema ataupun turunan dan integral sebuah pertanyaan / pernyataan.


Saat Tingkat Persiapan Bersama IPB, aku memberanikan diri untuk mengikuti beberapa organisasi untuk mengembangkan softskill dan hardskill ku. Bukan itu sebenarnya tujuan utamanya, namun bagaimana keberadaan kita dapat bermanfaat dan menjadi penyebar kebaikan dimanapun kita berada.
Mendapat amanah sebagai Staff SDM di Dewan Mushola Asrama C2 menjadi awal titik organisasi yang ku ikuti. Selanjutnya, aku mencoba untuk ikut berjuang di sebuah Lembaga Kemahasiswaan dengan Label nama "Dewan Perwakilan Mahasiswa". Alhamdulillah, Allah memilihku menjadi seorang Ketua DPM TPB IPB angkatan 48 dengan sebelumnya diberikan amanah sebagai Ketua Panitia Pemilihan Raya (PPR) TPB IPB untuk pemilihan ketua BEM TPB IPB.

Hari demi hari ku jalani dengan pasti dan penuh keyakinan. Mengompakkan sebuah tim adalah hal utama yang menjadi sebuah PR besarku. Meskipun banyak sudut pandang yang berbeda, bahkan tak menutup kemungkinan menjadi sebuah "perang dingin" kepada teman sendiri di dalam organisasi itu. Namun, itulah saatnya kedewasaan kita sedang dilatih. Walaupun banyak teman-teman DPM yang menganggapku memiliki watak keras dan tegas sehingga banyak yang "merinding" ketika pertama berkenalan denganku. Namun, mereka salah. Sesungguhnya aku ini adalah orang yang Sanguinis dan Korelis. Bahkan lebih sering Sanguinis - Melankolis. Lebih sering bercanda, tertawa, dan sedikit melankolis. Sifat Korelisku muncul saat keadaan tertentu. Ya tentunya dalam menegakan sebuah peraturan. Namun aku bukanlah orang yang otoriter. Aku mengutakaman keputusan musyawarah.

Di pertengahan kuliah, semester awal yang ku jalani, kini ku mengikuti berbagai macam kegiatan. Dari mulai Dewan Mushola Asrama, DPM TPB, Ketua Kelas di Perkuliahan, Pekan Kreativitas Mahasiswa (Alhamdulillah lolos mendapat hibah dana 4jt dari DIKTI) bersama 1 tim : Ketua BEM TPB, Ketua Mega Entrepreneur Asrama, dan lainnya ; bolak-balik ke SMA (mengisi pengajian anak Rohis) setiap pekannya, hingga tugas kuliah yang baru bisa ku tunaikan di akhir malam menjelang pagi.

Kisah yang sangat ku ingat ketika hari juma't itu kuliah baru selesai pukul 10.30. Sholat Jum'at di perjalanan antara Bogor - Jakarta menjadi pengalaman pertamaku. Namun, aku terlanjur telah berjanji akan mengisi mentoring Rohis di SMA 37 Jakarta Selatan setiap Juma't. Walau hanya orang-orang pilihan yang hadir dalam mentoring itu. Bogor - Jakarta yang ku tempuh dengan motor. Dan sorenya aku harus segera kembali ke Bogor. Karena hari sabtu masih ada kuliah Kalkulus I yang harus ku ikuti. Bahkan terkadang jatuh di jalan (kepeleset, hampir tabrakan, dsb) menjadi biasa bagiku ketika berpacu dengan waktu. Alhamdulillah Allah masih melindungiku tegar berdiri.

Namun peran ku yang seperti itu tak bertahan lama. Aku adalah seorang mahasiswa biasa. Yang memiliki kondisi kesehatan sama seperti manusia normal lainnya. Pada akhir Semester 1 yang ku lakoni, badan ku kini terasa sangat lemas. Di awal semester 2, pada minggu awal kuliah saja aku sudah banyak mengambil jatah tidak masuk kuliah karena sakit. Begitu hingga 2 minggu ku jalani. Dengan tertatih-tatih ku tetap tak bisa mengikuti kuliah dengan full. Kini ku hanya bisa terbaring di kamar asrama saja. Meminta bantuan kepada temanku untuk memimpin rapat di DPM dan tidak bisa mengikuti kegiatan Dewan Musholah juga meracik Produk Inovasi kami di PKM. Begitupun dengan mentoring di SMA. Kini ku tak dapat datang lagi hingga beberapa minggu, hingga adik-adik rohis menanyakan tentang mentoring yang biasa rutin kita jalani. Karena kurangnya SDM di Rohis SMA, terpaksa Mentoring yang sering dijalani kita aku hentikan sejenak.

Suatu pagi, saat sedang Apel Pagi di Asrama TPB IPB, temanku melihat ku secara tak sengaja. Dia bilang bahwa mataku mengemuning. Segera ku lari ke kamar mandi dan bercermin. Dan ternyata itu benar. Di hari itu, aku sudah tak tahan lagi. Aku harus segera balik ke Jakarta untuk mengecek kesehatan. Dengan berat hati ku meninggalkan Bogor. Di dalam kendaraan umum, badanku sungguh terasa lemas, demam, dan tak menentu. Aku segera mengabari keluargaku di Jakarta tentang kepulanganku.

Alhamdulillah setelah hampir 3 jam perjalanan, kini ku sampai di Rumah tercinta. Setelah itu aku langsung periksa kesehatan untuk mengetahui sakit apa yang sedang ku hadapi.
Sang Dokter segera menyuntikan suntikannya ke arah tangan kiri ku dan mengambil beberapa mililiter darahku. Mengecek Bilirubin, SGoT,  SGpT, Trombosit, dan sebagainya. Tes urin dan cek kesehatan lainnya juga ku harus jalani.

Esok harinya, ternyata hasil laboratoriumnya kini sudah dapat ku ketahui. Semoga tak terjadi apa-apa terhadap diriku.

Ujian itupun kini melanda
Hasil dokter menunjukan, bahwa aku positif terkena Demam Berdarah, Tifus dan Hepatitis A. Allahu Akbar....!!
Sungguh aku tak menyangka separah ini. Aku pun harus menjalani pengobatan dan "bad rest" hingga 2 minggu ke depan. Dengan perasaan berat hati, kini ku harus menjalaninya. Agar aku bisa segera fit kembali. Yang terbayang dalam benak ku adalah, sebuah kata Amanah di DPM, Dewan Musholah, Rohis, dan PKM.

Dua minggu pun berlalu dengan cepat, namun nampaknya kesehatanku belum pulih juga. Dengan pengobatan dari Dokter dan dibantu pengobatan herbal kini ku jalani. Namun, hingga sebulan ke depan kini ku tak merasakan perubahan yang signifikan.

Hari-hari ku jalani dengan berbaring lemah tak berdaya di atas ranjang kasur. Hanya bisa melihat langit-langit rumah, meja makan, kamar mandi dan begitu seterusnya. Waktu terus berlalu hingga 2 bulan. Ya Allah, aku teringat bahwa sedikit lagi akan diadakan UTS semester 2. Sementara aku sudah tak masuk hingga 2 bulan lebih. Aku sangat sedih dan terkadang mengalami sebuah rasa keputusasahan. Hingga akhirnya aku memutuskan untuk di rawat di Rumah Sakit, agar proses penyembuhannya lebih cepat. Ini waktu kali pertamanya aku di berikan jarum infus di tangan ku. Sakit ya memang sakit. Namun, aku berharap penyakit ku ini akan lebih cepat sembuh. Meningkatkan ikhtiar.

Hasil pemeriksaan Rumah Sakit yang tak ku sangka sama sekali, bahwasannya kini Hepatitis A ku semakin menjadi. Bahkan sudah agak rawan. Hasil scan organ dalam pun menunjukan bahwa organ hati ku kini terdapat goresan agak panjang sekitar 10-15 cm. Pantas saja, terkadang dadaku terasa sakit. Mungkin akibat salah penanganan dan menunda-nunda pengobatan. Hingga 2 minggu ke depan aku mendapat penanganan khusus oleh Dokter Besar di Rumah Sakit Tebet itu. Ditemani oleh Abi, Umi, Adik, Kakak, Abang yang berjaga bergantian. Aku sangat malu dan sungguh sangat membuat repot mereka semua. Bahkan di waktu yang bersamaan, Adik laki-laki ku sedang menjalani Ujian Nasional SMA. Namun, ia tetap menjenguk ku dan menjaga ku. Ya Allah, berkahilah mereka semua atas kesabaran mereka. Sungguh sangat malu sekali diri ini. Lemah tak berdaya. Teman-temanku kini juga berdatangan untuk menjengukku. Teman SD, SMP, SMA, bahkan teman-temanku dari Bogor pun juga datang untuk melihat kondisi ku.

Suatu saat ku terus memikirkan tentang peran ku di DPM sebagai Ketua. Tak ada fungsinya seorang ketua yang sudah lama sakit hingga hampir 3 bulan yang tak menjalankan amanahnya. Hingga akhirnya dengan berat hati aku menelpon mereka Dewan Imperium Peradaban ketika sedang Rapat General. Ku ungkapkan bahwa aku resmi mengundurkan diri. Tangis haru kini membanjiri mataku dan mata mereka melalui handphone. Banyak temanku yang tak menginginkannya. Terutama mereka yang berada dalam satu tim dengan ku, Badan Pengurus Harian. Namun ini adalah keputusan yang terbaik yang harus ku ambil agar tiada beban lagi bagi ku untuk meninggalkan mereka. Bahkan diantara mereka tak bisa menerimanya hingga beberapa hari kedepan. Kau tahu kawan, aku pun juga tak menginginkannya. Tapi takdir Allah memutuskan hal ini

Saat itu juga ku memutuskan untuk Cuti dari perkuliahan semester 2 dan 3 (1 tahun). Ya Allah, aku sangat sedih. Namun inilah takdir-Mu.

Hingga 4 bulan aku terus menjalani pengotaban. Antara hidup dan mati kini ku rasakan. Banyak sudah mereka yang 1 lorong dengan kamar inap rawat ku kini di panggil oleh Allah SWT. Mulai dari semalam yang baru masuk rumah sakit, hingga yang sudah berbulan-bulan di rumah sakit. Kini aku hanya bisa berharap kepada Allah SWT. Semoga sakit ini menjadi penggugur dosaku.

Mereka yang menjagaku saat ku sakit, semoga Allah memberi keberkahan dan balasan yang setimpal. Abi, Umi, Kak Imah, Bang Uqi, Bang Faqih, dan Zubai adikku. Semoga Allah memberkahi mereka.

Alhamdulillah setelah 4 bulan, kini ku merasa lebih baik. Walau belum terasa menjadi diriku seutuhnya, Karena untuk melangkah di jalan saja, kaki ku agak sulit melangkah. Maklum saja, 4 bulan terbaring lemah tak berdaya. Menantap sinar matahai yang begitu indah kini butuh proses penyesuaian kepada diriku. Selama 6 bulan lebih aku harus mengatur pola makan. Tak boleh makanan yang berminyak, pedas, tak boleh yang keras (harus lembut seperti bubur), buah-buahan sebagai cemilan ku, konsumsi obat, chek up 5x dalam satu tahun, dan sebagainya.

Aku berjani akan membahagiakan mereka semua dengan cita-citaku
PPH (Pengusaha, Pendidik, Hafizh)

Aku mohon maaf kepada kalian yang ku tinggalkan di tengah perjalanan amanah.
DPM, Demush, Rohis, PKM, dan teman kelas kuliahku

Perjungan tak selamanya indah,
ada saja rintangan dan ujian yang tak pernah kita ketahui

Bahkan ujian itu yang tak pernah kita duga sebelumnya
atau mungkin yang tak pernah kita inginkan

Namun, percayalah
Bahwa Takdir Allah adalah hal yang terbaik bagi kita

Sabar dan Ikhlas menjalaninya
agar tergantikan dengan Syurga-Nya yang begitu Indah

Lagu Muhasabah Cinta dan 7 Syurga nya EdCoustic terus menemaniku dalam membantu kesabaranku. Terus ku ulang hingga ku laru dalam muhasabah.

Mengulang-ulang hafalan juz 1 dan 2 lewat murotal mp3 Qur'an di HP setiap malamnya. Rindu saatnya ku untuk menghafalnya kembali.

Semoga kisah ini membawa hikmah, bahwa kita sebagai aktifis yang sedang semangat menjalani amanah, untuk memerhatikan kesehaan dan pola makan. Lebih baik istirahat sebentar dari pada istirahat dalam waktu yang lama hingga keluar dari amanah kita karena kondisi kesehatan yang tak mendukung.

@ubay37

0 komentar:

Posting Komentar

Iklan

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites