.

.

Muhammad : 7

Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang ma'ruf, dan mencegah dari yang munkar, dan beriman kepada Allah. Sekiranya Ahli Kitab beriman, tentulah itu lebih baik bagi mereka, di antara mereka ada yang beriman, dan kebanyakan mereka adalah orang-orang yang fasik [Al-Imran : 110]

As-Shof : 4

Sesungguhnya Allah menyukai orang yang berperang dijalan-Nya dalam barisan yang teratur seakan-akan mereka seperti suatu bangunan yang tersusun kokoh.[As-Shof : 4]

Bergerak atau Tergantikan

“Teruslah bergerak, hingga kelelahan itu lelah mengikutimu.Teruslah berlari, hingga kebosanan itu bosan mengejarmu.Teruslah berjalan, hingga keletihan itu letih bersamamu.Teruslah bertahan, hingga kefuturan itu futur menyertaimu.Tetaplah berjaga, hingga kelesuan itu lesu menemanimu.”

Hidup Mulia atau Mati Syahid

Ketika Kau Lahir di Dunia dengan Tangisan, Dunia Gembira Riang Menyambutmu. Ketika Kau Gugur sebagai Pahlawan, Dunia Mengangisimu, Namun Ruhmu gembira menyambut Syurga-Nya

Kita adalah Penyeru

Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang ma'ruf, dan mencegah dari yang munkar, dan beriman kepada Allah. Sekiranya Ahli Kitab beriman, tentulah itu lebih baik bagi mereka, di antara mereka ada yang beriman, dan kebanyakan mereka adalah orang-orang yang fasik [Al-Imran : 110]

Rabu, 26 Maret 2014

Bukan Sang Hakim


Semalam terasa indah bersamanya
Suasana damai penuh ceria
Saling berbagi kisah kenangan dunia
Namun kini……..

Hari-hari berjalan terasa berat
Ada ketersiksaan di dalam dada
Pertemuan bagai beban derita
Sulit untuk terlukiskan oleh kata
Karena perasaan yang bicara..
yang bicara..

Melihat wajahnya…..
Mendengar suaranya…..
Tersebut namanya…..
Benci…..

Bukalah mata hati, bukan mata benci
Kita bukanlah Sang Hakim
Yang layak untuk menghukum
Kita juga pernah tersalah, dan bersalah
Bencilah sekedarnya
Maafkanlah kekhilafannya…
 
Walau 
Melihat wajahnya…..
Mendengar suaranya…..
Tersebut namanya…..
Benci…..

Kita bukanlah manusia yang sempurna
Janganlah merasa seolah tanpa noda
Kita hanya manusia yang penuh khilaf salah
Maafkanlah ia bila hatimu terluka
Karena kita bukan sang hakim

Senin, 24 Maret 2014

Dan Lagu Itu Terus Mengingatkanku - Muhasabah Cinta


Wahai... Pemilik nyawaku
Betapa lemah diriku ini
Berat ujian dariMu
Kupasrahkan semua padaMu

Tuhan... Baru ku sadar
Indah nikmat sehat itu
Tak pandai aku bersyukur
Kini kuharapkan cintaMu

Kata-kata cinta terucap indah
Mengalun berzikir di kidung doaku
Sakit yang kurasa biar jadi penawar dosaku
Butir-butir cinta air mataku
Teringat semua yang Kau beri untukku
Ampuni khilaf dan salah selama ini
Ya ilahi....
Muhasabah cintaku...

Tuhan... Kuatkan aku
Lindungiku dari putus asa
Jika ku harus mati
Pertemukan aku denganMu


(EdCoustic)


---------------------------------------------


Masih terbesit dalam ingatanku ketika diri ini lemah tak berdaya. Sudah lebih 2 tahun silam, diri ini terus mengingat atas semua teguran yang Allah berikan kepadaku.


Aku adalah seoang mahasiswa di sebuah Perguruan Tinggi yang terkenal dengan Pertaniannya se-Indonesia yang berada di Bogor. Mengambil jurusan yang biasanya tak banyak orang sukai. Menggunakan penyelesaian rumus untuk menjawab sebuah pertanyaan. Menyelesaikan sebuah persoalan dengan bukti teorema ataupun turunan dan integral sebuah pertanyaan / pernyataan.


Saat Tingkat Persiapan Bersama IPB, aku memberanikan diri untuk mengikuti beberapa organisasi untuk mengembangkan softskill dan hardskill ku. Bukan itu sebenarnya tujuan utamanya, namun bagaimana keberadaan kita dapat bermanfaat dan menjadi penyebar kebaikan dimanapun kita berada.
Mendapat amanah sebagai Staff SDM di Dewan Mushola Asrama C2 menjadi awal titik organisasi yang ku ikuti. Selanjutnya, aku mencoba untuk ikut berjuang di sebuah Lembaga Kemahasiswaan dengan Label nama "Dewan Perwakilan Mahasiswa". Alhamdulillah, Allah memilihku menjadi seorang Ketua DPM TPB IPB angkatan 48 dengan sebelumnya diberikan amanah sebagai Ketua Panitia Pemilihan Raya (PPR) TPB IPB untuk pemilihan ketua BEM TPB IPB.

Hari demi hari ku jalani dengan pasti dan penuh keyakinan. Mengompakkan sebuah tim adalah hal utama yang menjadi sebuah PR besarku. Meskipun banyak sudut pandang yang berbeda, bahkan tak menutup kemungkinan menjadi sebuah "perang dingin" kepada teman sendiri di dalam organisasi itu. Namun, itulah saatnya kedewasaan kita sedang dilatih. Walaupun banyak teman-teman DPM yang menganggapku memiliki watak keras dan tegas sehingga banyak yang "merinding" ketika pertama berkenalan denganku. Namun, mereka salah. Sesungguhnya aku ini adalah orang yang Sanguinis dan Korelis. Bahkan lebih sering Sanguinis - Melankolis. Lebih sering bercanda, tertawa, dan sedikit melankolis. Sifat Korelisku muncul saat keadaan tertentu. Ya tentunya dalam menegakan sebuah peraturan. Namun aku bukanlah orang yang otoriter. Aku mengutakaman keputusan musyawarah.

Di pertengahan kuliah, semester awal yang ku jalani, kini ku mengikuti berbagai macam kegiatan. Dari mulai Dewan Mushola Asrama, DPM TPB, Ketua Kelas di Perkuliahan, Pekan Kreativitas Mahasiswa (Alhamdulillah lolos mendapat hibah dana 4jt dari DIKTI) bersama 1 tim : Ketua BEM TPB, Ketua Mega Entrepreneur Asrama, dan lainnya ; bolak-balik ke SMA (mengisi pengajian anak Rohis) setiap pekannya, hingga tugas kuliah yang baru bisa ku tunaikan di akhir malam menjelang pagi.

Kisah yang sangat ku ingat ketika hari juma't itu kuliah baru selesai pukul 10.30. Sholat Jum'at di perjalanan antara Bogor - Jakarta menjadi pengalaman pertamaku. Namun, aku terlanjur telah berjanji akan mengisi mentoring Rohis di SMA 37 Jakarta Selatan setiap Juma't. Walau hanya orang-orang pilihan yang hadir dalam mentoring itu. Bogor - Jakarta yang ku tempuh dengan motor. Dan sorenya aku harus segera kembali ke Bogor. Karena hari sabtu masih ada kuliah Kalkulus I yang harus ku ikuti. Bahkan terkadang jatuh di jalan (kepeleset, hampir tabrakan, dsb) menjadi biasa bagiku ketika berpacu dengan waktu. Alhamdulillah Allah masih melindungiku tegar berdiri.

Namun peran ku yang seperti itu tak bertahan lama. Aku adalah seorang mahasiswa biasa. Yang memiliki kondisi kesehatan sama seperti manusia normal lainnya. Pada akhir Semester 1 yang ku lakoni, badan ku kini terasa sangat lemas. Di awal semester 2, pada minggu awal kuliah saja aku sudah banyak mengambil jatah tidak masuk kuliah karena sakit. Begitu hingga 2 minggu ku jalani. Dengan tertatih-tatih ku tetap tak bisa mengikuti kuliah dengan full. Kini ku hanya bisa terbaring di kamar asrama saja. Meminta bantuan kepada temanku untuk memimpin rapat di DPM dan tidak bisa mengikuti kegiatan Dewan Musholah juga meracik Produk Inovasi kami di PKM. Begitupun dengan mentoring di SMA. Kini ku tak dapat datang lagi hingga beberapa minggu, hingga adik-adik rohis menanyakan tentang mentoring yang biasa rutin kita jalani. Karena kurangnya SDM di Rohis SMA, terpaksa Mentoring yang sering dijalani kita aku hentikan sejenak.

Suatu pagi, saat sedang Apel Pagi di Asrama TPB IPB, temanku melihat ku secara tak sengaja. Dia bilang bahwa mataku mengemuning. Segera ku lari ke kamar mandi dan bercermin. Dan ternyata itu benar. Di hari itu, aku sudah tak tahan lagi. Aku harus segera balik ke Jakarta untuk mengecek kesehatan. Dengan berat hati ku meninggalkan Bogor. Di dalam kendaraan umum, badanku sungguh terasa lemas, demam, dan tak menentu. Aku segera mengabari keluargaku di Jakarta tentang kepulanganku.

Alhamdulillah setelah hampir 3 jam perjalanan, kini ku sampai di Rumah tercinta. Setelah itu aku langsung periksa kesehatan untuk mengetahui sakit apa yang sedang ku hadapi.
Sang Dokter segera menyuntikan suntikannya ke arah tangan kiri ku dan mengambil beberapa mililiter darahku. Mengecek Bilirubin, SGoT,  SGpT, Trombosit, dan sebagainya. Tes urin dan cek kesehatan lainnya juga ku harus jalani.

Esok harinya, ternyata hasil laboratoriumnya kini sudah dapat ku ketahui. Semoga tak terjadi apa-apa terhadap diriku.

Ujian itupun kini melanda
Hasil dokter menunjukan, bahwa aku positif terkena Demam Berdarah, Tifus dan Hepatitis A. Allahu Akbar....!!
Sungguh aku tak menyangka separah ini. Aku pun harus menjalani pengobatan dan "bad rest" hingga 2 minggu ke depan. Dengan perasaan berat hati, kini ku harus menjalaninya. Agar aku bisa segera fit kembali. Yang terbayang dalam benak ku adalah, sebuah kata Amanah di DPM, Dewan Musholah, Rohis, dan PKM.

Dua minggu pun berlalu dengan cepat, namun nampaknya kesehatanku belum pulih juga. Dengan pengobatan dari Dokter dan dibantu pengobatan herbal kini ku jalani. Namun, hingga sebulan ke depan kini ku tak merasakan perubahan yang signifikan.

Hari-hari ku jalani dengan berbaring lemah tak berdaya di atas ranjang kasur. Hanya bisa melihat langit-langit rumah, meja makan, kamar mandi dan begitu seterusnya. Waktu terus berlalu hingga 2 bulan. Ya Allah, aku teringat bahwa sedikit lagi akan diadakan UTS semester 2. Sementara aku sudah tak masuk hingga 2 bulan lebih. Aku sangat sedih dan terkadang mengalami sebuah rasa keputusasahan. Hingga akhirnya aku memutuskan untuk di rawat di Rumah Sakit, agar proses penyembuhannya lebih cepat. Ini waktu kali pertamanya aku di berikan jarum infus di tangan ku. Sakit ya memang sakit. Namun, aku berharap penyakit ku ini akan lebih cepat sembuh. Meningkatkan ikhtiar.

Hasil pemeriksaan Rumah Sakit yang tak ku sangka sama sekali, bahwasannya kini Hepatitis A ku semakin menjadi. Bahkan sudah agak rawan. Hasil scan organ dalam pun menunjukan bahwa organ hati ku kini terdapat goresan agak panjang sekitar 10-15 cm. Pantas saja, terkadang dadaku terasa sakit. Mungkin akibat salah penanganan dan menunda-nunda pengobatan. Hingga 2 minggu ke depan aku mendapat penanganan khusus oleh Dokter Besar di Rumah Sakit Tebet itu. Ditemani oleh Abi, Umi, Adik, Kakak, Abang yang berjaga bergantian. Aku sangat malu dan sungguh sangat membuat repot mereka semua. Bahkan di waktu yang bersamaan, Adik laki-laki ku sedang menjalani Ujian Nasional SMA. Namun, ia tetap menjenguk ku dan menjaga ku. Ya Allah, berkahilah mereka semua atas kesabaran mereka. Sungguh sangat malu sekali diri ini. Lemah tak berdaya. Teman-temanku kini juga berdatangan untuk menjengukku. Teman SD, SMP, SMA, bahkan teman-temanku dari Bogor pun juga datang untuk melihat kondisi ku.

Suatu saat ku terus memikirkan tentang peran ku di DPM sebagai Ketua. Tak ada fungsinya seorang ketua yang sudah lama sakit hingga hampir 3 bulan yang tak menjalankan amanahnya. Hingga akhirnya dengan berat hati aku menelpon mereka Dewan Imperium Peradaban ketika sedang Rapat General. Ku ungkapkan bahwa aku resmi mengundurkan diri. Tangis haru kini membanjiri mataku dan mata mereka melalui handphone. Banyak temanku yang tak menginginkannya. Terutama mereka yang berada dalam satu tim dengan ku, Badan Pengurus Harian. Namun ini adalah keputusan yang terbaik yang harus ku ambil agar tiada beban lagi bagi ku untuk meninggalkan mereka. Bahkan diantara mereka tak bisa menerimanya hingga beberapa hari kedepan. Kau tahu kawan, aku pun juga tak menginginkannya. Tapi takdir Allah memutuskan hal ini

Saat itu juga ku memutuskan untuk Cuti dari perkuliahan semester 2 dan 3 (1 tahun). Ya Allah, aku sangat sedih. Namun inilah takdir-Mu.

Hingga 4 bulan aku terus menjalani pengotaban. Antara hidup dan mati kini ku rasakan. Banyak sudah mereka yang 1 lorong dengan kamar inap rawat ku kini di panggil oleh Allah SWT. Mulai dari semalam yang baru masuk rumah sakit, hingga yang sudah berbulan-bulan di rumah sakit. Kini aku hanya bisa berharap kepada Allah SWT. Semoga sakit ini menjadi penggugur dosaku.

Mereka yang menjagaku saat ku sakit, semoga Allah memberi keberkahan dan balasan yang setimpal. Abi, Umi, Kak Imah, Bang Uqi, Bang Faqih, dan Zubai adikku. Semoga Allah memberkahi mereka.

Alhamdulillah setelah 4 bulan, kini ku merasa lebih baik. Walau belum terasa menjadi diriku seutuhnya, Karena untuk melangkah di jalan saja, kaki ku agak sulit melangkah. Maklum saja, 4 bulan terbaring lemah tak berdaya. Menantap sinar matahai yang begitu indah kini butuh proses penyesuaian kepada diriku. Selama 6 bulan lebih aku harus mengatur pola makan. Tak boleh makanan yang berminyak, pedas, tak boleh yang keras (harus lembut seperti bubur), buah-buahan sebagai cemilan ku, konsumsi obat, chek up 5x dalam satu tahun, dan sebagainya.

Aku berjani akan membahagiakan mereka semua dengan cita-citaku
PPH (Pengusaha, Pendidik, Hafizh)

Aku mohon maaf kepada kalian yang ku tinggalkan di tengah perjalanan amanah.
DPM, Demush, Rohis, PKM, dan teman kelas kuliahku

Perjungan tak selamanya indah,
ada saja rintangan dan ujian yang tak pernah kita ketahui

Bahkan ujian itu yang tak pernah kita duga sebelumnya
atau mungkin yang tak pernah kita inginkan

Namun, percayalah
Bahwa Takdir Allah adalah hal yang terbaik bagi kita

Sabar dan Ikhlas menjalaninya
agar tergantikan dengan Syurga-Nya yang begitu Indah

Lagu Muhasabah Cinta dan 7 Syurga nya EdCoustic terus menemaniku dalam membantu kesabaranku. Terus ku ulang hingga ku laru dalam muhasabah.

Mengulang-ulang hafalan juz 1 dan 2 lewat murotal mp3 Qur'an di HP setiap malamnya. Rindu saatnya ku untuk menghafalnya kembali.

Semoga kisah ini membawa hikmah, bahwa kita sebagai aktifis yang sedang semangat menjalani amanah, untuk memerhatikan kesehaan dan pola makan. Lebih baik istirahat sebentar dari pada istirahat dalam waktu yang lama hingga keluar dari amanah kita karena kondisi kesehatan yang tak mendukung.

@ubay37

Cinta (Benni)


Ntah mengapa, malam ini terasa begitu berbeda.
Malam yang biasanya kugunakan untuk membaca.
Malam yang biasanya kugunakan untuk mengeja makna dari setiap canda dan tawa.
Malam yang biasa kugunakan untuk memetik hikmah dari setiap cerita.
Cerita dari mereka, sahabat yang setia dalam suka maupun duka.
Ntah mengapa, malam ini terasa begitu berbeda.
Malam yang biasa kugunakan untuk menunaikan hak.
Atas siang yang begitu melelahkan raga.
Malam yang biasa kugunakan untuk menyusun kembali puzzle kebaikan yang telah porak-poranda.
Namun mengapa? Mengapa malam ini begitu berbeda?
Malam ini, aku hanya ingin sendiri.
SENDIRI. Ya, Hanya sendiri. Tanpa cerita, Tanpa canda, Tanpa tawa.
Senang, Gelisah, Takut.
Semua bercampur menjadi adonan rasa yang begitu menyiksa.
Tuhan. Ingin rasanya aku meluapkan apa yang kini kurasa.
Tuhan. Ingin rasanya aku menggedor, menyadarkan sang nyali dalam dada.
Tuhan. Ingin rasanya aku mendobrak, meruntuhkan rasa taat yang selalu berjaga.
Ya Allah. Aku iri pada mereka.
Mereka yang begitu mudah mengumbar rasa.
Mereka yang begitu mudah merayu manja.
Mereka yang begitu mudah menebar janji setia.
Mereka yang begitu mudah mencoret, merobek bahkan membakar semua lembaran pahala.
Mereka yang begitu mudah menolak untuk taat dan menghamba.
Ya Allah. Seandainya siksa-Mu tidak pernah ada.
Seandainya api neraka-Mu hanya sepanas bara yang menyala.
Seandainya malaikat-Mu mau menerima taubatku di alam sana.
Maka akan kulabuhkan gelora jiwa ini kepadanya.
Maka ingin kusematkan rasa ini di hatinya.
Namun aku tahu Ya Rabb.
Bahwa ini belumlah saatnya.
Bahwa ini mungkin bukanlah tempatnya.
Bahwa ini mungkin hanya nafsu yang tersulut oleh kobaran asmara.
Oleh karena itu Ya Rahman.
Izinkan aku menjaga rasa ini agar tidak pernah salah menemukan pusaranya.
Izinkan aku menjaga rasa ini agar tidak termakan nafsu dunia.
Ya Rahim.
Izinkan aku menyimpan rasa ini hanya dalam doa.
Izinkan aku mengalirkan rasa ini bersama air mata yang tumpah dalam gulita.
Izinkan aku mencurahkan CINTA ini hanya kepada-Mu semata.
Bersama ucapan takbir, rukuk dan sujudku di atas sajadah.

oleh : Benni Sitomorang

Cindai Mata: Buah Cinta


Kali ke sekian pun aku masih tak kuasa, mengusap air mata yang menganak sungai saat membaca sajak ini. Ditulis oleh seorang gadis muda belia. Menyentuh lembut kesadaranku bahwa usia bukan batasan bagi pemahaman. Bukan batasan bagi ilmu dan hikmah untuk berpendar. Semoga Allah merahmatinya, menyayangi ibu bapaknya. Sajak ini ditulis setelah perpisahannya dengan kedua orang tuanya. Karena orang tuanya mengirim ia ke seberang pulau untuk meneruskan perjuangan di dalam menuntut ilmu. Berikut sajak itu:

Ibu, Bapak
Kau kirimkan daku untuk menuntut ilmu
Jika aku telah selesai belajar nanti
Aku akan kembali pada kalian
Tetap sebagai pelajar
Yang akan terus belajar

Dan jika aku telah lulus sekolah nanti
Maka jangan sebut aku sarjana dunia
Sebab sejatinya aku masih terus belajar
Sampai aku mengenakan toga di surga
Karena aku ingin datang kepada kalian

Sebagai hadiah kehidupan ini
Yaitu anak shalihah
Sebagai embun penyejuk
Dengan akhlaqul kariimah
Sebagai intan berharga
Menjadi annisa, wanita yang terjaga agamanya
Sebagai mahligai rumah tangga
Yaitu hujjah keluarganya

Dan yang terindah,
Aku akan datang kepada kalian
Sebagai syafaatmu di dunia ini
Agar syafaat Nabi Muhammad
Dapat sampai kepadamu di akhirat nanti
Maka izinkanlah ananda
Menjadi apa yang ananda inginkan

Demikianlah, tiada pemberian terindah bagi orang tua kecuali anak shalih shalihah. Memuliakan kedua orang tuanya di dunia, menjadi hujjah di akhirat, dan cindai mata di taman surga. Maka kepada Allah kita memohon, agar Ia berkenan memberikan kita istri dan anak sebagai penyenang hati, serta menjadikan kita imam bagi orang-orang yang bertakwa. Aamiin Ya Rabbal ‘alamin..

oleh :Endar Widiah Ningrum

Pasangan dari Tuhan

oleh : Ust. Rahmat Abdullah

Bertahun-tahun yang lalu, saya berdoa kepada Tuhan untuk memberikan saya pasangan, “Engkau tidak memiliki pasangan karena engkau tidak memintanya”, Tuhan menjawab.

Tidak hanya saya meminta kepada Tuhan, saya menjelaskan kriteria pasangan yang saya inginkan. Saya menginginkan pasangan yang baik hati, lembut, mudah mengampuni, hangat, jujur, penuh dengan damai dan sukacita, murah hati, penuh pengertian, pintar, humoris, penuh perhatian. Saya bahkan memberikan kriteria pasangan tersebut secara fisik yang selama ini saya impikan.

Sejalan dengan berlalunya waktu, saya menambahkan daftar kriteria yang saya inginkan dalam pasangan saya. Suatu malam, dalam doa, Tuhan berkata dalam hati saya,” HambaKu, Aku tidak dapat memberikan apa yang engkau inginkan.”

Saya bertanya, “Mengapa Tuhan?” dan Ia menjawab,
“Karena Aku adalah Tuhan dan Aku adalah Adil. Aku adalah Kebenaran dan segala yang Aku lakukan adalah benar.”

Aku bertanya lagi, “Tuhan, aku tidak mengerti mengapa aku tidak dapat memperoleh apa yang aku pinta dariMu?”

Jawab Tuhan, “Aku akan menjelaskannya kepadaMu. Adalah suatu ketidakadilan dan ketidakbenaran bagiKu untuk memenuhi keinginanmu karena Aku tidak dapat memberikan sesuatu yang bukan seperti engkau. Tidaklah adil bagiKu untuk memberikan seseorang yang penuh dengan cinta dan kasih kepadamu jika terkadang engkau masih kasar, atau memberikan seseorang yang pemurah tetapi engkau masih kejam, atau seseorang yang mudah mengampuni; tetapi engkau sendiri masih suka menyimpan dendam, seseorang yang sensitif, namun engkau sendiri tidak…”

Kemudian Ia berkata kepada saya, “Adalah lebih baik jika Aku memberikan kepadamu seseorang yang Aku tahu dapat menumbuhkan segala kualitas yang engkau cari selama ini daripada membuat engkau membuang waktu mencari seseorang yang sudah mempunyai semuanya itu. Pasanganmu akan akan berasal dari tulangmu dan dagingmu, dan engkau akan melihat dirimu sendiri di dalam dirinya dan kalian berdua akan menjadi satu.

Pernikahan adalah seperti sekolah, suatu pendidikan jangka panjang. Pernikahan adalah tempat dimana engkau dan pasanganmu akan saling menyesuaikan diri dan tidak hanya bertujuan untuk menyenangkan hati satu sama lain, tetapi untuk menjadikan kalian manusia yang lebih baik, dan membuat suatu kerjasama yang solid. Aku tidak memberikan pasangan yang sempurna karena engkau tidak sempurna. Aku memberikanmu seseorang yang dapat bertumbuh bersamamu.”
Ini untuk:

Yang baru saja menikah, yang sudah menikah, yang akan menikah, dan yang sedang mencari.

Rabu, 19 Maret 2014

Untukmu Pemilih Kebenaran

  • Bismillaahirrohmaanirrohiim

    ~Untukmu Pemilih Kebenaran~

    Aku adalah seorang mahasiswa smester 4 yang jauh-jauh merantau ke Pulau Jawa hanya untuk mencari warna warni ilmu dunia. Mahasiswa yg menghabiskan waktunya tuk kuliah, begadang mngerjakan laporan, syuro stiap hari, mengganjal sepertiga perutnya dgan mie instan, dll, hampir sma sperti mhasiswa pada umumnya. Aku jga pernah mrasakan ip maksiml, walaupun skrang berkutat dgn ip 2 komaan. Yah, namun apalah arti tulisan "IP" .

    Yang ingin ku bicarakan dsni ialah tntang sebuah kebenaran, yang lebih hebat dripada itu, bahkan lebih dari gunung, dan bintang-bintang. "Sesungguhnya Kami telah mengemukakan amanat kepada langit, bumi dan gunung-gunung, maka semuanya enggan untuk memikul amanat itu dan mereka khawatir akan mengkhianatinya, dan dipikullah amanat itu oleh manusia. Sesungguhnya manusia itu amat zalim dan amat bodoh (surah al-Ahzab, ayat 72)

    Makhluk bernama "m a n u s i a" memang aneh ya, sudah tau amanah itu berbahaya tpi masih saja meminta amanah-amanah dan jabatan. Namun, bagaimana kalau amanah itu tidak diminta? melainkan amanah itu memang hanya bisa dipikul oleh "dia"? Dia yang mempunyai kapasitas yang cukup dan sangat layak menjadi pemikul amanah berat ini? Yah kalian tau sendirikan, seorang pemimpin bukan dilahirkan dri daun pisang yang tertiup angin sepoi-sepoi, namun seorang pemimpin itu dilahirkan dari batu karang yang terhempas ombak dahsyat.

     Indonesia sekarang dihadapkan pada masalah besar, yah walaupun jauh jika dibandingkan dengan masalah ketika kiamat datang. Apa itu? apa lagi coba kalau bukan masalah memilih pemimpin yg PANTAS. Seorang pemimpin itu ibarat processor yang menjdi otak pda komputer, ibarat kulit yang melindungi organ serta bagian dalamnya, ibarat kilat yg lebih dhulu datang dripada guntur, dan ibarat pedang yang gagah menebas smua musuh yang nyata ada dihadapan. Namun bagaimana jika processor itu mudah eror? kulit itu mudah terserang penyakit? kilat itu telat datangnya? atau pedang itu mudah patah? ya tentu komputer itu lola, kulit gatal-gatal, guntur malah mendahului, dan pedang itu ga berguna lagi. Belum sempat mikirin rakyat, diri sendiri saja belum benar. Tapi bagaimana jika processor itu tanpa loading? kulit itu sehat? kilat itu disiplin datangnya? dan pedang itu kuat dan tajam? sudah dipastikan sistem akan lebih baik dan bahkan dibilang lancar. Baru kemaren aku membaca kisah salah satu kandidat calon pemimpin kita nanti yang luar biasa. Aku biasa saja ketika seseorang cp (calon pemimpin) banyak menuai janji-janji, aku biasa saja ketika mlihat cp membagikan sembako, aku biasa saja ketika cp pandai bicara dan menarik hati orang lain, aku biasa saja ketika cp itu berkeliling menelusuri desa dgan rekan2nya.

    Namun ini berbeda dengan itu semua, Beliau lebih dari itu, aku sangat tertarik dengan "beliau". Kalian tau Umar bin Khattab, khalifah ini adalah pemimpin yang setiap malam berkeliling untuk memastikan rakyatnya tidak ada yg sengsara, sahabat Rasul yg istirahatnya kbanyakan dimasjid. Aku menemukan hal yg serupa pada "beliau" ini walaupun tdk bsa dibandingkan dgan Umar yg merupakan sahabat Rasulullah. Beliau adalah orang yang sibuk, bahkan sangat sibuk namun apa coba istirahatnya? Beliau menggunakan waktu istirahat senggangnya dengan membaca Al-Quran, yang saat itu mungkin waktu yg paling tepat untuk mengistirahatkan tulang belakangnya spya dpat tegak kembali. Iniloh sudah ada pemimpin yang bukan sekedar memimpin tanpa dasar? Sudah ada loh jangan disia-siakan. Berfikir cerdas dan lakukan pilihan terbaik.

    Golput sudah ngga zaman.. mmilih krena bayaran n ancaman? emang dimana harga diri kalian Aku tau ketika aku menulis ini mgkin tdk aman bagiku, namun kebenaran harus tetap disampaikan.

    ~Pilihanmu merubah dunia~
    @FajarDwiMaulanaEftiah
    https://www.facebook.com/fajar.dwimaulanaeftiah 

    http://www.muharrikdakwah.com/2014/03/kisah-presiden-pks-anis-matta-yang.html

Selasa, 11 Maret 2014

Ku Merindui Dirimu


Entah apa yang sedang ku rasakan saat ini
Perasaan yang sangat memilukan hati
Perasaan yang sangat meresahkan hati
Perasaan yang sangat berbeda dari jutaan
anak manusia yang ku telah temui sebelumnya

Diri ini merasa sangat nyaman ketika berada di dekatnya
Merasa sejuk nan damai ketika melihat akhlak nya yang
berbalut dengan ketaqwaan dan kesederhanaan
Paras nya begitu indah bagiku
Mungkin tidak bagi sebagian orang
Namun yang lebih penting adalah bingkai akhlaqnya
yang begitu merantai jiwaku

Ah, sungguh perasaan ini sulit ku pendam
Resah ketika meninggalkannya
Bahkan tak ingin seorangpun menganggu dirinya
Andai saja ku bisa membelah diri, pasti akan selalu jaga dirimu

Khayal ku pun terlalu jauh untuk segera bersanding dengan dirinya
Ingin saja ku ungkapkan segera perasaan yang tidak biasa ini
Melengkapi kekurangan diri ini dengan kelebihan dirinya
Bahu membahu menegakan agama-Mu
Agar menjadi ikatan yang suci dan bernilai ibadah di sisi-Nya

Ya, Allah...
Sungguh hati ini terus ternodai ketika mengingat dirinya
Paras muka nya selalu menari-nari di kehidupanku
Aku sangat taku Ya Allah...

Takut karena akan menggugurkan semua amal yang telah ku lakukan
Takut karena ketidak ikhlasan mengerjakan sebuah pekerjaan

Saat ku berusaha menjauh darinya,
dengan begitu saja dirinya selalu hadir di hadapanku
Apalagi ketika ku mengingatnya sejenak,
Dirinya hadir pula di kehidupanku
Entah itu hanya sesaat berpapasan di jalan
atau dalam sebuah agenda di Kampus

Aku menyadari Ya Allah
Bahwa dirinya begitu sangat istimewa
Akhlaq yang terbingkai sejak lama membuahkan hasil yang luar biasa
Aku menyadari Ya Allah
Pantaskah diriku yang hina ini untuk bersanding dengan dirinya suatu saat nanti?
Aku menyadari Ya Allah
Amal ibadahku pasti kalah jauh dari dirimua
Bukan aku memujanya
Namun salah kah ku kagumi?
Seorang Wanita (Akhwat) yang luar biasa ini

Doa dan harapan selalu ku tujukan kepada-Mu
Dalam do'aku
Jika memang dia benar jodohku,
Maka dekatkanlah dan pertemukan kami suatu saat nanti
di waktu yang tepat
Jika memang dia benar jodohku,
Tenangkanlah hati ini yang resah ketika berada jauh darinya
Jika memang dia benar jodohku,
Maka jadikan ikatan suci nanti sebagai amal ibadah kepada-Mu
yang selalu mengharap Ridho-Mu

Namun, jika dia bukan jodohku
maka berikanlah dia pasangan yang lebih baik dari diriku
dan berikanlah aku pasangan yang lebih baik dari dirinya

Tak siapapun mengetahui apa yang ada di dalam hati ini
kecuali diriku dan Engkau Ya Allah..

Bingkailah hatiku dengan ketaqwaan
agar selalu terpaut cintaku hanya karena-Mu

---------------------------------------------------------------

Nantikan Ku di Batas Waktu
by : EdCoustic

Dikedalaman hatiku tersembunyi harapan yang suci
Tak perlu engkau menyangsikan
Lewat kesalihanmu yang terukir menghiasi dirimu
Tak perlu dengan kata-kata

Sungguh walau kukelu tuk mengungkapkan perasaanku
Namun penantianmu pada diriku jangan salahkan

Kalau memang kau pilihkan aku
Tunggu sampai aku datang nanti
Kubawa kau pergi kesyurga abadi

Kini belumlah saatnya aku membalas cintamu
Nantikanku dibatas waktu

Senin, 10 Maret 2014

Bisikan Nurani - Hanya Tuhan Yang Tahu

 

Bisikan Nurani

Lautan kematian ombak
Tenang pantai tiada terusik
Begitulah tasik hatiku
Sejak kehadiranmu

Betapa aku hargai
Anugerah syurga di dunia
Doa kudus aku panjatkan
Semoga dirahmati

Telahpun ku syukuri
Di dalam hidup ini
Cinta suci kurniaan Ilahi

Kejernihan wajahmu
Sempurna pada pandanganku
Kau kirana
Keturunan terpilih
Disanjung serta dihormati
Kau permata
Kesederhanaanmu
Mengecap kekayaan dunia
Kau mestika
Ketaqwaan dirimu
Itu yang merantai jiwaku

Bukan aku memuji
Apalagi memuja
Salahkahku kagumi… perhiasan duniawi

Bisikan nuraniku
Engkaulah pilihanku
Akanku pertahankan
Amanah suci ini

Lirik Nasyid : Bisikan Nurani (In-Team Nasyid) 

----------------------------------------------------------------------------------

Hanya Tuhan Yang Tahu

Album : You And I See
Munsyid : Unic
http://liriknasyid.com


Ku pendamkan perasaan ini
Ku rahsiakan rasa hati ini
Melindungkan kasih yang berputik
Tersembunyi di dasar hati

Ku pohonkan petunjuk Ilahi
Hadirkanlah insan yang sejati
Menemani kesepian ini
Mendamaikan sekeping hati

Oh Tuhanku
Berikanlah ketenangan abadi
Untukku menghadapi
Resahnya hati ini mendambakan kasih
Insan yang ku sayang

Di hati ini
Hanya Tuhan yang tahu
Di hati ini
Aku rindu padamu
Tulus sanubari
Menantikan hadirmu
Hanyalah kau gadis pilihanku

Kerana batasan adat dan syariat
Menguji kekuatan keteguhan iman
insan yang berkasih





Lirik Nasyid : Hanya Tuhan yang Tahu (UNIC)


Cara Menjaga Hafalan Al Qur'an: Teori Beternak Onta

Bismillahirrahmanirrahim...

Banyak yang bertanya, "Bagaimana sih caranya menjaga hafalan Al Qur'an? kok yang sudah dihafal sering lupa ya?"

Sahabat yang budiman, sebenarnya teori menjaga hafalan Al Qur'an itu sederhana saja, yaitu dengan sering diulang-ulang (murajaah). Kenapa lupa? yaa...karena jarang diulang. Coba kalo sering diulang, pasti tetap terjaga. Yang sering lupa, pasti jarang/tidak murajaah? Betul apa betul? *evaluasi diri masing2 :D

Ya, cukup diulang-ulang aja. Insya Allah hafalan jadi lancar. Jadi inget tausyiah dari seorang Ustadz, "Menghafal Qur'an itu tidak perlu cerdas, yang penting rajin dan istiqomah". Justru dengan menghafal Al Qur'an orang bisa jadi cerdas.

Tapi untuk yang memiliki hafalan Qur'an yang cukup banyak, perlu 'manajemen pengulangan' tersendiri untuk menjaga hafalannya. Saya namakan manajemen ini dengan "Teori Beternak Onta".

Sahabat, tidak berlebihan jika aktivitas menghafal Qur'an itu dianalogikan seperti beternak onta. Soalnya Rasulullah saw pernah bersabda,

“Jagalah Al-Qur’an, demi Yang jiwaku berada di tangan-Nya, Al-Qur’an itu lebih cepat lepas dari pada seekor onta dari ikatannya” (H.R. Bukhari)

Teori ini pun terinspirasi dari hadits di atas... :)



Jadi begini, orang yang menghafal Qur'an itu seperti orang yang beternak onta...
Orang yang sedang berburu onta seperti orang yang sedang ngapalin Al Qur'an,
Orang yang sudah nangkep onta seperti orang yang sudah hafal,
sedangkan orang yang sedang memelihara onta itu seperti orang yang menjaga hafalannya.

Masalahnya, tidak semua onta jinak (iya gak sih? saya bukan tukang onta soalnya, kalau salah mohon maaf ya...:p). Tapi kita asumsiin aja: Unta itu ada 3 jenis: liar, ada yang setengah liar, ada yang jinak. Begitupun hafalan, ada yang lemah, agak kuat, dan sangat kuat (ngelotok, kalo istilah orang Betawi)

Sekarang kita analogiin lagi,
hafalan yang lemah itu seperti onta liar, yang maunya kabur terus... (kabur dari ingatan)
hafalan yang agak kuat itu seperti onta setengah liar, kadang mau kabur, kadang engga.
hafalan yang kuat itu ibarat onta jinak, yg justru lebih suka sama pemeliharanya.

Hafalan lemah itu biasanya berupa hafalan-hafalan yang baru saja dihafal, seminggu yang lalu, misalnya. Hafalan yang baru dihafal ini rentan lupa. Semakin baru hafalan, semakin mudah lupa, biasanya.

Nah...strateginya, sebagaimana dalam beternak onta, seharusnya kita lebih fokus dalam mengurus 'Onta-onta liar'. Karena onta liar lebih mungkin untuk kabur dibanding yang jinak. Begitupun dalam menjaga hafalan, rumusnya adalah..."Utamakan hafalan-hafalan yang masih lemah". Aplikasinya..., "Hafalan yang lemah harus lebih banyak diulang daripada halafan yang kuat".

Soalnya, banyak penghafal Qur'an yang sukanya murajaah hafalan2nya yang sudah kuat saja, sedangkan hafalannya yang lemah jarang diulang2. Akhirnya...yang hafalannya yang kuat tambah kuat, yang lemah tambah lemah.

Walaupun demikian, bukan berarti hafalan yang sudah kuat tidak diurus. Harus diulang-ulang juga. seperti onta yang sudah jinak, dia juga tetap perlu diberi perhatian, walaupun tidak seintensif onta yang bermasalah (liar).

Idealnya, untuk onta liar, harus diurus minimal setiap 3 hari sekali. Setiap 3 hari, hafalan lemah harus diulang minimal sekali. Kalo misalnya hafalannya 3 surat dan masih lemah semua, maka murajaahnya sehari 1 surat.

Untuk onta setengah liar, harus diurus minimal setiap seminggu sekali. Setiap seminggu, hafalan agak kuat harus diulang minimal sekali. Misalnya, kalo hafalannya yang agak kuat ada 7 surat, maka murajaahnya sehari 1 surat.

Sedangkan untuk onta jinak (hafalan ngelotok), boleh ditinggal agak lama. Tapi jangan kelamaan, minimal dalam sebulan keulang minimal sekali.

Sebagai contoh, misalnya ada orang punya hafalan Al Qur'an 40 surat. 30 surat diantaranya hafalan kuat, 7 hafalan agak kuat, dan 3 lemah. Maka murajaahnya hariannya: 1 surat hafalan kuat, 1 surat hafalan agak kuat, dan 1 surat hafalan lemah. Dengan cara ini, hafalan kuat akan terulang sekali sebulan, hafalan agak kuat seminggu sekali, dan hafalan lemah 3 hari sekali.

Nah... kemudian, biarkan onta-onta itu tumbuh sehat, supaya bisa beranak-pinak, bisa diambil susunya, bisa dipakai sebagai kendaraan, dan diambil dagingnya buat makanan (kalo laper… :D). Maksudnya, rawatlah hafalan kita, insya Allah hafalan kita akan bertambah banyak dan memberikan manfaatnya buat kita juga, insya Allah...

Itu dulu ya. Semoga teori ini bisa diterjemahkan secara lebih teknis oleh kawan2 sendiri, sesuai dengan jumlah hafalannya masing2 :)


Wallahu ta’ala a’lam

Khalifah Muhammad Ali
kangkhalifah@yahoo.co.id

Thifan Po Khan Tsufuk dan Putri Gading #2






PUTRI GADING = Thifan Po Khan Tsufuk Khusus Wanita

Mengapa dibedakan antara lelaki dan wanita?
Karena postur tubuh laki-laki dan wanita itu berbeda. Di Tsufuk, khusus untuk wanita (akhwat), memiliki nama Putri Gading. Gerakan dan Jurusnya menyesuaikan dengan postur tubuh wanita. Jika jurus Laki-Laki Tsufuk diterapkan pada wanita, akan kebayangkan nantinya wanita berotot dan kekar? Itulah alasan mengapa dibedakan. Dan juga dipisah. Bagi wanita juga memakai seragam yang menutup Aurat.

DAFTAR TEMPAT LATIHAN / LANAH PUTERI GADING (AKHWAT/ PUTRI THIFAN)

12 Agustus 2010 pukul 11:43
BANDUNG
  • Masjid Al Fitrah PT Pindad
  • Kampus Univeritas Pendidikan Indonesia ( UPI)
  • Kampus Universitas Padjadjaran (UNPAD)  Jatinangor
BEKASI
  • TKIT Cahaya Hati
DEPOK
  • Masjid Darussalam Griya Tugu Asri (GTA)
  • Kampus Universitas Indonesia (UI)
JAKARTA
  • Kampus Institut Sains dan Teknologi Nasional (ISTN)
  • Kampus Universitas Negeri Jakarta  (UNJ)
BOGOR
  • Kampus IPB
SAMARINDA
  • Kampus Universitas Mulawarman
  • SMPIT Cordova



Thifan Po Khan Tsufuk - Kung Fu Muslim



Thifan merupakan bela diri yang dikembangkan para dai dari perkampungan muslim china utara.
Telah ditinggalkan segala hal yang bertentangan dengan syar'i dan telah dipergunakan untuk berdakwah sekian lama

Hadirnya generasi muslim sudah menjadi dambaan dan kebutuhan bagi kemashlahatan kaum muslimin saat ini. Pembinaan pribadi-pribadi muslim yang terpadu menjadi kunci untuk membentuk generasi tersebut sehingga mereka mampu menjawab berbagai tantangan zaman. Konsep pembinaan yang terpadu tersebut harus mencakup semua sisi, baik dari sisi akal, ruh, maupun jasad. Keseimbangan ketiga sisi merupakan hal yang mutlak. Kekurangan atau ketimpangan dari salah satu sisi tersebut akan mempengaruhi sisi yang lain dan berpotensi menjadi kendala.


Sebagaimana dua sisi yang lain, Islam menaruh perhatian pada pembinaan jasad.

Di dalam Al-Quran Allah SWT berfirman:
Dan siapkanlah bagi mereka apa yang kamu sanggupi dari kekuatan(Q.S. Al-Anfal:60)

Dalam sejarah, Rasulullah SAW dan para shahabatnya mencontohkan bagaimana mereka melakukan pembinaan jasadiyah. Mereka terbiasa melakukan aktifitas berkuda, memanah, berlatih pedang, bergulat, dsb.

Dalam sebuah hadits Rasulullah SAW bersabda:
Mukmin yang kuat lebih baik dan lebih dicintai oleh Allah SWT dari mukmin yang lemah

Selain memiliki akhlaq yang mulia, ibadah yang tekun dan kecerdasan, Rasulullah dan para shahabatnya adalah orang-orang yang memiliki keterampilan fisik yang luar biasa. Seorang jago gulat di Mekkah pernah menantang Rasulullah dan mengatakan bahwa tidak pernah ia bergulat selelah itu saat bergulat dengan Rasulullah. Umar bin Khattab pernah bergulat dengan beberapa orang dari pagi sampai sore, sedangkan Saad bin Abi Waqas mahir memanah dan Ali bin Abi Thalib merupakan sahabat yang mahir memainkan pedang.
Dan siapkanlah untuk menghadapi mereka kekuatan apa saja yang kamu sanggupi dan dari kuda kuda yang ditambat untuk berperang (yang dengan persiapan itu) kamu menggentarkan musuh Allah, musuhmu dan orang-orang selain mereka yang kamu tidak mengetahuinya; sedang Allah mengetahuinya. Apa saja yang kamu nafkahkan pada jalan Allah niscaya akan dibalas dengan cukup kepadamu dan kamu tidak akan dianiaya (dirugikan) (QS al an faal : 60)


Sejarah Thifan Po Khan 

Kita ketahui bahwa hampir setiap jenis beladiri mempunyai cerita atau riwayat masing-masing, hanya saja munculnya riwayat tersebut terkadang sangat sulit untuk dibuktikan secara ilmiah.

Hal ini terjadi di antaranya karena riwayat ataupun sejarah munculnya beladiri, mungkin tidak menjadi perhatian khusus bagi para ahli sejarah manapun untuk diungkap secara tertulis, atau mungkin baru dirintis pada awal abad modern sekarang ini, itupun masih sangat terbatas sekali.

Kalaupun hendak diadakan penelitian yang sesuai dengan metode ilmiah, yang berkaitan dengan penelusuran sejarah munculnya suatu beladiri, maka akan menemukan berbagai kesulitan untuk mendapatkan bukti-bukti dan kesaksian-kesaksian tentang kejadian masa dahulu dan kini.
Pada umumnya, para pelaku ataupun para pendiri aliran beladiri tersebut tidak menuliskannya dengan jelas, kapan didirikannya (tanggal, hari, bulan dan tahun), di mana tempatnya (asal negara, propinsi dan suku bangsanya) dan pada masa apa atau siapa (kerajaan/ dinasti/pemerintahan) ? ataupun bukti-bukti nyata lainnya berupa benda-benda bersejarah kalau orang-orang beladiri tersebut pernah menciptakan senjata-senjata khusus yang dipakai dalam ilmu beladiri, dan berbagai hal lainnya yang diperlukan untuk sebuah penelitian. Kalaupun ada, bukti-bukti itu umumnya tidak lengkap.

Hal ini dapat dimaklumi penulis, karena dalam dunia beladiri ada hal-hal yang bisa diketahui oleh umum, tetapi ada pula yang ‘rahasia’, yang hanya diketahui oleh para pelaku/pendiri dan murid-murid utamanya, ada yang terkitabkan dan ada pula yang tidak, dan ini pun bertingkat-tingkat, persis seperti yang digambarkan dalam bentuk film-film, buku-buku cerita ataupun komik-komik, bagaimana kisah-kisah para pendekar dahulu ataupun sekarang, sangatlah ketat dalam menerima murid yang hendak belajar, karena memang para pendiri itu merasakan betapa susahnya ketika mendapatkan ilmu beladiri tersebut.

Rahasia yang dimaksud di sini adalah teknik-teknik andalan dalam berjurus ataupun ilmu-ilmu dalam/batin yang dimiliki beladiri tersebut memang harus disembunyikan. Hal ini bisa dimaklumi karena sesuai dengan filosofi ilmu beladiri bahwa ilmu beladiri itu diciptakan untuk membeladiri dari serangan/gangguan lawan artinya diusahakan tidaklah sedikitpun lawan itu bisa mengetahui ‘rahasia’, sebab jika lawan sudah mengetahui ‘rahasia’ ilmu beladiri tersebut, maka namanya tidak lagi beladiri tetapi berubah menjadi ‘menyerahkan diri’.

Uraian ini sengaja penulis ungkapkan karena sesuai dengan apa yang dialami penulis ketika hendak menuliskan riwayat/sejarah munculnya beladiri Shurulkhan Nie Thifan Po Khan. Tetapi tidak juga berarti penulis hendak berlaku seperti seorang peneliti sejarah, karena banyak sekali instrumen yang tidak dimiliki oleh penulis, di antaranya adalah literatur-literatur yang sangat minim.

Walaupun demikian tidaklah menjadikan pesimis bagi penulis, karena ada hal-hal tertentu yang pasti bisa disimak oleh siapa pun khususnya bagi para pecinta beladiri, yaitu adanya teknik-teknik/gerakan-gerakan yang khas yang ada pada berbagai jenis beladiri tersebut, dan hal ini secara nyata bisa kita saksikan dalam berbagai perguruan-perguruan beladiri yang ada di sekitar kita, terlepas dari asli atau tidaknya beladiri tersebut.

Karena kekhasan itulah yang juga bisa membedakan antara beladiri yang satu dengan yang lainnya. Hal ini adalah sebagai bukti awal bagi penulis bahwa ilmu beladiri tersebut memang pernah eksis atau ada.

A. Awal Perkembangan Thifan Po Khan

Thifan adalah nama suatu daerah di Negeri Turkistan Timur, daerah jajahan China yang kemudian diganti namanya menjadi Sin Kiang, yang artinya Negeri Baru (Lihat Turkistan: Negeri Islam Yang Hilang, DR. Najib Kailany). Namun kalau kita simak dalam peta dunia, yang akan kita temukan adalah nama Turfan, daerah otonomi yang termasuk dalam wilayah China Utara.

Turkistan Barat dijajah oleh Rusia yang memasukkannya ke dalam wilayah Uni Sovyet. Sebelum Islam datang ke daerah ini, beberapa suku asli seperti Tayli, Kimak, Doghan, Oirat, Kitan, Mongol, Naiman, dan Kati telah memiliki sejenis ilmu beladiri purba berbentuk gumulan, sepak tinju dan permainan senjata yang dinamakan "kagrul", yang dipadukan dengan pengaturan napas Kampa.

Dakwah Islam mulai disebarkan di Turkistan kira-kira pada dua abad setelah hijriah, sebagaimana tertulis dalam Kitab Zhodam :
"Maka tatkala sampailah dua abad lepas hijrah orang-orang sempadan tanah China arah utara itu masuk Islam. Lalu ilmu pembelaan diri masa mereka memeluk Budha itu dibawanya pula dalam alam Islam, tetapi ditinggalkannya segala upacara yang bersangkut paut dengan kebudhaannya seumpama segala penyembahan, cara bersalam dengan mengatupkan kedua belah tangan, lambang-lambang, dan segala istilah."
(ZHODAM, Telif Syiharani, halaman 9).

Menurut M. Rafiq Khan dalam bukunya "Islam di Tiongkok", mengatakan sebagai berikut :
“Orang Muslim pertama yang datang di Tiongkok ialah dalam zaman pemerintahan Tai Tsung, kaisar kedua dari dinasti Tang (627-650 Masehi). Jumlah mereka ada empat orang, seorang berkedudukan di Kanton, yang kedua di kota Yang Chow, yang ketiga dan yang keempat berdiam di kota Chuang Chow. Orang yang mula-mula mengajarkan Islam ialah Saad bin Abi Waqqas, yang meletakkan batu-batu pertama mesjid Kanton yang terkenal sekarang sebagai Wai-Shin-Zi, yaitu Mesjid untuk kenang-kenangan kepada Nabi”

Dituliskannya pula bahwa selama Pemerintahan Tai Chong (Kaisar ke-2 dari Dinasti Tsung tahun 960-1279 Masehi) Tiongkok diserbu oleh penguasa Muslim dari Kashgharia, yaitu Baghra Khan beserta pasukannya, lalu menduduki Sin Kiang (Simak : Islam di Tiongkok; M. Rafiq Khan dan Sejarah Da’wah Islam; Thomas W. Arnold).

Hal ini disepakati oleh seorang China ahli sejarah terkenal yang bernama Prof. Chin Yuan menyatakan bahwa orang-orang Islam mengirimkan utusan-utusan mereka ke Tiongkok dalam tahun 651, utusan-utusan itu bertemu dengan Kaisar Tiongkok di Changan (Sianfu), ibukota Tiongkok pada waktu itu. Pada tahun 713 M. perbatasan barat Tiongkok dikuasai oleh seorang jenderal Arab yang terkenal bernama Qutaiba bin Muslim, pada waktu itu ia telah menaklukkan daerah yang luas di Asia Tengah dan namanya sangat ditakuti.

Dari uraian di atas dapat dilihat bagaimana hubungan atau interaksi antara dakwah Islam dengan tumbuhnya berbagai macam beladiri di kawasan Tiongkok, sehingga terjadi pula Islamisasi beladiri. Sesuai dengan bahasa Urwun yang merupakan bahasa asalnya, Thifan Po khan berarti "Kepalan Tangan Bangsawan Thifan". Beladiri ini mempunyai riwayat tersendiri yang khas sebagaimana diceritakan dalam kitab yang bernama Zhodam.

B. Bagan Asal-Usul Thifan Po Khan

A. Ilmu pembelaan diri purba (Kagrul) bercampur kumfu China Purba   
B. Kumfu China Purba, Kampahana, Tomosozhu, Yoga, Dahtayana (Shorim Shaolin)   
C. Ilmu Gulat Mogul, Tatar, Saldzyuk, Silat Kitan, Tayli.      
D. Shurul Khan
1. Naimanka (suku)
2. Kraitdsyu (suku)
3. Suyi (orang)
4. Syirugrul (orang)
5. Namsuit (orang)
6. Bahroiy (orang)
7. Tae Fatan (suku)
8. Orluq (rajawali)
9. Payuq (orang)   
   
Kemudian digubah, ditambah ditempa, dicampur, lalu dipilih, diteliti, dikaji, maka muncul cikal bakal THIFAN   
      
Bagan di atas dapat diuraikan lagi secara lebih terinci. Pada awalnya ada sejenis cara pembelaan diri purba berbentuk gumulan, sepak tinju dan permainan senjata yang disebut Kagrul, bercampur Kumfu China Purba. Dulu, adalah seorang pendeta Budha bernama Ponitorm/Tamo Sozhu/Tatmo/Darma Taishi yang berasal dari Hindustan. Dia mengembara ke China untuk menyebarkan ajarannya.

Dalam pengembaraannya sampailah ia ke kawasan Liang yang diperintah oleh Raja Wu, karena terkena fitnah ia melarikan diri dan sampai di Bukit Kao, di sana ia merenung selama 9 tahun. Menyadari murid-muridnya sering mendapat gangguan, baik dari binatang buas, manusia, atau penyakit yang mengakibatkan kurang lancarnya misi penyebaran agama Budha, maka ia pun menyusun suatu rangkaian gerak pembelaan diri seperti tersebut di atas.
Campuran Kumfu China Purba dengan Kampahana Tinju Hindustan yang diatur dengan jalan pernapasan Yoga Dahtayana membentuk Shourim Kumfu/Shaolin Kungfu di wihara-wihara. 
Pengkajian beladiri ini disusun dalam Kitab I Zen Zang serta ilmu batinnya dalam Kitab Hzen Souzen. Sampai di sini ada kesamaan sejarah dengan beladiri lain seperti Shorinji Kempo, Karate, dan lain-lain, yang masih satu sumber.

Aliran Shourim terus berkembang ke arah utara China dan memasuki daerah orang Lama (Tibet) dan orang Wigu (Turki). Di sana aliran Shourim ini pun pecah menjadi berpuluh-puluh cabang. Setiap cabang pun berkembang dan terpengaruh alam tempat pertumbuhan aliran tersebut. Pecahnya aliran ini disebabkan Dinasti yang berkuasa tidak menyukai orang Shourim.

Tersebutlah seorang bangsawan bernama Je'nan dari Suku Tayli yang pandai ilmu Syara dan terkenal sebagai ahund (ustadz atau guru) muda. Je'nan menghimpun ilmu-ilmu beladiri itu dan ia pun berguru pada pendekar Namsuit serta orang-orang Wigu. Bersama para pendekar Muslim lain yang memiliki keahlian ilmu Gulat Mogul, Tatar, Saldsyuk, Silat Kitan, Tayli, mereka pun membentuk sebuah aliran bernama Shurul Khan.

Dari Shurul Khan inilah terbentuk sembilan aliran seperti yang tersebut di atas. Aliran-aliran ini kemudian digubah, ditambah, ditempa, dialurkan, lalu dipilah, diteliti dan dikaji sebagai cikal bakal munculnya Thifan. Pada masa itu pengaruh Islam sudah masuk ke dalam beladiri ini.

C. Jurus dan Gerakan Thifan Po Khan

1. Jurus-jurus persiapan : diambil dari sepak tinju suku Wigu.
2. Tingkat Dasar : diambil dari gerakan campuran berbagai gerakan binatang dari cerita Pendekar Namsuit.
3. Jurus-jurus Turaiyt : diambil dari ilmu perkelahian Pendekar Mogul, Nana Fun.
4. Jurus-jurus Bergulat : diambil dari gerakan orang Turki, Tatar, Monsyu, Saldsyuk dan Kay suku Pantai.
5. Langkah (Tusyug) : diambil dari gerakan sebelas suku di daerah Thifan yaitu suku-suku selatan di China.
6. Khimo : diambil dari siasat suku Kitan, Tayli, Shourim, dan binatang.
7. Jurus-jurus Konlut : diambil dari gerakan unggas berkelahi, bertahan, dan lain-lain.
8. Fuen Lion : diambil dari gerakan berbagai jenis binatang cengkrik, ular, kelelawar, dan lain-lain.
9. Tawgi Kotlu : diambil dari gerakan binatang, pembelaan diri Tatar, Saldsyuk, China dan berbagai jenis Kungfu Purba Tezi dan Szanding.
10. Badur : diambil dari Aliran Tayakan Suku Mutang, Binatang Laut, Bentuk Bunga, Lilin, Selendang dari Tayli, Gerakan Suku Kitan, Mongol, Doghan dan China.

Seluruh gerakan itu diubah untuk melengkapi Shurul Khan. Selain ilmu tersebut di atas, dalam materi pelajaran beladiri ini juga diajarkan ilmu Awasin Al Kay dari Arab, tusuk jarum dari China, tusuk saraf dari Persia, dan lain-lain, juga permainan senjata seperti Toya, Shourim, Kungfu purba, permainan pedang Kurdi, permainan panah Mongol, permainan senjata Keway dari Anak Suku Wigu, serta ilmu Senzho yang merupakan gubahan berbagai suku. Karena itu Shurul Khan Thifan Po Khan termasuk aliran yang lengkap, karena segala aliran ada di dalamnya.

Inti materi latihan Thifan Po Khan dibagi menjadi enam bagian, yaitu :

1. Sentai (Senam)

Senam merupakan latihan dasar yang penting, karena mendukung jurus-jurus lain yang diajarkan kemudian. Senam tersebut meliputi : senam kepala (leher), bahu, tangan, jari, perut, pinggang, dan kaki. Ketujuh komponen tubuh inilah yang mendukung seseorang dalam melakukan gerakan serangan maupun bertahan.

2. Tawe (jurus)

Jurus dibagi menjadi :
a. Teknik Jurus : Tangan kosong (teknik kepalan dan tangan terbuka yang terkumpul dalam 2028 jurus), serta permainan senjata (sekitar 20 jenis yang terkumpul dalam 5028 jurus)
b. Teknik penggunaan jurus. Semua anggota badan bisa dijadikan senjata seperti kepala, sikut, tangan, lutut, telapak kaki, dan sebagainya. Tangkisan bisa dilakukan dengan tangan dan kaki, sedangkan teknik serangan dibagi menjadi 5 macam :
1) menyerang dengan teknik merapat
2) memanfaatkan tenaga lawan
3) mengimbangi tenaga lawan
4) menggunakan jarak/jangkauan
5) menggunakan teknik bertubi-tubi
3. Tusyug (langkah)

Langkah kira-kira ada 164 macam cara melangkah yang intinya ada 5 cara, yaitu :
a. geser
b. patah
c. lompat
d. putar
e. pilin
4. Sikla (pasangan)
5. Khimo (tipuan)
Khimo dibagi menjadi 5 jenis
a. khimo langkah
b. sikla khimo
c. khimo yang berbentuk jurus
d. khimo tangkisan
e. khimo senjata
6. Teknik pernapasan binatang buas

Ada 12 tingkat jenjang latihan yang berlaku di Thifan Po Khan. Setiap tingkat memakan waktu sekitar satu tahun. Namun ada juga program khusus, tergantung pada kemajuan murid. Pada program ini waktu bisa lebih dipersingkat.

D. Ciri Khas Thifan Po Khan

Salah satu ciri khas beladiri Thifan adalah teknik pembelaan diri yang selalu membiarkan lawan terlebih dahulu menyerang. Dengan demikian gerakan lawan dapat diamati, apakah mematikan atau tidak, kemudian teknik yang digunakan lawan tersebut digunakan untuk balik menyerangnya.

Untuk mencapai tahap kemampuan seperti tersebut di atas, ada dua hal pokok yang harus dimiliki :

1. Ketenangan
Ketenangan dapat dicapai jika dua unsur pokok dalam diri manusia dapat dipadukan dengan selaras, yaitu Unsur Jasadiyah yang terlatih dengan baik dan Unsur Ruhiyah yang terbina dalam pemahaman aqidah yang shahih.

2. Kelincahan.
Kelincahan didapat dengan melatih teknik-teknik yang ada dalam jurus-jurus Thifan secara tertib, disiplin dengan target sesuai dengan jenjang tingkatnya.
Kaidah-kaidah yang terdapat dalam Kitab Thifan Po Khan harus dilaksanakan sebagaimana adanya. Artinya, tidak boleh menambah-nambah tanpa ilmu yang jelas karena dalam beladiri kita bergerak menggunakan sistem otot, saraf, dan lain-lain.
Jadi apabila salah bergerak, bukannya sehat yang didapat tetapi sebaliknya, akan mengakibatkan sakit. Sebagai contoh, penyakit hernia dapat diakibatkan oleh latihan pernapasan yang salah.

E. Tradisi Lanah-lanah Thifan Po Khan

Tradisi yang diajarkan di lanah-lanah atau lembaga pesantren dengan doktrin Thifan Po Khan, di antaranya adalah :
1. Tidak menyekutukan Allah, tidak percaya pada takhayul, khurafat, dan tidak berbuat bid'ah dalam syara.

2. Berusaha amar ma'ruf nahi munkar (mengajak berbuat kebajikan dan melarang berbuat kemungkaran).

3. Bertindak teliti dan tekun mencari ilmu.

4. Tidak menganut asas ashobiyah (kesukuan, atau kelompok).

5. Tidak menggunakan lambang-lambang, upacara-upacara, dan penghormatan-penghormatan yang menyalahi syara.

Adanya doktrin ini disebabkan karena pada hampir semua beladiri terdapat paham agama/isme tertentu yang muncul dari adat/kepercayaan. Beladiri ini adalah beladiri khas muslim yang diwakafkan untuk umat Islam yang mengikuti Al-Qur’an dan As-Sunnah.

F. Perkembangan di Indonesia

Pada masa Sultan Malik Muzafar Syah dari Kerajaan Lamuri yang hidup sekitar abad ke-16 didatangkan pelatih-pelatih dari Turki Timur yang kemudian disebarkan ke kalangan para bangsawan di Sumatera (dapat dilihat dalam Kisah Raja-raja Lamuri/Raja Pasai).

Pada abad ke-18 Tuanku Rao dan kawan-kawan mengembangkan ilmu ini ke daerah-daerah Tapanuli Selatan dan Minang, hingga tersebar ke Sumatera bagian Timur dan Riau yang berpusat di Batang Uyun/Merbau. Kemudian, sekitar tahun 1900-an ilmu ini dibawa oleh Tuanku Haji (Hang) Uding yang menyebarkannya ke daerah Betawi dan sekitarnya.

Beladiri khas ini pun disebarkan oleh orang-orang Tartar ke pulau Jawa sambil berdagang kain. Sedangkan di luar pulau Jawa lainnya ilmu beladiri ini disebarkan oleh pendekar-pendekar lainnya sampai ke Malaysia dan Thailand Selatan (Patani).

Masuknya Thifan ke pulau Jawa ada yang langsung dan tidak langsung. Khususnya di Jawa Barat, Thifan Po Khan dikembangkan/diteruskan oleh aliran Tsufuk atas bimbingan Ustadz A.D. El Marzdedeq.

Perlu diketahui, bahwa aliran Tsufuk ini muncul ketika masuknya Thifan Po Khan ke Indonesia dengan sistem pengajaran dalam bentuk yang tidak baku, disebabkan penyebarannya masih terbatas.

Karena besarnya animo kaum muslimin untuk mempelajari beladiri Thifan Po Khan, maka aliran Tsufuk membentuk sistem pengajaran yang baku tanpa meninggalkan kaidah-kaidah Thifan Po Khan yang benar.

Demikianlah sedikit uraian singkat tentang beladiri Shurul Khan Nie Thifan Po Khan, penulis merasa uraian ini masih banyak kekurangannya, walaupun demikian ada hal lain yang lebih pokok adalah bahwa tulisan ini merupakan informasi tambahan wawasan bagi kaum muslimin di seluruh penjuru tanah air.
 

Golput? Gimana Indonesia Mau Maju Bro Sis...?

Berikut ini adalah Video tentang #AntiGolput karya LDK Al-Hurriyyah IPB
Chek it Out...
Golput? Gimana Indonesia Mau Maju Bro Sis...? 


Memulai Media Kebenaran - Kezaliman Media Massa Terhadap Umat Islam (Fadhilah Zein)

KIBLAT.NET, Jakarta – Berada dalam posisi nyaman, punya jabatan tinggi, bergaji hampir puluhan juta, biasanya membuat seseorang tidak lagi memikirkan idealisme. Kebanyakan orang justru akan mempertahankan posisinya seperti itu, apalagi di tengah arus materialisme yang terus melanda umat manusia.
Namun, seperti dilaporkan islampos.com, berbeda dengan sosok pria satu ini, yang rela melepaskan itu semua demi sebuah idealisme yang berasal dari pemahamanannya tentang Islam. Sosok tersebut adalah Mohamad Fadhilah Zein, sosok manusia yang telah malang melintang dalam dunia jurnalisme dan terakhir posisinya pernah sebagai news producer untuk salah satu televisi nasional ternama yang ada di Indonesia.
Bagi Fadhil – panggilan akrab beliau – pemberitaan media massa tentang umat Islam sangat tendensius dan tidak berimbang. Media massa di Indonesia, sengaja atau tidak tidak, telah bertindak zalim terhadap umat terbesar di Republik ini. Dan inilah salah satu alasan utama dirinya lebih memilih untuk mundur dari posisi nyamannya sebagai salah satu ‘petinggi’ di media. Mungkin sebagian orang akan menganggap dirinya bodoh keluar dari pekerjaannya, namun bagi Fadhil keberpihakan terhadap umat dan idealisme lebih utama daripada jabatan dan harta yang berlimpah.
Pasca mundur sebagai new producer salah satu televisi swasta, Fadhil yang telah lama merasa terjadi pertentangan batin di dalam dirinya sewaktu melihat kezaliman media terhadap pemberitaan umat Islam termasuk televisi tempat dia dulu bekerja, mulai mengumpulkan fakta-fakta dan bukti kezaliman yang dilakukan media terhadap umat Islam. Dan akhirnya untuk melampiaskan gejolak di dalam hatinya serta sebagai upaya mengedukasi masyarakat tentang tidak adilnya media terhadap umat Islam, Fadhil memilih membuat sebuah buku berjudul “Kezaliman Media Massa Terhadap Umat Islam.”
Dalam bukunya setebal hampir 200 halaman tersebut, Fadhil memaparkan secara gamblang banyak kasus tentang bagaimana media massa mainstream (baca: sekuler) ketika memberitakan segala sesuatu yang terkait umat Islam. Hampir semua pemberitaan media massa arus utama tersebut selalu menyudutkan umat Islam. Sebagai contoh pemberitaan kasus terorisme, FPI, penyegelan gereja Yasmin dan lain sebagainya.
Tentu saja harus ada upaya dari umat Islam untuk mengcounter semua pemberitaan yang cenderung banyak salahnya itu. Menurut Fadhil harus ada revolusi media. Dan revolusi media tidak akan pernah terjadi di media arus utama yang lebih sibuk dengan popularitas, rating dan uang. Dan revolusi media itu, menurutnya ada di tangan jurnalis muslim dan media massa Islam. Karena menurutnya media dan jurnalis Muslim lah yang seharusnya menjadi pembela Islam dan umat Islam yang bekerja penuh dedikasi dan keikhlasan meski dihadapkan pada banyak keterbatasan. (qathrunnada/kiblat.net)

Overfishing Melanda Kelautan Indonesia

Artikel ini saya tulis ketika diberikan tugas oleh Dosen Pengantar Ilmu Perikanan dan Kelautan. Saat itu saya baru menduduki bangku kuliah di semester 4 di minggu ke 2. Berikut pembahasan seputar isu terpopuler mengenai perikanan dan kelutan.
Penangkapan ikan di lautan yang berlebihan atau yang sering kita kenal dengan nama overfishing telah membawa petaka besar bagi perikanan dan kelautan di Indonesia. Menurut para relawan dari Greenpeace mengatakan bahwa, Penyebab utama Penangkapan Ikan Berlebih (overfishing) adalah meningkatnya jumlah armada dan kapasitas penangkapan namun tidak diikuti dengan upaya yang optimal untuk melakukan pengendalian dan penentuan jumlah armada, kapasitas, metoda, alat, wilayah, waktu, jenis ikan dan kuota tangkap”. Pauly, et al., 2002, mengatakan bahwa “Kegiatan perikanan (baca: penangkapan ikan) sebenaranya adalah merupakan suatu kegiatan pengejaran atau perburuan hewan air, seperti perburuan hewan-hewan darat lainnya seperti rusa, kelinci atau hewan-hewan lainnnya di hutan.”
Oleh karena itu, kondisi ovefishing sangat terkait dan dipicu oleh apa yang lazim kita kenal dengan sebutan IUU (illegal, unreported & unregulated) fishing, dimana armada tangkap suatu negara melakukan pencurian atau penjarahan ikan di wilayah suatu negara lainnya tanpa izin, sebuah armada melakukan penangkapan ikan dengan cara, alat dan bahan yang merusak dan tidak mematuhi ketentuan peraturan yang telah ditetapkan oleh peraturan perundangan, serta tiadanya pelaporan hasil tangkapan dengan benar dan transparan oleh suatu armada tangkap kepada otoritas terkait. Akibat kegiatan yang berlebihan ini, kondisi perikanan dan kelautan di dunia mengalami kondisi yang kritis. Bahkan tidak menutup kemungkinan akan mengalami kepunahan bagi spesies-spesies yang ada di lautan.
Hilborn, 1985, mengungkapkan bahwa “Krisis perikanan cod dan salmon di Canada pada tahun 1980an sebenarnya bukanlah karena ketidak mampuan model dalam memperediksi ekologi semata tapi karena dinafikkannya aspek perilaku nelayan ini dalam pengelolaan sumberdaya ikan.”

Kegiatan overfishing yang sudah terbukti membuat kondisi kritis pada perikanan dan kelautan ini harus segera tanggulangi dengan serius. Upaya penangkapan ikan untuk kegiatan perokonomian dan memenuhi kebutuhan hidup pada dasarnya memang diperbolehkan. Namun jika tidak diiringi dengan upaya melestarikannya akan berdampak sangat buruk. Produksi ikan akan terahir secara alamiah, hanya saja keberlangsungan regenerasi ikan tersebut untuk mencapai dewasa dan melahirkan generasi selanjutnya sering mengalami kegagalan. Aktivitas overfishing inilah yang menjadi faktor penyebab terbesar dalam kegagalan kondisi diatas. Beberapa motif yang sering terjadi adalah karena persaingan industri negera-negara di dunia dalam memajukan negaranya dan kegiatan ekonomi pengusaha dengan memanfaatkan perikanan dan kelautan di dunia.
Padahal Pemerintah Indonesia berniat untuk menjadikan Indonesia sebagai produsen terbesar di dunia pada tahun 2015 (Republika, 2012). Impian tersebut dinilai sulit dicapai oleh pengganti Fadel, Sharif Cicip Sutarjo.  Menurut Sharif, hasil produksi perikanan Indonesia saat ini baru menempati urutan keempat di dunia dengan 9,5 juta ton per tahun, terdiri dari 5,5 juta ton hasil perikanan tangkap dan empat juta ton produk budidaya perikanan.  Cina memiliki kondisi laut yang lebih kecil dibanding dengan Indonesia. Namun, Cina jauh melampaui produksi perikanan Indonesia. Cina bisa mencapai 16 juta ton per tahun? Sharif menyebut perbedaan prasarana dan sarana pendukung menjadi pembedanya.  Cina, kata Sharif, memiliki kapal-kapal berukuran di atas 30 GT yang sanggup melaut hingga ke seluruh dunia. Sedangkan di Indonesia, sebagian besar dari 500 ribu kapal laut sebagian besar berukuran di bawah 30 GT.  Akibatnya, kemampuan melaut kapal di tanah air sulit menandingi kemampuan kapal yang dimiliki Cina (Republika, 2012).
Banyak dampak buruk yang akan terjadi di masa mendatang jika kegiatan overfishing terus terjadi di lautan Indonesia dan dunia. Seakarang kita bisa merasakannya sedikit demi sedikit. Di masa mendatang dampak krisis ini akan menjadi masalah yang sangat serius. Bisa ditafsirkan dari kondisi sekarang bahwa masa depan perikanan di Indonesia akan berkurang drastis dan mungkin saja banyak spesies bisa punah.
Upaya penanggulangan ini memang sangat diperlukan. Mulai dari upaya peraturan yang dibuat, peringatan, kesepaktan multilateral negara, dan sebagainya. Namun hal yang lebih penting dan mendasar adalah prilaku dari subjek yang melakukannya. Berikut akan dipaparkan beberapa solusi penaggunalangan overfishing.
Bersikap Adil dalam Melakukan Penangkapan Ikan
Adil berarti menempatkan sesuatu pada tempatnya (Syahidah, 2008). Inilah upaya penyadaran yang sangat penting bagi para nelayan. Tidak berlebihan ketika menangkap ikan di lautan. Tidak menggunakan peralatan yang membahayakan bagi segala spesies yang berada di lautan, seperti bom peledak.
Memiliki Karakter Nelayan yang Spiritualis
            Nelayan yang memiliki jiwa spiritualis yang kuat, tidak akan melakukan pelanggaran-pelanggaran terhadap kondisi perikanan di lautan. Karena mereka yakin bahwa akan selalu ada yang mengawasi mereka walaupun tidak ada yang meihatnya di lautan, yaitu Allah. Setiap aktivitasnya akan diniatkan untuk mencari ridho-Nya. Sehingga dari jiwa spiritualis ini akan terahir nelayan-nelayan yang berkarakter mulia.
Saling Menghargai dan selalu Bersyukur
            Laut dan segala yang ada di bumi ini adalah pemberian dari Allah untuk dimanfaatkan manusia dalam menjalankan segala aktivitasnya. Termasuk memenuhi kebutuhan hidup. Alangkah indahnya jika hidup antar bernegara kita saling menghargai satu dengan yang lainnya. Tidak melakukan eksploitasi yang berlebihan di alam. Bahkan di negara orang lain. Kondisi ini terjadi karena kurangnya rasa syukur dalam diri pada diri pelaku overfisihing. Jika kita saling menghargai dan selalu bersyukur atas segala sesuatu, makan akan terlahirlah kesadaran yang mendalam.
Bermanfaat bagi Orang Lain
            Sebaik-baik manusia adalah orang yang bermanfaat untuk orang lain. Oleh karena itu, kehidupan antar sesama selayaknya kita saling bahu membahu dalam rangka menyejahterakan kehidupan. Saling terus terang dan membantu. Sehingga dari nelayan, pemerintahan, pebuat kebijakan, pelaku usaha dan orang-orang yang terlibat dalamnya akan mendapatkan manfaat yang besar.

Media di Indonesia? Kembalilah kepada Khittah Kebenaran

"Revolusi media tidak akan pernah terjadi di media arus utama...
Mereka lebih sibuk degan Popularitas, Rating, dan Uang... 

Revolusi media lahir dari pinggir, dan dilakukan oleh sekelompok orang yang dianggap tidak ada. Siapakah mereka? Mereka adalah Jurnalis Muslim yang senantiasa membela Kebenaran,
penuh dedikasi dan keikhlasan meski dihadapkan pada banyak keterbatasan.

Salam hangat penuh cinta untk mereka.
 Mari kita sambut musim semi Indonesia."

dikutip dari buku Kezaliman Media Massa terhadap Umat Islam-
(M. Fadhilah Zein, Reporter TV One)

Iklan

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites