.

.

Muhammad : 7

Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang ma'ruf, dan mencegah dari yang munkar, dan beriman kepada Allah. Sekiranya Ahli Kitab beriman, tentulah itu lebih baik bagi mereka, di antara mereka ada yang beriman, dan kebanyakan mereka adalah orang-orang yang fasik [Al-Imran : 110]

As-Shof : 4

Sesungguhnya Allah menyukai orang yang berperang dijalan-Nya dalam barisan yang teratur seakan-akan mereka seperti suatu bangunan yang tersusun kokoh.[As-Shof : 4]

Bergerak atau Tergantikan

“Teruslah bergerak, hingga kelelahan itu lelah mengikutimu.Teruslah berlari, hingga kebosanan itu bosan mengejarmu.Teruslah berjalan, hingga keletihan itu letih bersamamu.Teruslah bertahan, hingga kefuturan itu futur menyertaimu.Tetaplah berjaga, hingga kelesuan itu lesu menemanimu.”

Hidup Mulia atau Mati Syahid

Ketika Kau Lahir di Dunia dengan Tangisan, Dunia Gembira Riang Menyambutmu. Ketika Kau Gugur sebagai Pahlawan, Dunia Mengangisimu, Namun Ruhmu gembira menyambut Syurga-Nya

Kita adalah Penyeru

Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang ma'ruf, dan mencegah dari yang munkar, dan beriman kepada Allah. Sekiranya Ahli Kitab beriman, tentulah itu lebih baik bagi mereka, di antara mereka ada yang beriman, dan kebanyakan mereka adalah orang-orang yang fasik [Al-Imran : 110]

Selasa, 14 September 2010

Seorang Pejuang Muslimah Yang Masih Terbesit Dalam Ingatan

TERUSIRNYA SANG PAHLAWAN

(BAGAIMANA DAKWAH KAPMI TIMUR MENGAJARKAN AKU UKHUWAH)

Majulah sahabat mulia

Berpisah bukan akhir segalanya

Lepas jiwa terbang mengangkasa

Cita kita tetap satu jua 2x

(Untukmu Syuhada, Izzatul Islam)

Sebuah sms masuk “ Akh kita tengok ukh X. Beliau sakit dan dirawat di Rumah Sakit Rawamangun” Aku tertegun. Mana mungkin, pikirku. Selama ini fulanah kelihatan sehat – sehat saja. “Ok akh, sore ini kita ke sana. Ketemuan jam 4 sore ya.” balasku.

Sekitar jam 4 sore aku ketemu temanku. Sahabat seperjuangan di KAPMI. Kami Nabertemu di rumah beliau. Motor dikeluarkan dari rumahnya. Laju kencang motor menderu. Sekitar 15 menit, kami sampai di tujuan. Sebuah Rumah Sakit unik. Kecil tapi kelihatan bersih. Tangga ditelusuri dan sang bunda fulanah menyambut kehadiran kami.

Perasaanku berdebar. Ada rasa khawatir mendera. Sang akhwat pernah bercerita ingin bertemu denganku. Keluarga beliau ingin tahu apa itu KAPMI. Dari pengalamanku selama ini, para orang tua pengurusku sering mencemaskan anak mereka ikut KAPMI. Wajar jika akhirnya aku rada khawatir bertemu orang tuanya.

Tapi semua buyar seketika. Sang bunda menyambut hangat kehadiran kami berdua. Beliau mengajak kami menengok fulanah. Kami masuk ke dalam ruangan. Sungguh sulit dipercaya. Akhwat riang seperti beliau terlihat tampak pucat. Guratan di wajahnya tak bisa menyembunyikan sakitnya.

Terlibatlah kami dalam obrolan. Ada semangat muncul dalam kata-katanya. Tak ada keluhan. Meski sakit yang menderanya terlihat berat. Lambungnya pecah akibat suatu penyakit. Dan itu terjadi sejak lama. Aku menyayangkan tak ada teman yang bercerita. Aku pun sempatkan menghiburnya. Sebuah perkataan beliau mengagetkanku “ Akh gimana kabar teman-teman KAPMI? Kemarin ada beberapa ikhwan dan akhwat KAPMI menjenguk. Jangan khawatirkan ane, ane akan sembuh kok”. Heran saja, di tengah kondisinya yang memburuk. Ia sempat . menanyakan teman seperjuangan. Tak ada kerisauan akan sakit yang dideritanya. Meski aku sadar tentu sakit itu mempengaruhi fisik dan jiwanya. Tak ingin mengganggu waktu istirahatnya. Kami pun berpamitan.

Aktivitasku berjalan seperti biasa. Sampai suatu hari, sebuah sms mampir ke hpku” Akh kita ke rumah ukhit Inab sekarang. Beliau mau adakan pertemuan”. Aku pun segera meluangkan waktuku. Kami berkumpul di rumah beliau. Ada banyak wajah sedih menghiasi pertemuan. Aku baru tersadar, sakit ukhti Inab makin parah. Beliau harus diterbangkan ke kampungnya di Sulawesi. Kondisi hidupya makin kritis.Peluang hidupnya tak besar. Maka kedua orangtuanya berencana mengirimnya ke kampung halaman. Kabarnya beliau akan menjalani pengobatan alternatif. Mendung menyelimuti suasana pertemuan.

Sebuah suara membuyarkan suasana. Semua mata tertuju ke arahnya.

“Ane tahu sakit ini merepotkan banyak pihak. Ibu, ayah, adik, dan semua teman - teman Kalian semua banyak mengajarkan banyak hal. Kenangan indah baik suka duka banyak terukir. Ane punya satu permintaan. Ane minta teman - teman ikhwan menyanyikan lagu Izzatul Islam. Untukmu Syuhada”

Bergetarlah rumah beliau. Kami (para ikhwan KAPTIM) menyanyikan lagu Untukmu Syuhada. Air mata mengalir membasahi pipi. Jiwa seakan menolak hilangnya seorang sahabat. Kepergian itu menyisakan kenangan dalam. Dan bait lagu Untukmu Syuhada mengiringi kepergian beliau. Air mata tak mampu ku bendung saat syair didendangkan.

Tujuh awab bersuka ria

Sambut ruh suci menuju Rabb-Nya

Sahabat nantikan hadir kami

Kan menunggumu sekejap lagi


Sekitar sebulan menjelang UN.

Saat itu sedang berlangsung rapat di Pembangunan. Aku dikejutkan ketika ada suara hadir. Intonasi suara yang tak asing. Suara itu riang terdengar. Seketika aku bertanya “ Ada sapa ya ukh, sepertinya ada yang di tempat akhwat”kataku. “ Iya akhi, Ukhti Inab sudah dating lagi”jawab akhwatnya. Kami (para ikhwan) seakan tak percaya. Bagaimana mungkin, beliau sudah divonis waktu hidupnya tak bertahan lama. Tapi begitulah Allah menampakkan takdirnya. Beliau kini kembali, kondisinya sehat.

Kegembiraan makin menyelimuti diri ini. Saat pengumuman UN beliau termasuk yang lulus. Saat itu memang berkah bagiku. Semua pengurus KAPMI Timur lulus dai lubang jarum. Lubang menakutkan bernama Ujian Nasional. Kami pun mendapat informasi beliau mendapat keringanan mengikuti tes UAS. Sebuah kejutan Allah berikan untuk aku dan teman-teman pengurus KAPMI Timur.

Sebuah kenangan manis. Ada perjalanan hikmah terukir. Sebuah bab tentang ukhuwah. Begitu indah. Semua membuat aku tersadar. Aku tak sendiri dalam berjuang. Teman-teman pengurus siap berjuang bersamaku. Terima kasih ukhti, kau ajarkan keindahan ukhuwah.

by: Inggar (Alumni KAPMI Daerah Jakarta Timur)

Kematian Hati

Banyak orang tertawa tanpa (mau) menyadari sang maut sedang mengintainya.
Banyak orang cepat datang ke shaf shalat laiknya orang yang amat merindukan
kekasih. Sayang ternyata ia datang tergesa-gesa hanya agar dapat segera
pergi.

Seperti penagih hutang yang kejam ia perlakukan Tuhannya. Ada yang datang
sekedar memenuhi tugas rutin mesin agama. Dingin, kering dan hampa, tanpa
penghayatan. Hilang tak dicari, ada tak disyukuri.

Dari jahil engkau disuruh berilmu dan tak ada idzin untuk berhenti hanya
pada ilmu. Engkau dituntut beramal dengan ilmu yang ALLAH berikan. Tanpa
itu alangkah besar kemurkaan ALLAH atasmu.

Tersanjungkah engkau yang pandai bercakap tentang keheningan senyap
ditingkah rintih istighfar, kecupak air wudlu di dingin malam, lapar perut
karena shiam atau kedalaman munajat dalam rakaat-rakaat panjang.
Tersanjungkah engkau dengan licin lidahmu bertutur, sementara dalam hatimu
tak ada apa-apa. Kau kunyah mitos pemberian masyarakat dan sangka baik
orang-orang berhati jernih. Bahwa engkau adalah seorang saleh, alim, abid
lagi mujahid, lalu puas meyakini itu tanpa rasa ngeri.

Asshiddiq Abu Bakar Ra. Selalu gemetar saat dipuji orang. "Ya ALLAH,
jadikan diriku lebih baik daripada sangkaan mereka. Janganlah Engkau hukum
aku karena ucapan mereka dan ampunilah daku lantaran ketidaktahuan mereka",
ucapnya lirih.

Ada orang bekerja keras dengan mengorbankan begitu banyak harta dan dana,
lalu ia lupakan semua itu dan tak pernah mengenangnya lagi. Ada orang
beramal besar dan selalu mengingat-ingatnya, bahkan sebagian
menyebut-nyebutnya. Ada orang beramal sedikit dan mengklaim amalnya sangat
banyak.

Ada juga orang yang sama sekali tak pernah beramal tetapi merasa banyak
amal dan menyalahkan orang yang beramal karena kekurangan atau
ketidaksesuaian amal mereka dengan lamunan pribadinya, atau tidak mau kalah
dan tertinggal di belakang para pejuang. Mereka telah menukar kerja dengan
kata. Dimana kau letakkan dirimu ?

Saat kecil, engkau begitu takut gelap, suara dan segala yang asing. Begitu
kerap engkau bergetar dan takut. Sesudah pengalaman dan ilmu makin
bertambah, engkaupun berani tampil di depan seorang kaisar tanpa rasa
gentar. Semua sudah jadi biasa, tanpa rasa.

Telah berapa hari engkau hidup dalam lumpur yang membunuh hatimu sehingga
getarannya tak terasa lagi saat ma'siat menggodamu dan engkau meni'matinya
?
Malam-malam berharga berlalu tanpa satu rakaatpun kau kerjakan. Usia
berkurang banyak tanpa jenjang kedewasaan ruhani meninggi. Rasa malu kepada
ALLAH, dimana kau kubur dia ?

Di luar sana rasa malu tak punya harga. Mereka jual diri secara terbuka
lewat layar kaca, sampul majalah atau bahkan melalui penawaran langsung.

Ini potret negerimu: 228.000 remaja mengidap putau. Dari 1500 responden
usia SMP & SMU, 25 % mengaku telah berzina dan hampir separohnya setuju
remaja berhubungan seks di luar nikah asal jangan dengan perkosaan.

Mungkin engkau mulai berfikir "Jamaklah, bila aku main mata dengan aktifis
perempuan bila engkau laki-laki atau sebaliknya di celah-celah rapat atau
berdialog dalam jarak sangat dekat atau bertelepon dengan menambah waktu
yang tak diperlukan sekedar melepas kejenuhan dengan canda jarak jauh".
Betapa jamaknya 'dosa-2 kecil' itu dalam hatimu.

Kemana getarannya yang gelisah dan terluka dulu, saat 'TV Thaghut'
menyiarkan segala 'kesombongan jahiliyah dan maksiat' ? Saat engkau muntah
melihat laki-laki (banci) berpakaian perempuan, karena kau sangat mendukung
ustadzmu yang mengatakan "Jika ALLAH melaknat laki-laki berbusana perempuan
dan perempuan berpakaian laki-laki, apa tertawa riang menonton akting
mereka tidak dilaknat ?"

Ataukah taqwa berlaku saat berkumpul bersama, lalu yang berteriak paling
lantang "Ini tidak islami" berarti ia paling islami. Sesudah itu urusan
tinggallah antara engkau dengan dirimu, tak ada ALLAH disana ?

Sekarang kau telah jadi kader hebat. Tidak lagi malu-malu tampil. Justru
engkau akan dihadang tantangan sangat malu untuk menahan tanganmu dari
jabatan tangan lembut lawan jenismu yang muda dan segar. Hati yang
berbunga-bunga didepan ribuan massa. Semua gerak harus ditakar dan jadilah
pertimbanganmu tergadai pada kesukaan atau kebencian orang, walaupun harus
mengorbankan nilai terbaik yang kau miliki.

Lupakah engkau, jika bidikanmu ke sasaran tembak meleset 1 milimeter, maka
pada jarak 300 meter dia tidak melenceng 1 milimeter lagi ? Begitu jauhnya
inhiraf di kalangan awam, sedikit banyak karena para elitenya telah salah
melangkah lebih dulu. Siapa yang mau menghormati ummat yang "kiayi"nya
membayar beberapa ratus ribu kepada seorang perempuan yang beberapa menit
sebelumnya ia setubuhi di sebuah kamar hotel berbintang.
Lalu dengan enteng mengatakan "Itu maharku, ALLAH waliku dan malaikat itu
saksiku" dan sesudah itu segalanya selesai. Berlalu tanpa rasa bersalah?

Siapa yang akan memandang ummat yang da'inya berpose lekat dengan seorang
perempuan muda artis penyanyi lalu mengatakan "Ini anakku, karena
kedudukan guru dalam Islam adalah ayah, bahkan lebih dekat daripada ayah
kandung dan ayah mertua". Akankah engkau juga menambah barisan kebingungan
ummat lalu mendaftar diri sebagai 'alimullisan (alim di lidah)? Apa kau
fikir sesudah semua kedangkalan ini kau masih aman dari kemungkinan jatuh
ke lembah yang sama?

Apa beda seorang remaja yang menzinahi teman sekolahnya dengan seorang alim
yang merayu rekan perempuan dalam aktifitas da'wahnya? Akankah kau andalkan
penghormatan masyarakat awam karena statusmu lalu kau serang maksiat mereka
yang semakin tersudut oleh retorikamu yang menyihir?
Bila demikian, koruptor macam apa engkau ini?

Pernah kau lihat sepasang mami dan papi dengan anak remaja mereka.
Tengoklah langkah mereka di mall. Betapa besar sumbangan mereka kepada
modernisasi dengan banyak-banyak mengkonsumsi produk junk food,
semata-mata karena nuansa "westernnya".

Engkau akan menjadi faqih pendebat yang tangguh saat engkau tenggak minuman
halal itu, dengan perasaan "Lihatlah, betapa Amerikanya aku".
Memang, soalnya bukan Amerika atau bukan Amerika, melainkan apakah engkau
punya harga diri.

Selasa, 07 September 2010

Surat cinta seorang ikhwan KAPMI

Dik,
Bisakah kau menebak alasan kenapa aku memutuskan agar berusaha mencintaimu?
Kalau pun kau bisa menebak. Aku tak tahu pasti apakah jawabanmu benar atau tidak. Karena aku pun tak tahu pasti jawabannya.
Bukan maksudku mencandaimu dik. Namun, itu sebagai peneguh kalau aku pun masih bertanya-tanya akan hal itu.

Dik,
Teringat saat pertama kali ku coba memutuskan. Semula aku tak ingin mencintaimu. Aku sering dengar kata-kata negatif tentangmu dik. Ditambah lagi ada amanah-amanah yang sedang ku emban. Menyebabkan ku takut takkan bisa mengurusmu dengan baik kelak.
Namun, tahukah kau dik? Saat suatu kali ku ku bertemu dengan seorang al akh yang mengenakan jaket hitam gagah dengan gambar serta namamu yang besar terpampang di jaketnya. Tiba-tiba kalimat pertanyaan itu meluncur dari lidahku. Tentang sebuah interview. Ternyata sayang dik, waktu interview di daerah al akh itu telah berakhir. Saat itu ku pikir bukan takdirku untuk bersamamu dik. Aku pun tak ambil pusing soal itu.

Dik,
Ternyata aku salah. Takdir itu bukan seperti itu. Di hari lain ku bertemu seorang al akh. Setelah selesai menunaikan shalat maghrib waktu itu. Ia menanyakanku apakah ku telah mengikuti interview. Ku jawab tidak. Lalu ia menawariku dik. Entah kenapa waktu itu aku mengiyakan.

Dik,
Saat itu, ingatkah kau saat kita akan pergi jalan menuju suatu tempat. Ku pikir engkau akan mengajakku berjalan-jalan sekadar plesir dan mengajariku sedikit tentangmu. Tapi, aku salah dik. Kau bukan sedang mengajakku plesir di sana. Tapi, kau malah ingin mengajariku banyak hal tentang dirimu. Dengan caramu yang begitu melelahkan diriku. Kau mengajariku tentang merajut cinta bersama ikhwah yang lain dengan cara yang berbeda di sana. Dan saat itu aku dapatkan cinta itu. Walau baru sedikit.

Dik,
Waktu terus berjalan bersamamu. Saat pertama kali takdir memberikan amanah tentang dirimu. Ku pikir aku takkan memegang amanah itu. Karena saat pemilihan itu pun aku tak terpilih. Dan saat sedang santai. Sebuah sms mengejutkan ku. Sms dari seorang al akh yang semena-mena memberikan amanah itu.
Saat itu dik, aku begitu gelisah. Bahkan melebihi kegelisahan ku saat dulu menerima amanah ketua rohis. Aku beberapa kali mendatangi murobbiku. Hanya untuk mendengar nasihatnya yang klise. Yaitu berusaha agar sabar saja. Tapi, bagiku nasihat yang klise itu menguatkanku sedikit. Dan akhirnya ku coba melangkah bersamamu dik.

Dik,
Mencintaimu tak semudah yang ku kira. Begitu banyak yang harus ku lalui. Dari mulai orangtua yang tak setuju. Hingga cercaan dari sesama ikhwah sendiri. Serta semua masalah yang seolah-olah ingin mengujiku seberapa besar cintaku padamu dik.

Dik,
Memang terkadang semua masalah itu menyebabkan ku ingin sekali berhenti. Namun, inilah kateristik jalan dakwah. Jalannya terjal dengan sedikit orang yang memperjuangkannya. Tapi, orang-orang yang sedikit inilah yang memiliki ketangguhan luar biasa. Binar-binar cinta yang begitu dahsyat. Saking dahsyatnya, aku sering kali merasa malu berada dalam barisan bersama mereka. Karena ku tahu, cintaku tak sehebat mereka.

Dik,
Merekalah orang-orang yang sedikit itu yang selalu mengajariku, menasehatiku di kala terlupa, dan menguatkan ku di kala ku telah lemah untuk terus bersamamu dik.
Ya, mereka yang telah mengajariku banyak hal tentang bagaimana harus mencintaimu. Aku terus belajar dari mereka. Mengusahakan cintaku agar bisa seperti mereka. Mengusahakan semuanya. Hingga cinta itu berujung pada syurgaNya…


Salam retoris dik,
(karna ku tahu kebanyakan tulisan hanya lah sebuah retorika. Tapi, terkadang retorika itu juga dibutuhkan dalam dakwah)

^_^
(Mas'ul KAPDA Barat @ 10)
Milisi Ikhwan

Sahabat,, Kondisi Kita Sekarang Ada Dimana?

Assalamu'alaikum...
Apa Kabar Kalian Semua?
Semoga Alloh Memberikan Yg Terbaik..

Apa Kabar Iman?
Semoga Alloh Selalu Meridhoi Setiap Langkah Yg Kita Ambil..

Bagaimana Dengan Kabar Keluargamu Sekarang Hai Sahabat ku?
Semoga Masalah2 Yg Terjadi Akan Cepat Selesai..

Krn Pada Hakikatnya, Hidup Ini Penuh Dengan Cobaan..
Jika Tiada Cobaan, Pasti Tiada Menarik Hidup Kita Sekarang.. Tiada Seindah Pelangi Yg Melukiskan Semilir Warnanya Yg Menawan Di Langit Yg Indah..


Subhanalloh...
Sahabat, Aku Teringat Kembali Sebuah Kenangan Bersama Yg Kini Kian Lama Kian Lenyap...
Tahukah Kalian?
Bahwasannya Setiap Saat Jika Ada Waktu Luang, Aku Terus Memikirkan Kondisi Ini Terus Menerus Tanpa Henti...
Mengapa Ini Terus Terjadi Pada Diriku?
Setiap Saat, Pasti Terbenak Dalam Fikiranku Tentang Kisah Manisnya Perjalanan Ini..

Padahal, Bisa Saja Aku Melupakan Segalanya Dari Hidupku Tentang Sebuah Perjalanan Berat Ini...
Padahal, Bisa Saja Aku Menempuh Hidupku dengan Karakter Yg Berbeda, Penuh Dengan Kesenangan, Penuh Dengan Kemewahan, Penuh Dengan Aktifitas Yg Membuat diriku Menikmati Hidup Ini Dengan Mode Ke-Kiri2an..

Tapi, Mengapa Aku Tidak Mengambil Untuk Memikirkan Kesana?
Tahukah Sahabatku?

Karena Aku Tahu Jalan Ini, Jalan Yg Sebenarnya Untuk Menempuh Kebahagiaan Yg Sejati..

Alhamdulillah Aku Dibesarkan Dari Sebuah Keluarga Yg Baik..
Setiap Langkah Yg Aku Pilih, Pasti Keluargaku Mendukung.. Krn Inilah Jalan Yg Aku Telah Pilih...
Dan Keluargaku Juga Faham Atas Yg Telah Ku Tempuh...

Tapi, Dilain Pihak, Ada Sebuah Kisah Menarik.. Ini Ku Ambil Dari Kisah Nyata Dari Temanku...

Seorang Laki-laki dari sebuah kalangan dan keluarga yg sangat-sangat tidak berkecukupan..
Anggap aja namanya "Fulan"...
Keluarga Dia Berasal Dari Kalangan Yg Awam Terhadap Islam..
Mungkin Dia Satu-satunya orng dari keluarganya yg "beda"

Sampai-sampai untuk Mengaji dan untuk bepergian mengikuti suatu ekskul di sekolahnya sekarang yg bernama Rohani Islam, dia sering dilarang. Apalagi untuk mentoring, dia tidak dizinkan... Sampai Dia Pernah bilang kepada keluarganya jika dia ingin berangkat untuk berjuang, dia hanya bilang mau bermain dan ketemu dengan temannya.. itulah alasan satu2nya dia sampai saat ini masih diizinkan untuk berjuang dalam barisan ini..

Suatu Ketika, Kondisi Finansialnya sangat sangat sangat tidak mencukupi... sampai-sampai untuk sekolah saja uang bayarannya nunggak sampai setengah tahun..sekitar 3juta-an... dan dia diperintahkan untuk berhenti dari sekolahnya krn tidak ada biaya lagi...
Untuk berjalan ke Sekolah saja, ia Harus berjalan kaki yg sangat jauh...

Tapi, Apa yg dia lakukan Sahabat?
Dia Tak Memberhentikan Langkah Perjuangannya Sampai Situ Saja...
Dia Terus Berjuang Dalam Barisan Ini..

Saat Setiap Kali Mengingat Wajahnya, Aku Senang dan Sedih..
Senang Karena Alloh telah mempertemukanku dengan seorang yg membuka mataku..
Sedih karena Ujian yg Semakin Hari, Semakin Merajalela...

Tapi, Ia Tetap Bertahan.. Walaupun Setiap Kali Cercaan dari Sanak Saudaranya Membuat Hatinya Sedih...

Subhanalloh,,
Teringat Sebuah Kisahku dulu dengan dia

Ketika awal SMP kelas 2, Dialah salah satu orng yg pertama membuka mataku terhadap perjalanan panjang ini...
Sungguh, ia datang dalam kesederhanaan... Dia Mengajak ku untuk berpetualang dalam mencari jati kehidupan bersama2 dengannya...

Dan Alhamdulillah, Aku Sekarang Menjadi Seperti Ini...
Coba Bayangkan, Aku Pernah Sampai Mau Dikeluarkan Dari SMP ku, karena kebiadabanku menuruti hawa nafsuku.. saat itu ketika semester 2, saat akan naik-naikan kelas.. Aku sedih, melihat orng2 yg ku sayangi kecewa terhadapku...

Tapi, Kini aku ingin bangkit dengan Jiwa Baru..



Itulah Sebuah Kisah Nyata...

Sekarang Ini... Aku Sangat Bingung, Apa Yg Harus Ku Perbuat Untuk Membangkitkan Semangat Seperti Itu Kepada Teman2 Ku Sekarang Yg berada saat Ini?
Yg Tergabung Dalam Suatu Organisasi Dakwah Sekolah...

Sahabatku... Aku Sangat Merindukan Visi Yg telah Ku rencanakan saat Ku Menerima amanah sebagai qiyadah dalam organisasi tersebut...
Sungguh sahabat,, saat awal ku merencanakan, Aku Ingin Kita Bersama2 Membuat Suatu Perubahan Berdampak Besar...

Tapi, Kemana Sekarang Visi Itu?
Akan Tercapaikah Atau Hanya Sekedar Perencaanan Belaka Yg Tiada Artinya?
Apakah Aku Masih "pantas" untuk berdiri sebagai suatu lambang organisasi tersebut?
Astaghfirulloh,, Kadang Kala Kata2 Tersebut terbenak dalam fikiranku...
Kadang kala aku ingin mengakhiri ini semua...
kadang kala aku patah semangat...
Apa lagi jika terus memikirkan kalian sahabat2 ku...
Terkadang aku merasa "gagal" dalam suatu amanah besar ini...
Terkadang aku menangis dalam kesedihan kesepian yg tiada artinya...

Tapi,,, Pasti ada saja orang2 yg selalu menegur dan terus menasehatiku..

Entah itu dari kakak kelasku, teman2ku, jundi2ku, ataupun siapa saja...
Dan itulah salah satu penguat diriku untuk terus bertahan,,

Lalu, Dapatkah Ku Menunaikan Sebuah Amanah Besar Ini?
Sungguh, Aku tidak akan bisa semaksimal ini tanpa bantuan dari Kalian...

Aku Tidak ada apa2nya dari seorang diri yg penuh khilaf dan dosa..

Terkadang Kata-kata yg keluar dari mulutku ini menyakiti kalian..
Terkadang sangat menyakitkan...
Hingga ada saja yg pergi entah kemana..
Tapi, Inilah diriku..
Terimlah Apa Adanya...

Dakwah Tidak Butuh Kalian Sahabatku...

Tapi, Kalianlah Yg Butuh Dakwah...

Terkadang juga, aku pernah berfikir, bagaimana jika hanya seorang diri yg hanya tetap bertahan?
apakah aku akan menyerah?

Sungguh tidak sahabatku,,, tapi hasilnya pasti tidak akan maksimal jika dikerjakan dengan 'amal jamai..

Krna suatu kata2:

"Jika ada 1000 org yg berdakwah dalam jalan ini,pstikan aku ada di dalamnya.
jika ada 100 org yg berdakwah dalam jalan ini,pstikan aku ada di dalamnya.
jika ada 10 org yg berdakwah dalam jalan ini,pstikan aku ada di dalamnya.
jika ada 1 org yg berdakwah dalam jalan ini,pstikan itu adalah Aku"


Dan Ingatkah Sebuah Kisah Dari Seorang Sahabat Nabi SAW.. Yg Meng-Islamisasi Kota Mekkah Hanya Seorang Diri...

Tapi, Sekali lagi, Sahabat Nabi SAW tersebut Sudah di tanamkan aqidah yg kokoh..
Sedangkan Aku? Apakah Bisa?

Dan di satu kisah, mengapa Rasululloh mengajak Abu Bakar untuk ikut Hijrah dengannya?

Karena Dalam perjalanan ini kita harus mengajak orang untuk bersama kita untuk membuat hasil yg maksimal...

Krn itulah dakwah wajib bagi setiap orang,,,

Sahabat... Aku sering teringat banyak kisah manis yg telah di arungi...
saat kita berkumpul bersama, saat membuat acara bersama, saat menyuci karpet bersama, atau saat cercaan datang dari org2 yg tidak senang...

Sungguh kita bersama..

Tapi.. Mengapa Sekarang Banyak Yg Pergi Tanpa Jejak?
Dengan Begabagi Macam Alasan Yang Membuai...

Padahal Proker Kita Masih Menumpuk Di Akhir Kepengurusan Ini...

Kembalilah Sahabat2 ku...

Jgn Terbuai Oleh Orang2 Yg Ingin Mengadu Domba Kita...

Mengapa Kita Harus Begini Sekarang?
Saat Bertatap Muka, Pasti Saja Sesaat Ada Pengalihan Pandangan, Minder, atau Tidak Menyapa?

Astaghfirulloh...
Aku Takut sahabat....
Yg Ku Fikirkan Akan Terjadi...
Perpecahan... Pengkhianatan... Ke-Futuran.. Kehancuran... Tak Peduli... Bahkan Pergi Semakin Banyak?

Jilka ada aku terlalu banyak melakukan kesalahan, dan tidak mebuahkan hasil, atau mungkin malah membuat kondisi semakin memburuk, maka carilah dan gantilah dengan qiyadah yg lebih baik dari diriku..

"Aku Siap"

Karena jika suatu lambang itu tidak berfungsi, bagaimana dengan kondisi jundi-jundiahnya?
jika ku tak sepantas yg kau bayangkan, carilah yg terbaik...

"Tidak ada Islam Tanpa Ada Jama'ah,,
Tidak ada Jama'ah Tanpa Ada Kepemimpinan,,
Tidak Ada Kepemimpinan Tanpa Ada Ketaqwaan"

Salam dari ku untuk mu Sahabat Perjuanganku...




============================================================
(Ikhwan_Rohis_XI_SMAN 37_2010)
Milisi Thulaby

Ini Baru Permulaan

Bismillah...

Teman2 Alumni Rohis...
Ini Baru Permulaan...

Memang Banyak Orag Mempunyai karakteristik
"semangat di awal, namun loyo di tengah, dan hilang di akhir"

Tapi, maukah kita seperti itu?

Hayolah... Kembalikan lagi kekuatan kita semua..
Ini Baru Permulaan...

Memang agak membosankan.. apalagi setiap kali ada panggilan "syuro"
rasanya dalam seminggu ada syuronya mulu...
Nyantai aja...
Bawa Fun-Fun aja kali...

Kan kita silaturahim ketika syuro itu..
buang muka2 kusut kita..
tetap tersenyum aja...
_________________________

Ini Baru Permulaan...

Kok kita sudah berusaha keras, namun dana sampe sekarang masih segini2 aja sih?
Banyak lembaga yg nolak..
trus peminat peserta tidak sesuai yg diimpikan...

Tenang...
Ini Baru Permulaan...

Kini saatnya kita ikhtiar terakhir dan tawakkal aja..
krn Alloh pasti berikan yg terbaik

Jgn lupakan amalan2 wajib kita, dan di tambah amalan sunah juga...
kalo bisa, setiap hari, kita rajinkan sholat dhuha, tahajud, baca alqur'an diperbanyak... dan rajin2 berdo'a...

kita minta pada Alloh "agar diberikan yg terbaik"
Anggap FUN-FUN aja...

Senin, 06 September 2010

Tangisan Amanah Dalam Sebuah Potret Kehidupan (Jangan Sombong dan Jangan Merasa Hebat)

Sebuah Cerita Panjang Dalam Resahnya Kehidupan Yang Tak Berujung Pada Sebuah Titik Semu...
Dalam sebuah resahnya kehidupan terdapat sebuah arti kehidupan yang tidak diketahui oleh banyak muka manusia. Dengan kesibukan sendiri dan dengan kemauannya sendiri. Hidup dengan aturan sendiri tanpa menggunakan petunjuk dari Sang Maha Pencipta semua aturan itu.

Sebuah potret kehidupan yang ditemukan dalam penatnya kesibukan duniawi. Mengapa harus pusing dengan hal duniawi?

Ikhwahfillah...
Mungkin kalian tahu tentang banyaknya teman2 perjuangan kita yang meninggalkan sebuah jalan Perjuangan dengan penuh rintangan ini..
Mungkin kalian lebih tahu mengapa mereka meninggalkan dan bersikap apatis dengan sebuah janji yang telah terucap..
Saya hanya ingin berbagi sebuah tulisan yang mungkin tak seberapa.. Tapi mohon sedianya untuk dibaca untuk mengenang sebuah perjalanan Perjuangan..

Begitu banyak orang-orang berdiri di persimpangan jalan.. Hanya meliihat.. bahkan tertawa terbahak-bahak.. atau mungkin mencerca..
Inilah analogi yang diumpamakan dalam sebuah "permainan sepak bola"
Ada yang bermain, menjadi penonton, menjadi komentator, wasit, ataupun lainnya...
Sebenarnya yang menentukan terjadinya gol adalah para pemain.. Tapi para penonton seolah2 menjadi Guru yang sangat senang memberi banyak kata-kata perintah..

Sebuah perjalanan panjang yang tiada orang tahu maksud ini.. Kecuali mereka yang mengatakan "Sesungguhnya Aku Berserah Diri Kepada Allah"..
Mungkin sering kali kita mengeluh dengan segudang ataupun beratus2 gudang amanah yang kita pikul..
"Haduh... Kapan ini semua berakhir..? Haduh.. Males Banget dah kalo dia aja kayak gini, apalagi kita?.. Haduh.. Terserah kalian dah gimana maunya... " dan banyak versi lain yang intinya menginginkan segera menuntaskan sebuah amanah dengan cara yang mudah dan cepat. Dan akhirnya FUTUR dan menghilang..

Mungkin ini sebuah cerita..
Sebut saja namanya si Fulan.. Dia adalah seorang aktifis dakwah di sekolahnya.. dia seorang yang intelektual, berakhlak, dan sangat sopan.
Suatu saat dia menemukan sebuah WADAH perjuangan dakwah yang berada dalam sekolah tersebut.. Sebuah WADAH yang mempunyai visi untuk membentuk akhlakul karimah.. Fulan sangat tertarik dengan WADAH tersebut.. Sampai ketika dia memutuskan untuk sekolah disana, dia menuliskan dalam lembaran hidupnya untuk sebuah kata yang mungkin banyak orang menganggap itu sangat asing di telinga..
Dia masuk ke WADAH tersebut bukan untuk sesuatu yang biasa.. Namun dia memutuskan untuk berniat ketika memasuki hari PERTAMA sekolah di sekolah tersebut adalah untuk "DAKWAH".. Subhanallah,, sebuah BOCAH yang masih sangat polos namun sudah meniatkan untuk pertama kalinya "DAKWAH",,

Sementara ketika kita awal masuk sekolah apa yang terlintas dalam fikiran kita? Teman baru? Baju Baru? Uang Saku Baru?
Namun bocah itu berniat dengan sungguh2..
Lalu, dimana kita?

Waktupun terus bergulir dengan cepatnya.. Tak Terasa Saat nya kini Pemilihan Sebuah Ketua dalam WADAH tersebut..
Fulan pun sangat antusias dengan panggilan tersebut.. Bukan karena harta, tahta, maupun jabatan.. Namun hanya ingin membuat sebuah perubahan dan mendapatkan ridho Illahi..
Karena hanya 2 pilihan dalam hal kepemimpinan... "Laknat Atau Berkah"
Akhirnya Fulan terpilih menjadi ketua dalam Wadah Tersebut.. Kini amanah kembali mencengkram dia..
Mulailah Semua Fikiran, Tenaga, Dan sebagian waktu nya di fikirkan untuk menyusun strategi untuk mencapai tujuan jama'ah..

Setiap hari, pasti saja terlintas dalam fikirannya, "Bagaimana dengan proyek2 dakwah ke depannya? Bagaimana dengan acara ini? Bagaimana dengan Ruhiyah teman2nya? Bagaimana kondisi Jundi-jundiah (pasukan2) nya sekarang? Seberapa banyak yang masih berjuang dengannya?

Tak sampai disana.. Ketika ada sebuah ada organisasi luar.. Kini lahan dakwahnya lebih melebar.. Yaitu se-Kota Madya.. Bahakan 1 Provinsi..
Diapun mendapat sebuah amanah dalam Organisasi luar tersebut..

Sungguh dia sangat menikmati sebuah arti dari amanah dan perjuangan... Tidak pernah mengeluh, apalagi berfikiran untuk pergi meninggalkan amanah tersebut.. Karena sudah terpancang dalam hatinya bahwa inilah JALAN yang dia Tempuh dan semoga Allah memberkahinya..

Berbulan-bulanpun dilalui amanah demi amanag.. program demi program.. hari demi hari..

Dan saatnya ada pelengseran sebuah WADAH sekolahnya.. Dan Dia telah mempersiapkan itu semua.. Namun, Fulan masih ragu memberi itu semua kepada Adik-Adiknya.. Karena masih banyak yang belum se-Hati dengan ucapan hatinya..
Namun Fulan berusaha agar kepemimpinan berikutnya menjadi lebih baik..

Dilain sisi, dia terpilih menjadi Ketua di Organisasi Luar sekolah yang tadi..
Dan teringat dalam rekaman sejarah perjuangan, saat melaporkan LPJ (laporan pertanggung jawaban) amanah yang selama ini dia rencanakan...

“Sebetulnya saya kesini bukan untuk ini, melainkan untuk Laporan Pertanggung Jawaban, tapi hasil musyawarah hari ini memutuskan ana memegang amanah berat ini.Sebetulnya bukan kalian berkehendak, melainkan Allah yang berupaya memilih ana, walaupun berat ana tau bahwa perjalanan ini masih panjang” (Fulan)

Seketika ruangan pemilihan itu dibanjiri air mata ke-Imanan.. Dan tangisan semakin kuat saat Doa yang di lontarkan oleh seseorang..
Begitu pula dengan seorang Ketua Keputrian yang akan menjadi partner dalam menjalanan amanah ke depannya..

"Ana akan menjaga amanah ini.. Ini bukan semata-mata karena harta, jabatan, ataupun duniawi.. Tapi karena Allah menitipkan amanah kepada ana untuk membimbing saudari2 ana yang akhwat.. Mohon untuk akhwat kerjasama dalam dakwah ini dan dalam amanah yang kita emban... Jika ana salah tolong di tegur, Jika ana tidak layak dan ana keluar dari jalurnya, dan ana berbuat keputusan dengan halnya kemaksiatan, maka gantilah ana"'


"Sungguh ini Sekenario Dari Allah Robbul Izzati..."
Bukan rencana mansusia..

Lalu dmn kita ketika masih saja ada orang yang seperti mereka? Apakah masih terbesit dalam hati kita untuk menjadi Muslim Tangguh seperti mereka..?
Atau apakah sudah cukup dengan perjuangan yang hanya kecil yang kau lakukan?
Di Atas Langit Masih Ada Langit Lagi... Ternyata Masih Kecil Sebuah Arti Perjuangan Yang Kita Lakukan Dibanding Dengan Mereka Yang FAHAM dengan Arti Pejuangan...Sadarlah, Bahwa Potensi dan Perjuangan Kita Harus Diasah Kembali...Jangan Merasa Sombong Dengan Perjuangan Yang Telah Kau Lakukan Selama Ini...Sungguh Kerdil Di Hadapan Yang Maha Tahu Segala Isi Hati...

Semoga kita terjaga dalam ikatan hati yang selalu mengharapkan Ridho Allah..

“Teruslah bergerak, hingga kelelahan itu lelah mengikutimu.Teruslah berlari, hingga kebosanan itu bosan mengejarmu.Teruslah berjalan, hingga keletihan itu letih bersamamu.Teruslah bertahan, hingga kefuturan itu futur menyertaimu.Tetaplah berjaga, hingga kelesuan itu lesu menemanimu.”

oleh : Milisi Thulaby

Yang Meleleh Karena Cinta(oleh-oleh MUSWIL KAPMI DKI)

“Hidup selalu mempunyai pilihan, dan setiap pilihan mempunyai konsekuensi”

Alhamdulillah musyawarah Wilayah KAPMI DKI jakarta angkatan 10 telah selesai diadakan, dan laporan pertanggung jawaban pun selesai dilalui. Ya, sebuah pertanggung jawaban satu tahun perjalanan kepengurusan yang meski naif harus ku akui telah tercatat di relung-relung hati. ya, sebuah pertanggung jawaban satu tahun yang berhasil dilaksanakan dihadapan manusia.....yang suatu saat nanti akan dipertanggung jawabkan oleh yang Maha tahu, sang penguasa hari pembalasan...
dari setiap program, kata sampai.....isi hati (yang kuat maupun rapuh ingin jatuh dan gugur). disaat malam muswil ada amarah yang keluar karena alasan duniawi : “kelelahan dan kejenuhan”. Aku mengakui inilah pertanggung jawaban dunia yang bisa diselingi dengan apologi-apologi : karena kesalahan ini kesalah itu, karena faktor ini karena faktor itu, dan sebagainya. Tapi, mana mungkin apologi-apologi itu akan kita keluarkan jika Allah yang kita hadapi? (Astaghfirullahal’adzim)

terlepas dari itu semua, Alahamdulillah banyak oleh-oleh bisa saya bawa pulang. Oleh-oleh termahal yang selalu saya kenang adalah air mata yang menetes dari kedua kelopak mata mas’ul dan mas’ulah KAPMI DKI angkatan11. Saya kira oleh-oleh itu teramat mahal karena untuk meneteskan memerlukan waktu dan pergelutan tarbiyah yang panjang. Itulah air mata yang melelh karena Allah, dakwah, dan ukhwah.

Yaitu ketika akhina Zia Al-Banna menahan suara dengan isaknya saat menyampaikan sambutan sebagai Ktua KAPMI DKI yang baru “sebetulnya ana kesini bukan untuk ini melainkan untuk pertanggunjaban KAPMI DKI, tapi hasil musyawarah hari ini memutuskan ana memegang amanah berat ini sebetulnya bukan kalian berkehendak melainkan Allah yang berupaya memilih ana, walaupun berat ana tau bahwa perjalanan ini masih panjang”katanya. dan tangisan seorang mus’uliah yang baru “Do’a kan saya dapat mengemban amanah dakwah ini.” MasyaAllah. Bukan berlomba dengan kekuasaan dan harta tetapi lomba saling berkorban dan mengemban beban amanah.

“ aktivis dakwah bukanlah robot bukan pula manusia yang merobot yang ketika diberikan beban berat tinggal diprogram tanpa rasa ataupun perasaan, namun jalan ini yang menempa mereka untuk mengungkapkan rasa dalam bentuk yang lain yaitu ketegaran dan ke ta’atan pada Rabb-nya”kata-kata senior ku yang ku ingat. ya ternyata saya sendiri masih harus banyak belajar kepada mereka tentang jalan dakwah,tentang amanah, keto’atan,kejujuran.

Lalu, berkumandanglah lantunan ayat suci Al-Qura’an sebagai penutup acara. “Sesungguhnya Allah telah membeli dari orang-orang mu’min, diri dan harta mereka dengan memberikan surga untuk mereka. Mereka berperang di jalan Allah, lalu mereka membunuh atu terbunuh. Itu telah menjadi janji yang benar dari Allah di jalan kitab. Taurat, Injil, dan Al-Qur’an. Dan diapakah yang menempati janjinya selain dari Allah?Maka bergemberilah dengan jual beli yang telah kamu lakukan itu, dan itulah kemenangan yang besar.” (QS. AT-Taubah:111)

Kembali air mata itu tumpah dengan do’a-do’a yang disenandungkan salah satu majelis Syuro. dan tak terasa beberapa pasang mata lain ikut terbasahi. Dan air mata itu menetes membanjiri hati orang-orang mulia yang selalu mencintai-Nya dan dicintai-Nya.

Bagai adegan Rasululloh, Abu Bakar, dan Umar bin Khatab menurut ku. Tidak bermaksud berlebihan, namun demikian Saya mengingatnya. Saat Umar datang ke kemah Rasululloh dan mendapati beliau sedang menangis. Abu Bakar yang berada di sampingnya juga telah menangis. “Mengapa engkau menangis, ya Rasululloh? Mengapa engkau menangis, ya Abu Bakar?ceritakan kepadaku kenapa engkau menangis. Kalau aku diberitahu niscaya aku akan menangis, sekiranya aku pun tidak perlu menangis, maka aku akan tetap menangis bersama tangis mu.” jawab Rasululloh, “Aku menangisi kawan-kawan mu yang mengusulkan supaya tawanan itu menebus diri(dengan harta). Tuhan telah mengancam mereka dengan siksaan-Nya lebih dekat dari pohon ini”(seprti itu yang ku ingat kisahnya).

Itulah lelehan air mata yang turun karena cinta pada Allah. Apa yang lebih puitis dari menangis karena Allah dan perjuangan dakwah? saat menggores ini pun air mata saya turut menetes, muahasabah satu tahun yang lebih banyak mengecewakan. Sampai akhir masih ada emosi yang berlebihan,tentang egoisme diri...tapi bersyukur Alhamdulillah ya Rabb ternyata Ukhwah bukan hanya milik Muhajirin dan Anshor dan ibroh yang saya ambil selama satu tahun ini

Oleh : Akh Iky (Mas'ul KAPMI DKI Jakarta Angkatan 10)

Mengaku Aktivis Dakwah Tapi Hijab Kemana?

Maksud hati ingin ukhuwah dengan lawan jenis, tapi malah terjebak dalam pacaran. Tadinya pengen menjalin ukhuwah islamiyah, tapi apa daya kecemplung jadi demenan. He..he.. jangan heran atuh, sebab hubungan dengan lawan jenis itu rentan banget disusupi oleh perasaan-perasaan lain yang getarannya lebih dahsyat. Apalagi kalo ditambah naik bajaj, dijamin tambah menggigil karena vibrasinya kuat banget (apa hubungannya?)

Sobat muda muslim, sesama aktivis masjid atau organisasi kerohanian di sekolah dan kampus, selalu saja muncul hal-hal tak terduga. Cinta lokasi kerap mewarnai per¬jalanan hidup mereka. Iya dong, aktivis juga kan manusia. Wajar banget dong untuk merasakan hal-hal seperti itu. Apalagi mereka sama-sama sering bertemu. Bukankah pepatah Jawa mengatakan, witing tresno jalaran soko kulino sering jadi rujukan untuk menggambarkan perasaan itu? Ati-ati!

Hmm… rasa cinta itu muncul karena seringnya bersama atau bertemu, begitu maksudnya? Yup, kamu cukup cerdas dalam masalah ini. Iya, jadi jangan kaget or heran kalo sesama aktivis pengajian muncul perasaan itu. Apalagi di antara mereka udah saling mengetahui kebiasaan masing-masing. Dijamin perasaan ‘ser-seran’ keduanya dijembatani oleh seringnya komunikasi dan frekuensi pertemuan. Udah deh, panah-panah asmara mulai dilepaskan dari busur masing-masing dalam nuraninya. Duh gusti, itu artinya sang panah asmara siap menembus hati masing-masing. Siap memekarkan bunga-bunga di taman hati mereka. Seterusnya, jatuh hati dan saling memendam rindu. Uhuy!

Jadi, kalo nggak kuat-kuat amat imannya, kamu bakalan melakoni aktivitas pacaran sebagaimana layaknya dilakukan oleh mereka yang masih awam sama ajaran agama. Nggak terasa, di antara kamu mulai berani janjian untuk ketemu di masjid. Walau mungkin masih malu-malu. Tapi jangan salah lho, jika nafsu udah jadi panglima, akal sehat kamu pasti keroconya. Kamu lalu deklarasi, “akal sehat saatnya minggir!”. Waduh, gimana jadinya kalo sesama aktivis malah terjebak dalam perasaan-perasaan seperti ini?

Sobat muda muslim, memang ukhuwah itu tidak dibatasi cuma kepada satu jenis manusia aja, tapi kepada dua jenis sekaligus, yakni laki dan wanita. Bahkan ukhuwah islamiyah berdimensi sangat luas, yakni nggak dibatasi oleh waktu dan tempat. Kapan pun dan di mana mereka berada, asal mereka adalah muslim, itu saudara kita. Hanya saja, untuk ukhuwah dengan lawan jenis, memang ada aturan mainnya sendiri, sobat. Nggak sembarangan, atau nggak sebebas dalam bergaulnya seperti kepada teman satu jenis. Itu sebabnya, kita bahas masalah ini di buletin kesayangan kamu ini. Betul? Loading…

Ketika cinta mulai menggoda
Rasa cinta itu unik. Nggak mengenal status seseorang, dan juga suka tiba-tiba aja datang. Hadir dalam jiwa, menggerogoti hati, mengaduk-mengaduk perasaan, yang akhirnya muncul rasa suka dan rindu. Duh, banyak pujangga yang berhasil menorehkan kata-kata puitisnya tentang cinta. Sebab cinta itu naluriah. Pasti dimiliki oleh seluruh manusia, termasuk hewan. Allah udah memberikan rasa itu kepada manusia. Firman-Nya:

“Dijadikan indah pada (pandangan) manusia kecintaan kepada apa-apa yang diingini, yaitu: wa¬nita-wanita, anak-anak,” (QS Ali Imraan [3]:14)

Nah, gimana jadinya kalo sesama aktivis pengajian muncul rasa cinta? Nggak masalah. Sah-sah saja kok. Bahkan sangat mungkin ter¬jadi. Itu naluriah. Cuma, tetap harus aman dan terkendali. Nggak boleh mengganggu stabilitas nasional (ciiee.. bahasanya pejabat banget tuh!). Iya, saat cinta menggoda, jarang yang bi¬sa bertahan dari godaannya yang kadang menggelapkan mata dan hati seseorang. Jangan heran dong kalo sampe ada yang nekat pacaran. Wah, aktivis pengajian kok pacaran?

Sobat muda muslim, itu sebabnya kamu kudu bisa jaga diri. Ukhuwah islamiyah di antara sesama aktivis pengajian tentunya nggak dinodai dengan perbuatan yang mencemarkan nama baik organisasi, nama baik kamu, nama baik se¬sama aktivis pengajian, dan yang jelas kesucian Islam. Jangan sampe ada omo¬ngan, “aktivis pengajian aja pacarannya kuat, tuh! Muna deh!”. Coba, gimana kalo sampe ada yang bilang begitu? Nyesek banget kan? Jelas lebih dahsyat dari wabah SARS tuh! Upss...

Kalo udah gitu, bisa ngerusak predikat tuh. Bener. Sebab, serangan kepada orang yang punya predikat ‘paham agama’ lebih kenceng. Jadi kalo ada aktivis pengajian yang pacaran, orang di sekililing mereka dengan sengit mengolok-olok, mencemooh, bahkan mencibir sinis. Kejam juga ya? Bandingkan dengan orang yang belum paham agama, atau nggak aktif di organisasi kerohanian Islam, biasa-biasa aja tuh. Sobat, inilah semacam ‘hu¬kuman sosial’ yang kudu ditanggung seseorang yang udah dipandang ngerti. Padahal, sama aja dosanya. Tapi, seolah lebih besar kalo itu dilakukan oleh aktivis penga¬jian. Gawat!
Wajar juga sih pan¬dangan seper¬ti itu. Sebab, umat kan lagi nyari siapa yang dapat ia percayai dan teladani dalam kehidupannya. Jadi, jangan khianati kepercayaan mereka kepadamu hanya gara-gara soal cinta yang kebablasan. Sebab, mereka menganggap bahwa kamu mampu menjaga diri dan mungkin orang lain. Nah, kalo kemudian kamu melakukan perbuatan yang merendahkan martabatmu, rasanya pantes banget kalo kemudian mereka nggak percaya lagi sama kamu yang aktif di pegajian. Betul apa betul?

Sobat muda muslim, cinta seketika bisa datang menggoda, hadir dalam jiwa, memenuhi rongga dada, dan membawa asa yang meng¬hempaskan segala duka yang pernah ada. Hmm.. kalo itu yang kamu rasakan, harap hati-hati. Ukhuwah di antara kamu jangan dinodai dengan aktivitas bejat, meskipun atas nama cinta. Berbahaya. Jangan heran kalo Kahlil Gibran pernah bikin puisi seperti ini: “Cinta berlalu di hadapan kita, terbalut dalam keren¬dahan hati, tetapi kita lari darinya dalam ketakutan, atau bersembunyi di dalam kege-lapan; atau yang lain mengejarnya, untuk berbuat jahat atas namanya”

Jaga jarak aman!
Idih, emangnya mengendarai mobil sampe dibilang jaga jarak aman? He..he..he... jangan salah euy, justru yang berbahaya adalah karena seringnya deketen, apalagi sampe gesekan segala (emangnya kartu kredit main gesek?).

Jaga jarak aman adalah cara ampuh menjaga hati kita untuk tidak melakukan aktivitas berbahaya. Bukankah seringkali kamu tak berdaya jika deketan sama orang yang kamu incer? Sebab, kalo nggak diatur dengan batasan ajaran agama, kamu bisa kebablasan berbuat tuh. Bener. Jangan sampe kamu lakuin.

BTW, apa aja sih batasan bergaul dengan lawan jenis, khususnya sesama aktivis? Iya, biar kita jadi ngeh, apa yang boleh dilakukan dan mana yang terlarang untuk dilakoni. Supaya ukhuwah kita nggak bias dengan pacaran.

Pertama, kurangi frekuensi pertemuan yang nggak perlu. Memang, kalau sudah cinta, berpisah sejam serasa 60 menit, eh maksudnya setahun. Bawaannya pengen ketemu melulu. It’s not good for your health, guys! Ini nggak sehat. Perbuatan seperti itu bukannya meredam gejolak, tapi akan memperparah suasana hati kita. Pikiran dan konsentrasi kita malah makin nggak karuan. Selain itu bukan mustahil kalau kebaikan yang kita kerjakan jadi tidak ikhlas karena Allah. Misal, karena si doi jadi moderator di acara pengajian, eh kita bela-belain datang karena pengen ngeliat si doi, bukan untuk nyimak pengajiannya itu sendiri.

Yup, kurangi frekuensi pertemuan, apa¬lagi kalau memang tidak perlu. Kalau sekadar untuk minjem buku catatan, ngapain minjem pada si doi, cari aja teman lain yang bisa kita pinjam bukunya. Lagipula, kalau kamu nggak sabaran, khawatir ada pandangan negatif dari si doi. Bisa-bisa kamu dicap sebagai ikhwan atau akhwat yang agre (maksudnya agresif). Zwing...zwing.. gubrak!

Kedua, jangan ‘menggoda’ dengan gaya bicara dan penampilan yang gimanaa.. gitu. Jadi, ketika kamu berbicara dengan lawan jenis harus diperhatikan intonasi dan gaya bicaranya. Bagi wanita, jangan sekali-kali ketika berin¬teraksi dengan anak cowok menggunakan gaya bicara yang mendayu-dayu kayak penyanyi dangdut. Suaranya dibuat merdu merayu hingga menyisakan rasa penasaran yang amat sangat bagi kaum lelaki. Wow! Firman Allah:

“Jika kamu bertakwa, maka janganlah kamu terlalu lemah lembut (mengucapkan perkataan, nanti orang-orang yang dalam hatinya ragu ingin kepadamu. Dan berkatalah dengan perkataan yang baik. “ (QS. al-Ahzab [33]: 32)

Ketiga, menutup aurat. Nggak salah neh? Kalo aktivis kan udah ngeh soal itu Bang? Bener. Harusnya memang begitu. Tapi, banyak juga yang belum tahu bagaimana cara menge¬nakan busana sesuai syariat. Akhwatnya masih pake kerudung gaul yang ‘cepak’ abis! (kalo yang bener kan ‘gondrong’. He..he..). Iya, keru¬dungnya aja modis banget. Pake lipstik lagi bibirnya. Bedakannya tebel banget pula. Minyak wanginya? Bikin ikan sekom ngapung!

Jadi buat para akhwat, jangan tabarujj deh. Duh, kebayang banget lucunya kalo aktivis pengajian tabarujj alias tampil pol-polan dengan memamerkan kecantikannya. Jangan ya, Allah Swt. berfirman: “...dan janganlah kamu berhias dan bertingkah laku seperti orang-orang Jahiliyah yang dahulu” (QS al-Ahzab [33]: 33)

Banyak lho yang mengaku aktivis masjid tapi kelakuannya masih begitu. Jadi, mari kita sama-sama membenahi diri kita dan juga teman-teman yang lain sesama aktivis masjid. perubahan memang butuh proses. Tapi, kudu dimulai dari sekarang. Siap kan? Heu-euh!

Keempat, kurangi berhubungan. Mungkin ketemu langsung sih nggak, tapi komunikasi jalan terus tuh. Mulai dari sarana ‘tradisional’ macam surat via pos, sampe yang udah canggih macam via telepon, HP, dan juga internet. Wuih, ketemu langsung emang jarang, tapi kirim SMS dan nelponnya kuat. Apalagi kalo urusan chatting, pake ada jadwalnya segala. Udah gitu, kirim-kirim e-mail pula. Hmm... jadi tetep berhubungan kan? Emang sih bukan masuk kategori khalwat. Tapi kan bisa menum¬buhkan rasa cinta, suka, dan sayang? Nggak percaya? Jangan dicoba! He..he..

Kelima, jaga hati. Ya, meski sesama aktivis pengajian, bisikan setan tetap berlaku. Bahkan sangat boleh jadi makin kuat komporannya. Itu sebabnya, kalo hatimu panas terus karena panah asmara itu, dinginkan hati dengan banyak mengingat Allah. Mengingat dosa-dosa yang udah kita lakukan ketika sholat dan membaca al-Quran. Firman Allah Swt.: “Ingatlah dengan mengingat Allah hati menjadi tenang.” (ar-Ra’du [13]: 28)

Oke deh, kamu udah punya modal sekarang. Hati-hatilah dalam bergaul dengan teman satu pengajian. Jaga diri, kesucian, dan kehormatan kamu dan temanmu. Jangan nekat berbuat maksiat. Kalo udah TKD alias Teu Kuat Deui, segera menikah saja (kalo emang udah mampu). Kalo belum mampu? Banyakin aktivitas bermanfaat dan seringlah berpuasa.

Emang sih kalo pengen ideal, kudu ada kerjasama semua pihak; individu, masya¬rakat dan juga negara. Hmm.. soal cinta juga urusan negara ya? Negara wajib meredam dan memberantas faktor-faktor yang selalu ngom¬porin masyarakat untuk berbuat yang nggak-nggak. Betul? Jadi, jangan sampe ukhuwah kita berubah jadi demenan! Catet yo.
-----------------------------------------------------

Jadi Ikhwan jangan cengeng..

Jadi Ikhwan jangan cengeng..
Dikasih amanah pura-pura batuk.. Nyebutin satu persatu kerjaan biar dikira sibuk..
Afwan ane sakit.. Afwan PR ane numpuk.. Afwan ane banyak kerjaan, kalo nggak selesai bisa dituntut.. Afwan ane ngurus anu ngurus itu jadinya suntuk.. Terus dakwah gimana? digebuk?

Jadi Ikhwan jangan cengeng..
Dikit-dikit dengerin lagunya edcoustic.. udah gitu yang nantikanku di batas waktu, bikin nyelekit.. Ke-GR-an tuh kalo ente melilit.. Kesehariannya malah jadi genit.. Jauh dari kaca jadi hal yang sulit.. Hati-hati kalo ditolak, bisa sakiiiittt…

Jadi Ikhwan jangan cengeng..
Dikit-dikit SMSan sama akhwat pake Paketan SMS biar murah.. Rencana awal cuma kirim Tausyiah.. Lama-lama nanya kabar ruhiyah.. sampe kabar orang rumah.. Terselip mikir rencana
walimah? Tapi nggak berani karena terlalu wah! Akhirnya hubungan tanpa status aja dah!

Jadi Ikhwan jangan cengeng..
Abis nonton film palestina semangat membara.. Eh pas disuruh jadi mentor pergi entah kemana..
Semangat jadi penontonnya luar biasa.. Tapi nggak siap jadi pemainnya.. yang diartikan sama dengan hidup sengsara.. Enak ya bisa milih-milih yang enaknya aja..

Jadi Ikhwan jangan cengeng..
Ngumpet-ngumpet buat pacaran..Ketemuan di mol yang banyak taman.. Emang sih nggak pegangan tangan.. Cuma lirik-lirikkan dan makan bakso berduaan.. Oh romantisnya, dunia pun heran.. Kalo ketemu Murabbi atau binaan.. Mau taruh di mana tuh muka yang jerawatan?
Oh malunya sama Murabbi atau binaan? Sama Allah? Nggak kepikiran.. Yang penting nyes nyes romantis semriwing asoy-asoy-yaannn. .

Jadi Ikhwan jangan cengeng..
Disuruh infaq cengar-cengir. . Buat beli tabloid bola nggak pake mikir.. Dibilang kikir marah-marah dah tuh bibir.. Suruh tenang dan berdzikir.. Malah tangan yang ketar-ketir. . Leher saudaranya mau dipelintir!

Jadi Ikhwan jangan cengeng..
Semangat dakwah ternyata bukan untuk amanah.. Malah nyari Aminah.. Aminah dapet, terus Walimah.. Dakwah pun hilang di hutan antah berantah.. Dakwah yang dulu kemanakah? Dakwah kawin lari.. lari sama Aminah.. Duh duh… Amanah Aminah.. Dakwah.. dakwah..Kalah sama Aminah..

Jadi Ikhwan jangan cengeng..
Buka facebook liatin foto akhwat.. Dicari yang mengkilat.. Kalo udah dapet ya tinggal sikat.. Jurus maut Ikhwan padahal gak jago silat.. “Assalammu’alaykum Ukhti, salam ukhuwah.. udah kuliah? Suka coklat?”
Disambut baik sama ukhti, mulai berpikir untuk traktir Es Krim Coklat .. Akhwatnya terpikat.. Mau juga ditraktir secara cepat.. Asik, akhirnya bisa jg ikhtilat… yaudah.. langsung TEMBAK CEPAT! Akhwatnya mau-mau tapi malu bikin penat.. badan goyang-goyang kayak ulat.. Ikhwannya nyamperin dengan kata-kata yang memikat.. Kasusnya sih kebanyakan yang ‘gulat’.. Zina pun menjadi hal yang nikmat..
Udah pasti dapet laknat.. Duh.. maksiat.. maksiat…

Jadi Ikhwan jangan cengeng..
Ilmu nggak seberapa hebat.. Udah mengatai Ustadz.. Nyadar diri woi lu tuh lulusan pesantren kilat.. Baca qur’an tajwid masih perlu banyak ralat.. Lho kok udah berani nuduh ustadz.. Semoga tuh otaknya dikasih sehat..

Jadi Ikhwan jangan cengeng..
Status facebook tiap menit ganti.. Isinya tentang isi hati.. Buka-bukaan ngincer si wati.. Nunjukkin diri kalau lagi patah hati..Minta komen buat dikuatin biar gak mati bunuh diri.. Duh duh.. status kok bikin ruhiyah mati.. Dikemanakan materi yang ustadz sampaikan tadi? Jadi Ikhwan jangan cengeng.. Ngeliat ikhwan-ikhwan yang lain deket banget sama akhwat mau ikutan.. Hidup jadi kayak sendirian di tengah hutan rambutan.. Mau ikutan tapi udah tau kayak gitu nggak boleh.. tau dari pengajian.. Kepala cenat-cenut kebingungan. . Oh kasihan.. Mendingan cacingan..

Jadi Ikhwan jangan cengeng..
Ngeliat pendakwah akhlaknya kayak preman.. Makin bingung nyari teladan.. Teladannya bukan lagi idaman.. Hidup jadi abu-abu kayak mendungnya awan.. Mau jadi putih nggak kuat nahan..
Ah biarlah kutumpahkan semua dengan cacian makian.. Akhirnya aku ikut-ikutan jadi preman.. Teladan pun sekarang ini susah ditemukan..

Jadi Ikhwan jangan cengeng..
Diajakin dauroh alasannya segudang.. Semangat cuma pas diajak ke warung padang.. Atau maen game bola sampe begadang.. Mata tidur pas ada lantunan tilawah yang mengundang.. Tapi mata kebuka lebar waktu nyicipin lauk rendang.. Duh.. berdendang…

Jadi Ikhwan jangan cengeng..
Bangga disebut ikhwan.. hati jadi wah.. Tapi jarang banget yang namanya tilawah.. Yang ada sering baca komik naruto di depan sawah.. Hidup sekarang jadinya agak mewah.. Hidup mewah emang sah.. Tapi.. kesederhanaan yang dulu berakhir sudah?

Jadi Ikhwan jangan cengeng..
Dulunya di dakwah banyak amanah.. Sekarang katanya berhenti sejenak untuk menyiapkan langkah.. Tapi entah kenapa berdiamnya jadi hilang arah.. Akhirnya timbul perasaan sudah pernah berdakwah..
Merasa lebih senior dan lebih mengerti tentang dakwah.. Anak baru dipandang dengan mata sebelah.. Akhirnya diam dalam singgasana kenangan dakwah.. Dari situ bilang.. Dadaaahhh.. Saya dulu lebih berat dalam dakwah.. Lanjutin perjuangan saya yah…

Jadi Ikhwan jangan cengeng..
Nggak punya duit jadinya nggak dateng Liqo.. Nggak ada motor yaa halaqoh boro-boro.. Murabbi ikhlas dibikin melongo.. Binaan nggak ada satupun yang ngasih info..Ngeliat binaan malah pada nonton tv liat presenter homo.. Adapula yang tidur sambil meluk bantal guling bentuk si komo.. Oh noo…

Jadi Ikhwan jangan cengeng…
Jadi Ikhwan jangan cengeng…
Jadi Ikhwan jangan cengeng…
Jadi Ikhwan jangan cengeng…
Jadi Ikhwan jangan cengeng…

Akhi… banyak sekali sebenarnya masalah Ikhwan.. Dimanapun harokahnya… Akhi.. Di saat engkau tak mengambil bagian dari dakwah ini.. Maka akan makin banyak Ikhwan lain yang selalu menangis di saat mereka mengendarai motor.. Ia berani menangis karena wajahnya tertutup helm… Ia menangis karena tak kuat menahan beban amanah dakwah..

Akhi.. Di saat engkau kecewa oleh orang yang dulunya engkau percaya.. Ikhwan-ikhwan lain sebenarnya lebih kecewa dari mu.. mereka menahan dua kekecewaan.. kecewa karena orang yang mereka percaya.. dan kecewa karena tidak diperhatikan lagi olehmu.. tapi mereka tetap bertahan menahan dua kekecewaan… karena mereka sadar.. kekecewaan adalah hal yang manusiawi.. tapi dakwah harus selalu terukir dalam hati..

Akhi.. disaat engkau menjauh dari amanah.. dengan berbagai alasan.. sebenarnya, banyak ikhwan di luar sana yang alasannya lebih kuat dan masuk akal berkali-kali lipat dari mu.. tapi mereka sadar akan tujuan hidup.. mereka memang punya alasan.. tapi mereka tidak beralasan dalam jalan dakwah.. untuk Allah.. demi Allah.. mereka.. di saat lelah yang sangat.. masih menyempatkan diri untuk bangun dari tidurnya untuk tahajjud.. bukan untuk meminta sesuatu.. tapi mereka menangis.. curhat ke Allah.. berharap Allah meringankan amanah mereka.. mengisi perut mereka yang sering kosong karena uang habis untuk membiayai dakwah…

Akhi.. Sungguh.. dakwah ini jalan yang berat.. jalan yang terjal.. Rasul berdakwah hingga giginya patah.. dilempari batu.. dilempari kotoran.. diteror.. ancaman pembunuhan….. dakwah ini berat akhi.. dakwah ini bukan sebatas teori.. tapi pengalaman dan pengamalan… tak ada kata-kata ‘Jadilah..!’ maka hal itu akan terjadi.. yang ada ‘jadilah!’ lalu kau bergerak untuk menjadikannya. . maka hal itu akan terjadi.. itulah dakwah… ilmu yang kau jadikan ia menjadi…

Akhi.. jika saudaramu selalu menangis tiap hari.. Bolehkah mereka meminta sedikit bantuanmu..? meminjam bahumu..? berkumpul dan berjuang bersama-sama… ? Agar mereka dapat menyimpan beberapa butir tangisnya.. untuk berterima kasih padamu..Juga untuk tangis haru saat mereka bermunajat kepada Allah dalam sepertiga malamnya..
“Yaa Allah.. Terimakasih sudah memberi saudara seperjuangan kepadaku.. demi tegaknya Perintah dan laranganMu… Kuatkanlah ikatan kami…”

“Yaa Allah, Engkau mengetahui bahwa hati-hati ini telah berhimpun dalam cinta kepada-Mu, bertemu dalam taat kepada-Mu, bersatu dalam da’wah kepada-Mu, berpadu dalam membela syariat-Mu.”

“Yaa Allah,kokohkanlah ikatannya, kekalkanlah cintanya, tunjukillah jalan-jalannya. Penuhilah hati-hati ini dengan cahaya-Mu yang tidak pernah pudar.” “Lapangkanlah dada-dada kami dengan limpahan keimanan kepada-Mu dan keindahan bertawakal kepada-Mu. Hidupkanlah hati kami dengan ma’rifat kepada-Mu. Matikanlah kami dalam keadaan syahid di jalan-Mu.”

“Sesungguhnya Engkaulah Sebaik-baik Pelindung dan Sebaik-baik Penolong. Yaa Allah, kabulkanlah. Yaa Allah, dan sampaikanlah salam sejahtera kepada junjungan kami, Muhammad SAW, kepada para keluarganya, dan kepada para sahabatnya, limpahkanlah keselamatan untuk mereka.”


Sekedar pengingat, hal ini bisa terjadi pada siapa saja, ikhwan maupun akhwat. sooo.. Waspadalah Waspadalah!

semoga bermanfaat untuk kita semua dan kita semakin mengokohkan barisan ini

Temen-temen ikhwan, menangis bagi kita jangan dianggap tabu. Menangis adalah bukti pertahanan diri, luapan emosi sehingga ia menstabilkan. Sebuah penelitian menjelaskan "seorang laki-laki harapan hidupnya amat rendah disebabkan ia tidak pernah menangis atau sulit menangis". So' tidak ada yang salah jika ikhwan cengeng alias mudah menangis. Yang menjadi masalah adalah jika semua persoalan hidup sang ikhwan selalu diakhiri dengan menangis. Harus cerdas bahwa menangisnya kita sebagai batu loncatan agar hidup jauh lebih baik....

"Sesungguhnya Allah itu tidak menyiksa karena tetesan air mata kesedihan hati, tetapi Allah hanya akan menyiksa karena ini, (beliau menunjuk kearah lidahnya) atau Allah akan mengampuninya." (HR. Al-Bukhari)

wallahu'alam

Mengenang Aktivitas Yang Dahulu

Assalamu'alaikum...
Kaifa Haluk Akhi?
Mudah-mudahan Allah selalu melindungi kita semua...
Semoga Allah tetap membimbing kita dalam Naungan-Nya...

Subhanalloh... Tak Terasa Begitu Cepat Waktu Berlalu...
Teringat sebuah kisah perjuangan nyata bersama-sama ketika beberapa bulan kemarin hingga sekarang...
Sungguh indah masa-masa seperti dahulu...
Penuh dengan perjuangan, militansi, ukhuwah, saling membantu...
Kadang Duka dan Lara...
Kadang penuh canda jika berkumpul dan membahas sesuatu yang tiada pastinya...

Masih teringat dalam rekaman ingatanku, sebuah kisah kita dahulu kala...

Ketika pertama kalo dipertemukan oleh Rabbul 'Izzati...
Bersatu dalam perjuangan, Bersatu dalam Naungan-Nya yang hakiki, Berpadu dalam ikatan Iman...

Tak Lupa ketika ku mengingat kembali awal perjuangan di Dakwah Sekolah...
Ketika Demo Ekskul, begitu terpesona ku melihat Kaka kelas menyajikan ekskulnya...
Namun, hatiku terpana ketika ada salah satu ekskul yang berbeda..
Hatiku semakin penasaran, mau mengetahui, Apa sebenarnya itu?

Di awal Open House lah kami di pertemukan. Dengan muka-muka ketika kelas X yang masih imut-imut, lucu-lucu, kocak-kocak, dan polos sekali...
Saat itulah awal mula dari ukhuwah, ialah Ta'aruf (pengenalan)...
Ketika awal perjuangan, jundi-jundi sebanyak 10 orang lebih. Ku sungguh heran dan semakin terbuai dalam wadah ini...

Beberapa pertemuan pun berjalan setiap sabtu, masih menggunakan Musholla yang lama. Dipersimpangan Rel Kereta. Karena itulah sekolahku di daerah DPR (Daerah Pinggiran Rel). Disanalah kita memulai yang namanya Mentoring...

Disanalah penyaringan orang dimulai, orang2 yang tetap bertahan hanya 6 orang

Subhanalloh...
Kegiatan berjalan seiring bertambahnya keimanan dan ukhuwah...
Canda, tawan, senang, sedih mewarnai perjalanan perjuangan kita.

Ingatkah ketia setiap jum'at kita menyiapkan Terpal dengan penuh semangat... Kadang salah melempar, dan kadang menggunakan sepatu yang tak bersalah sebagai ganjalan tali...

Ktika Dauroh Rohis di Bogor... Sungguh masa-masa yang tak terlupakan... Disana terbagi 2 kelompok...
Ikhwan 1... Ikhwan 1...
Ikhwan 2... Ikhwan 2...

Dan tak lupa yel-yel perjuangan kita
"ISHOMA... ISHOMA... ISHOMA...!"

Masih terekam dalam ingatanku...

Ketika masuk fase berikutnya, ketika menapaki kelas seterusnya, yaitu kelas XI...
Disanalah kita ber-azzam menjadi pengurus yang akan setia terhadap Amanah kita yang terlah tertulis oleh malaikat...

Prokerpun terbuat dan Acara demi acara mulai berjalan...

Disana mulai jundi-jundi baru mulai menyatakan diri ingin berjuang bersama...

Subhanalloh,

1 demi persatu jundi-jundi berdatangan...
Akhirnya jumlah kami menjadi 12 orang...

Dan disanalah ukhuwah akan terus terbentuk kembali memasuki tahapan yang lebih tinggi...

Tapi Sobat...
Sekarang, mengapa semangat itu mulai pudar...?
Aina Hamasah?
Apakah hilang ditelan zaman? Atau lenyap tak bersisa?

Ayo sobat, Mari kita ulang dan kita ber-azzam untuk menjadi pengurus yang amanah...

Keep Hamasah...!


Renungkan sebuah lirik :


Doa Rabithah

Sesungguhnya Engkau tahu
bahwa hati ini telah berpadu
berhimpun dalam naungan cinta-Mu
bertemu dalam ketaatan
bersatu dalam perjuangan
menegakkan syariat dalam kehidupan

Kuatkanlah ikatanNnya
kekalkanlah cinta-Nya
tunjukilah jalan-jalan-Nya
terangilah dengan cahaya-Mu
yang tiada pernah padam
Ya Rabbi bimbinglah kami

Lapangkanlah dada kami
dengan karunia iman
dan indahnya tawakal pada-Mu
hidupkan dengan ma'rifat-Mu
matikan dalam syahid di jalan Mu
Engkaulah pelindung dan pembela


"Dan yang mempersatukan hati mereka orang-orang yang beriman, walaupun kamu membelanjakan semua kekayaan yang berada di bumi, Niscaya kamu tidak dapat mempersatukan hati mereka... Akan tetapi Allah, telah mempersatukan hati mereka.. Sesungguhnya Dia Maha Gagah, lagi Maha Bijaksana.."


Rohis SMAN 37 (Ikhwan XI 2009-2010)

----=====(To be continued...)=====---

Jika Aku adalah Ikhwan..

Jika Aku adalah Ikhwan..

Ukh, pernah ngga terpikir oleh anti hal yang sama seperti ane, menjadi ikhwan?

“Apa?? Yang bener aja ukh, msa anti mw merubah diri menjadi sosok yang identik dengan celana bahannya yang ngatung, jenggot tiga lembar, pakaian yang ngga jauh-jauh dari kemeja ataw ga baju koko,sandal gunung atw brangkali sandal jepit yang senantisa dipakainy dan tas ransel yang selalu dibawa-bawa dengan isi buku2 ‘berat’ n’ kalo lagi jalan nunduk trs (GB kaleee). Ugh,,ada-ada aj nih anti..ckck ga kebayang ane,dan ga prnah kepikiran sama sekali tuh! Klo ane sih udah pewe dgn takdir ane yang sekarang, menjadi akhwat sejati..(hhee…amin deh)”

Waduh…(gubrak) ngga geto kaleee ukh… maksud ane menjadi ikhwan itu fungsinya, peran n keistimewaan yang ad pada diri ikhwan sejati. Layaknya Muhammad al fatih dengan kegagahannya memimpin pasukan, ali bin abi thalib dengan kecerdasannya, abu bakar dengan kelembutannya, umar bin khatab dengan ketegasannya, dan seperti Rasulullah yang menjadi ikhwan luar biasa karena akhlaknya.

Sempat aj terpikir oleh ane menjadi sosok ikhwan,keistimewaan yg dimilki,kelebihanny,perannya, karakternya… (bukan scara fisik ukh….!haha)
Enak kali ya jadi ikhwan, yang memiliki kebebasan ‘lebih’ dibanding akhwat. Contohnya aj, ikhwan boleh pergi kmanapun, kapanpun dia mw..tanpa ada hambatan atawpun yang melarang. Coba kalo akhwat, bru pergi ke bogor aj naik kereta, birokrasi n perizinannya aj susanya minta ampun, trus skalipun udah diizinin tuh hp kgak berenti-berenti di terror sama nyokap.

Udah gtu, ikhwan boleh pulang kapanpun dia mw.tengah malem kek, mw mabit pun jg silahkan, atw skalian ga pulang-pulang kayak bang toyib jg ga ap2. Nah, klo akhwat?? maghrib blum plg,aj wah dah pada panic tuh orang rumah.apalagi klo mw mabit, jgn harap meenn! Prlu prjuangan hingga penghabisan darah terakhir, sampe masang tampang andalan (memelas T.T) hhaaa..*lebay (hsil survey mmbktkn, yg jls it bkn an)

Ga hanya itu aj ukh,,Keistimewaan yang paling istimewa yang dimiliki ikhwan adalah takdir mereka sebagai pemimpin. Ar rijal qowwamun ala nisa, laki-laki adalah pemimpin bagi perempuan. Coba aj cek sendiri..
Ketua rohis= ikhwan, yang mimpin syuro=ikhwan, mimpin tadarusan (pagi2 d sklh)= ikhwan, ka.div-ka.dept= ikhwan, ktua osis=ikhwan,kpala klg=ikhwan,smpe ktua RT/RW kan jg=ikhwan, ktuaaaaannn……………dh lama-lama!!-.- ugh!

Ikhwan dengan sgala keistimewaannya, seharusnya bisa berbuat lebih dan professional dalam menjalankan kerja-kerja dawkah. Terlebih dengan wewenang mereka sebagai pemimpin. Yang bikin ane heran nih ukh, koq masih ad aj ya ukh ikhwan2 yang ga bisa datang memenuhi panggilan ummat (halah..) cntohnya datang syuro atawpun panggilan jiwa alias liqo. Ada aja 1001 alasn untuk ga dateng, hujan kek, ga boleh kluar ma ortu, ga ada motor, mw les, kecapean, sampe alsnnya kejauhan, untung ga ad yg beralasan” afwan ukh, ane lagi di pingit,jadi ga bolh kmana2” (uweekkk XP) heyyy………….klian nyadar ga sih….antm lupa ya, klo antm tuh ikhwan. Ga pantes alasn2 itu terucap oleh seorang ikhwan. Terkadang ane suka kesal dan mnyesal bersanding hidup dengan ikhwan2 itu…knp sh mreka ga bersyukur,dgn memanfaatkan kelebihan yang ad dalam dri mereka.

Apalagi jika para akhwat sudah dihadapkan dengan situasi dimana ikhwan hanya sebagai mascot dalam organisasi, tak ada langkah konkretnya. Padahal kan tugas mereka adalah memimpin kami para akhwat, dan mengarahkan dalam mengerjakan tugas-tugas mulian ini.tetapi apa?? apa? Stiap ad agenda-agenda bru/ proker yang hendak ditunaikan,,entahlah…mereka lupa ataw tak peduli, hingga harus selalu kami ingatkan. Namun setelah mereka ingat dan kami pun mulai bergerak bersama, lantas apa yang mereka lakukan? Memonopoli tuh proker, tnpa melibatkan akhwat! Mereka syuro sndri sampe 3 hari 3 malam kagak pulang tuh..(katanya sih mabit), dengan hasil konsep-konsep ‘besar’ mereka.lalu keesokannya mereka mengajak syuro akhwat, walhasil kami hanya menjadi pendengar setia ats hasil syuro mereka. Inikah yang dinamakan amal jama’i??

Blum lagi ada ikhwan yang tdk brtnggng jawab dgn wewenangnya sebagai pemimpin. Contohnya aj ad sbuah realigi (eh salah, mxdnya realitas) yang terjadi di sebuah musyawarah organisasi LDS ternama di *piipp*( sensor) yang diketuai oleh seorang ikhwan. Mungkin dia memang handal dalam menyusun konsep-konsep besar ‘grand design’ untuk kemajuan LDS tsb.. ‘orang teknis’ ya, mungkin dua kata itu yang cocok menggambarkan dirinya.hanya mampu menuangkan ide-ide ‘besarnya’, tanpa mampu untuk mengerjakan dengan tangnnya. Dia sering kali membuat program-program yang kelihatannya bagus dan efektif, tapi tak satupun program yang ia selesaikan hingga tuntas. Selalu saja ada alasan yang membuatnya menghentikan langkah di tengah perjalanan. Entahlah…katanya sih dia bosan dan udh ga tertarik lagi mnyelesaikan proker itu dikarenakan kami (akhwat) dan anggota ikhwan yang lainnya bekerja ga sesuai yg dy mw (trs mwnya apa???), atau karena banyak yang ga respect dengan program ini ngapain di lanjutin, atau karena dapet amanah baru yang lebih menarik???…..wahahaha...[oh gtu y akh, alasan yg bagus!!grrrrr >: (

Hufft….tak tau lah apa yang ada di pikiran mereka hingga mampu berbuat seperti itu. Mungkin memang perbedaan sifat antara ikhwan dan akhwat. Ikhwan dengan rasionalitasnya yang stiap langkahnya penuh dengan perencanaan yang sudah dipikirkan matang-matang dengan asas logika.hm,,sampe-sampe ga dipikirin pake perasaan. Pernah suatu ketika di sebuah organisasi terdapat banyak masalah internal yang harus segera diselesaikan..dan para akhwatpun sibuk bermusyawarah mencari jalan keluarnya.namun ketika mencoba untuk membicarakannya dengan ikhwan yang barangkali dengan ‘logikanya’ bisa menyelesaikan masalah-masalah. Tapi sungguh naas, apa yang dikatakan olh ikhwn2 it..? “loh,emang qta punya masalah ya? Prasaan ane (prasaan?????!), orgnasasi qta baik-baik aj, semuanya udah bagus koq..apa yang perlu dibenahi lagi? Udah ukh, ga usah lebay gtu org ga ad apa2 koq.” WHAT TH?????? Grrrrrr!! Are u sure??hmphhh..suteralahh…-,-‘
argh dsr ikhwan!

Akhi, dmana jiwa qawwam antm?? Secara sadar kaum akhwat adalh pengikut dr ikhwn, tapi bukan berarti mengikuti tanpa alasan! Maksudnya, akhwat adala sosok yg harus diarahkn,dipimpin… jika fungsi it tdk ad, kami pun siap untuk memimpin sendiri!
Kalau ane jadi ikhwan, an akan lakukan apapun yang an bisa lakukan untuk dkwh ini. Tanpa harus menunggu komando dr ikhwan2 it.melaksanakan program-program besar dengan asas amal jama’I dn ukhuwah di dalamnya(bukan memonpoli). Intens melihat keadaan jundi2nya. Mengadakan syuro untuk hanya sekedar mmbahas mslh internal untuk mencari solusi bsama. Smw it bsa saja ane lakukan dgn mudahnya, JIKA ane ADALAH IKHWAN.

********

Sebelumnya afwan jiddan, jika ad yang tersinggung. Ga bermaksud menjatuhkan ente-ente pade para ikhwan, hanya mw mngingatkan saja dengan kritikan2 aktual,tajam dan terpercaya (hyahya..xD), brangkali ente khilaf. Ga menutup kemungkinan klo ad ikhwan yang hendak mngkritik kami para akhwat. Semoga bisa menjadi bahan perenungan! Untuk kdua kaliny, ane ucapin afwan… Semoga Allah memaafkan kesalahan2 dan khilaf kita.amin. jazakumullah..

(=== Copas dari saudariku ===)

Surat Untuk Ikhwan

Wahai ikhwan……
Dengarkanlah pula sejenak pesan kami barisan akhwat
untuk kalian..

Wahai ikhwan…………
Sungguh kami itu senang jika diperhatikan,
apalagi jika kalian adalah ikhwan yang dewasa,
atau ikhwan yang alim, atau ikhwan yang cool, atau ikhwan yang cerdas
padahal kami belum mampu berhijab secara baik,
karena itu tundukkanlah pandangan kalian dengan makna yang sebenarnya,
dan janganlah kalian ikuti pandangan pertama dengan pandangan berikutnya.

Jangan pernah kautatap kami penuh
Bahkan tak perlu kaulirikkan matamu untuk melihat kami.
Bukan, bukan karena kami terlalu indah,
tapi karena kami seorang yang masih kotor.
kami biasa memakai topeng keindahan pada wajah buruk kami,
mengenakan pakaian sutra emas yang akan bisa memalingkan diri kalian.

Wahai Akhi,
berhati-hatilah ketika kalian menyapa kami dengan chating didunia maya,
diskusi dengan hal-hal yang tidak perlu,
katanya dakwah di dunia maya, tetapi yang diobrolkan jauh dari nilai esensi dakwah


Duhai Akhi……
Kami juga inginnya terus dekat dengan kalian para ikhwan,
tapi maaf…bukan karena apa-apa tapi lebih karena perhatian yang kalian berikan kepada kami,
meskipun sesungguhnya kami sangat malu akan hal ini,
terkadang kami pun terlepas kata dan tingkah laku,
yang malah menjadikan kami dan kalian semakin tak mengenal batas,
karena itu pertama nasihatilah kami akan azab Allah dan setelahnya jangan pernah memberi dan membalas bentuk perhatian kami

Akhi....
Wanita adalah makhluk yang sempit akal dan mudah terbawa emosi.
Terlepas bahwa aku tidak suka pernyataan tersebut, tapi itu fakta.
Sangat mudah membuat wanita bermimpi.

Akhi,
Tolong, berhentilah memberi angan-angan kepada kami.
Mungkin kami akan melengos kalau disapa.
Atau membuang muka kalau dipuji.
Tetapi, jujur saja, ada perasaan bangga.
Bukan kami suka pada antum (mungkin)..
Tapi suka karena diperhatikan “lebih”.

Diantara kami, ada golongan Maryam yang pandai menjaga diri.
Tetapi tidak semua kami mempunyai hati suci.
Jangan antum tawarkan sebuah ikatan bernama ta’aruf bila antum benar-benar belum siap akan konsekuensinya.
Sebuah ikatan ilegal yang bisa jadi berumur tak cuma dalam hitungan bulan
tetapi menginjak usia tahun, tanpa kepastian kapan akan dilegalkan.

Duhai akhi,
Tolong, kami hanya ingin menjaga diri.
Menjaga amal kami tetap tertuju padaNYA.Karena janji Allah itu pasti.
Wanita baik hanya diperuntukkan laki-laki baik.

Jangan ajak mata kami berzina dengan memandangmu,
jangan ajak telinga kami berzina dengan mendengar pujianmu,
jangan ajak tangan kami berzina dengan menerima hadiah kasih sayangmu
jangan ajak kaki kami berzina dengan mendatangimu,
jangan ajak hati kami berzina dengan berkhalwat denganmu

Wahai akhi,
kalian Sebagai saudara kami,
tolong, jaga kami.
Karena kami akan kuat menolak rayuan preman,
Tapi bisa jadi kami lemah dengan surat cinta kalian.
Bukankah akan lebih indah bila kita bertemu dengan jalan yang diberkahiNYA?
Bukankah lebih membahagiakan bila kita dipertemukan dalam kondisi diridhoiNYA?

Karenanya saudaraku…
Janganlah kita berbuka sebelum waktunya
Memanen sebelum masanya
Bersabarlah, tunggulah hingga saatnya tiba

Allahu a’lam bish shawwab…

~Peringatan buat sahabat2 dan jua pada diri ini yg sentiasa khilaf padaNya,
Akhir kata aku memohon Ampun kepada Allah..
Robb yang Maha Penyayang dan Maha Pemberi Petunjuk~

KAPMI dalam kebangkitan

semoga tulisan ini tidak menjadikan kami asobiyah/ fanatik atas suatu golongan, namun mencoba menjadikan kemenangan dakwah itu benar-benar nyata dengan menjadikan organisasi ini KAPMI(kesatuan Aksi Pelajar Muslim Indonesia) sebagai sarana untuk menempuhnya, bukan tujuan.


Ketika berbicara pergerakan nasional di Indonesia, biasanya orang merujuk pada gerakan-gerakan kemahasiswaan dan luput membicarakan peran gerakan kepelajaran. Padahal, dalam sejarah pergerakan nasional, pelajar juga mempunyai andil cukup strategis dalam proses pembentukan pergerakan nasional.

Pelajar berandil pada era prakemerdekaan, kemerdekaan, orde lama, orde baru, orde reformasi, bahkan hingga era sekarang ini, yaitu era pascareformasi. Kalau kita kembali ke belakang, gerakan pelajar di era prakemerdekaan belum terbentuk secara organik dan masih tergabung dalam wadah gerakan kemahasiswaan atau kepemudaan.

Di era kemerdekaan dan orde lama, mulailah muncul gerakan-gerakan kepelajaran yang bersifat mandiri dan tidak tergabung dalam wadah organisasi kemahasiswaan atau pun kepemudaan. Hal ini bisa kita lihat dengan munculnya Pelajar Islam Indonesia (PII) pada 1947, Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama (IPNU) tahun 1954, Ikatan Pelajar Putri Nahdlatul Ulama pada 1955 dan Ikatan Pelajar Muhammadiyah pada 1961 (berubah menjadi Ikatan Remaja Muhammadiyah pada 1992)

Gerakan pelajar langsung atau tidak langsung telah memberikan kontribusi bagi kelompok sosial pelajar di Indonesia, khususnya pelajar Islam. Gerakan dengan ideologi, tradisi, corak, dan keunikannya masing-masing berkontribusi dalam internalisasi nilai-nilai Islam dan keindonesiaan.

Yang lebih strategis lagi, dari organisasi-organisasi kepelajaran ini sudah terbukti banyak melahirkan tokoh-tokoh penting. Gerakan pelajar tentu tidak hidup dalam ruang sejarah yang hampa karena situasi sosial, ekonomi, politik, agama, pendidikan, budaya, dan bidang lainnya pun berubah.

Belum lagi dengan berbagai persoalan yang menghimpit bangsa Indonesia. Konstelasi problematika yang sedemikian kompleks ini tentu berimplikasi pada positioning yang rumit bagi gerakan pelajar.
Meskipun demikian, KAPMI sebagai gerakan pelajar harus tetap berpartisipasi aktif mengambil peran strategis pada era usai reformasi yang mengalami turbulensi. Gerakan pelajar harus mampu menawarkan gagasan dan aksi-aksi baru yang segar, kritis, visioner, dan transformatif.
Lalu, gagasan dan aksi gerakan yang dimaksud seperti apa? Ini yang harus kita diskusikan bersama.
Gerakan pelajar terlebih dahulu harus memahami bahwa keberadaan mereka karena untuk memperjuangkan kepentingan basis massanya, yaitu pelajar. Untuk mampu menemukannya, gerakan pelajar harus berangkat dari realitas yang dihadapi oleh pelajar.

Kita tidak bisa berangkat dari daftar keinginan subjektif saja, tapi harus terlebih dahulu membaca secara objektif di lapangan. Yang tepat dalam konteks ini adalah mendialektikan antara subjektivitas dan objektivitas. Ini untuk meminimalisasi eksploitasi oleh elite gerakan pelajar terhadap basis massanya, yaitu menjadikan elite sebagai subjek dan massa sebagai objek.
Gerakan pelajar harus terlibat dan bergumul dengan problematika pelajar. Mereka secara intensif hadir di tengah-tengah pelajar untuk berdiskusi, berdialog, dan mendengarkan aspirasi. Jadi, mereka tak hanya mengajak berpikir kritis tentang persoalan di lingkup sekolah saja, tapi juga tentang kondisi sosial, politik, agama, dan budaya dalam perspektif anak-anak muda.

Dengan media itulah kita akan dapat memahami dan menghayati kegelisahan, harapan, dan suara- suara generasi masa depan Indonesia.
Pelajar menghadapi masalah lemahnya budaya membaca, korban kebijakan pendidikan, objek politik, sasaran budaya konsumerisme dan hedonisme, juga korban kekerasan media. Pelajar sangat rentan menjadi korban dari proses sosial politik.

Program strategis
Ada beberapa program strategis. Pertama, gerakan iqra (membaca). Ini penting karena minat baca mereka sangat rendah. Laporan terbaru dari Programmer for International Student Assessment (PISA) pada 2003 menyatakan dari 40 negara, Indonesia berada pada tingkat terbawah dalam kemampuan membaca. Kampanye gerakan ini amat penting sebagai jihad peradaban. Kegiatan-kegiatan yang merangsangnya harus terus diciptakan. Gerakan pelajar juga harus mampu membangun aliansi dengan berbagai elemen masyarakat agar masalah tersebut tuntas.

Kedua, melakukan pendidikan politik untuk menyadarkan pelajar sebagai warga negara yang mempunyai hak dan kewajiban yang sama dengan kelompok sosial lainnya. Pelajar mempunyai hak pendidikan (akses pendidikan, perlakuan sama, dilindungi dari kekerasan pendidikan, dan lainnya) dan hak politik (bersuara, berserikat, memilih, dan dipilih).
Pendidikan politik masih relevan dilakukan karena banyak partai politik (parpol) belum serius mendidik mereka. Parpol justru melakukan pembodohan politik dan masih menganggap pelajar sebagai objek.
Pelajar hanya dijadikan penggembira ketika kampanye-kampanye politik. Aspirasi kaum muda (pelajar khususnya) belum secara serius diperjuangkan.

Ketiga, membangun gerakan advokasi pendidikan. Pendidikan adalah dunia yang paling dekat dengan pelajar. Persoalan-persoalan yang terjadi dalam pendidikan sangat berkaitan dengan dunia pelajar(ketika masihada yang bilang, advokasi sudah basi. Maka ingin sekali saya mengatakan”jarang baca koran ya pa? Atau keseringan nonton KCB?).
Akibat ekonomi neoliberalisme, terjadi pengurangan subsidi untuk hajat publik. Salah satunya pengurangan subsidi pendidikan.
Pendidikan pun semakin mahal. Banyak pelajar miskin putus sekolah. Semakin mahalnya pendidikan mengakibatkan banyak rakyat miskin dan tidak dapat mengakses pendidikan. Dalam konteks inilah gerakan pelajar harus berada pada garda terdepan menyuarakan education for all dan realisasi 20 persen APBN untuk pendidikan.
Kasus kekerasan pendidikan juga semakin merebak. Kasus kekerasan beraneka ragam dan pelakunya berbeda-beda. Upaya-upaya advokatif (penyadaran, pendampingan, dan pembelaan) harus dilakukan untuk membabat habis akar-akar kekerasan itu. Gerakan pelajar harus melawan kekerasan tanpa kekerasan.

Keempat, melakukan gerakan budaya tanding (counter culture) terhadap budaya populer yang boros dan hedonis di media, khususnya TV. Banyak tayangan TV tidak mendidik dan mencerahkan, tapi mengajarkan gaya hidup glamor, kekerasan, dan mistik yang menumpulkan akal sehat.
Pelan tapi pasti, sinetron-sinetron yang ada di TV memberikan pengaruh negatif bagi anak-anak muda, khususnya para pelajar. Imitasi pun banyak dilakukan, mulai dari cara berpakaian, makan, minum, berbicara hingga bergaul.
Budaya baca belum tumbuh dan mengakar dalam masyarakat kita, tiba-tiba diserbu budaya visual. Masyarakat pun mengalami lompatan atau bahkan shock culture yang cukup dahsyat.
Melihat hal tersebut, gerakan pelajar harus mengambil inisiatif untuk melakukan perlawanan. Gerakan-gerakan populis untuk menyadarkan masyarakat tentang tontonan yang tidak mendidik harus dilakukan. Misalnya, dengan gerakan satu hari tanpa TV, kampanye tontonan yang sehat, memboikot sinetron-sinetron cabul, porno, horor, dan mistik yang dapat menumpulkan daya pikir.


nb: sebuah catatan untuk buku KAPMI yang sedang disusun

Iklan

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites