Bismillahirrahmanirrahim...
Banyak yang bertanya, "Bagaimana sih caranya menjaga hafalan Al Qur'an? kok yang sudah dihafal sering lupa ya?"
Sahabat yang budiman, sebenarnya teori menjaga hafalan Al Qur'an itu sederhana saja, yaitu dengan sering diulang-ulang (murajaah). Kenapa lupa? yaa...karena jarang diulang. Coba kalo sering diulang, pasti tetap terjaga. Yang sering lupa, pasti jarang/tidak murajaah? Betul apa betul? *evaluasi diri masing2 :D
Ya, cukup diulang-ulang aja. Insya Allah hafalan jadi lancar. Jadi inget tausyiah dari seorang Ustadz, "Menghafal Qur'an itu tidak perlu cerdas, yang penting rajin dan istiqomah". Justru dengan menghafal Al Qur'an orang bisa jadi cerdas.
Tapi untuk yang memiliki hafalan Qur'an yang cukup banyak, perlu 'manajemen pengulangan' tersendiri untuk menjaga hafalannya. Saya namakan manajemen ini dengan "Teori Beternak Onta".
Sahabat, tidak berlebihan jika aktivitas menghafal Qur'an itu dianalogikan seperti beternak onta. Soalnya Rasulullah saw pernah bersabda,
“Jagalah Al-Qur’an, demi Yang jiwaku berada di tangan-Nya, Al-Qur’an itu lebih cepat lepas dari pada seekor onta dari ikatannya” (H.R. Bukhari)
Teori ini pun terinspirasi dari hadits di atas... :)
Jadi begini, orang yang menghafal Qur'an itu seperti orang yang beternak onta...
Orang yang sedang berburu onta seperti orang yang sedang ngapalin Al Qur'an,
Orang yang sudah nangkep onta seperti orang yang sudah hafal,
sedangkan orang yang sedang memelihara onta itu seperti orang yang menjaga hafalannya.
Masalahnya, tidak semua onta jinak (iya gak sih? saya bukan tukang onta soalnya, kalau salah mohon maaf ya...:p). Tapi kita asumsiin aja: Unta itu ada 3 jenis: liar, ada yang setengah liar, ada yang jinak. Begitupun hafalan, ada yang lemah, agak kuat, dan sangat kuat (ngelotok, kalo istilah orang Betawi)
Sekarang kita analogiin lagi,
hafalan yang lemah itu seperti onta liar, yang maunya kabur terus... (kabur dari ingatan)
hafalan yang agak kuat itu seperti onta setengah liar, kadang mau kabur, kadang engga.
hafalan yang kuat itu ibarat onta jinak, yg justru lebih suka sama pemeliharanya.
Hafalan lemah itu biasanya berupa hafalan-hafalan yang baru saja dihafal, seminggu yang lalu, misalnya. Hafalan yang baru dihafal ini rentan lupa. Semakin baru hafalan, semakin mudah lupa, biasanya.
Nah...strateginya, sebagaimana dalam beternak onta, seharusnya kita lebih fokus dalam mengurus 'Onta-onta liar'. Karena onta liar lebih mungkin untuk kabur dibanding yang jinak. Begitupun dalam menjaga hafalan, rumusnya adalah..."Utamakan hafalan-hafalan yang masih lemah". Aplikasinya..., "Hafalan yang lemah harus lebih banyak diulang daripada halafan yang kuat".
Soalnya, banyak penghafal Qur'an yang sukanya murajaah hafalan2nya yang sudah kuat saja, sedangkan hafalannya yang lemah jarang diulang2. Akhirnya...yang hafalannya yang kuat tambah kuat, yang lemah tambah lemah.
Walaupun demikian, bukan berarti hafalan yang sudah kuat tidak diurus. Harus diulang-ulang juga. seperti onta yang sudah jinak, dia juga tetap perlu diberi perhatian, walaupun tidak seintensif onta yang bermasalah (liar).
Idealnya, untuk onta liar, harus diurus minimal setiap 3 hari sekali. Setiap 3 hari, hafalan lemah harus diulang minimal sekali. Kalo misalnya hafalannya 3 surat dan masih lemah semua, maka murajaahnya sehari 1 surat.
Untuk onta setengah liar, harus diurus minimal setiap seminggu sekali. Setiap seminggu, hafalan agak kuat harus diulang minimal sekali. Misalnya, kalo hafalannya yang agak kuat ada 7 surat, maka murajaahnya sehari 1 surat.
Sedangkan untuk onta jinak (hafalan ngelotok), boleh ditinggal agak lama. Tapi jangan kelamaan, minimal dalam sebulan keulang minimal sekali.
Sebagai contoh, misalnya ada orang punya hafalan Al Qur'an 40 surat. 30 surat diantaranya hafalan kuat, 7 hafalan agak kuat, dan 3 lemah. Maka murajaahnya hariannya: 1 surat hafalan kuat, 1 surat hafalan agak kuat, dan 1 surat hafalan lemah. Dengan cara ini, hafalan kuat akan terulang sekali sebulan, hafalan agak kuat seminggu sekali, dan hafalan lemah 3 hari sekali.
Nah... kemudian, biarkan onta-onta itu tumbuh sehat, supaya bisa beranak-pinak, bisa diambil susunya, bisa dipakai sebagai kendaraan, dan diambil dagingnya buat makanan (kalo laper… :D). Maksudnya, rawatlah hafalan kita, insya Allah hafalan kita akan bertambah banyak dan memberikan manfaatnya buat kita juga, insya Allah...
Itu dulu ya. Semoga teori ini bisa diterjemahkan secara lebih teknis oleh kawan2 sendiri, sesuai dengan jumlah hafalannya masing2 :)
Wallahu ta’ala a’lam
Khalifah Muhammad Ali
kangkhalifah@yahoo.co.id
Banyak yang bertanya, "Bagaimana sih caranya menjaga hafalan Al Qur'an? kok yang sudah dihafal sering lupa ya?"
Sahabat yang budiman, sebenarnya teori menjaga hafalan Al Qur'an itu sederhana saja, yaitu dengan sering diulang-ulang (murajaah). Kenapa lupa? yaa...karena jarang diulang. Coba kalo sering diulang, pasti tetap terjaga. Yang sering lupa, pasti jarang/tidak murajaah? Betul apa betul? *evaluasi diri masing2 :D
Ya, cukup diulang-ulang aja. Insya Allah hafalan jadi lancar. Jadi inget tausyiah dari seorang Ustadz, "Menghafal Qur'an itu tidak perlu cerdas, yang penting rajin dan istiqomah". Justru dengan menghafal Al Qur'an orang bisa jadi cerdas.
Tapi untuk yang memiliki hafalan Qur'an yang cukup banyak, perlu 'manajemen pengulangan' tersendiri untuk menjaga hafalannya. Saya namakan manajemen ini dengan "Teori Beternak Onta".
Sahabat, tidak berlebihan jika aktivitas menghafal Qur'an itu dianalogikan seperti beternak onta. Soalnya Rasulullah saw pernah bersabda,
“Jagalah Al-Qur’an, demi Yang jiwaku berada di tangan-Nya, Al-Qur’an itu lebih cepat lepas dari pada seekor onta dari ikatannya” (H.R. Bukhari)
Teori ini pun terinspirasi dari hadits di atas... :)
Jadi begini, orang yang menghafal Qur'an itu seperti orang yang beternak onta...
Orang yang sedang berburu onta seperti orang yang sedang ngapalin Al Qur'an,
Orang yang sudah nangkep onta seperti orang yang sudah hafal,
sedangkan orang yang sedang memelihara onta itu seperti orang yang menjaga hafalannya.
Masalahnya, tidak semua onta jinak (iya gak sih? saya bukan tukang onta soalnya, kalau salah mohon maaf ya...:p). Tapi kita asumsiin aja: Unta itu ada 3 jenis: liar, ada yang setengah liar, ada yang jinak. Begitupun hafalan, ada yang lemah, agak kuat, dan sangat kuat (ngelotok, kalo istilah orang Betawi)
Sekarang kita analogiin lagi,
hafalan yang lemah itu seperti onta liar, yang maunya kabur terus... (kabur dari ingatan)
hafalan yang agak kuat itu seperti onta setengah liar, kadang mau kabur, kadang engga.
hafalan yang kuat itu ibarat onta jinak, yg justru lebih suka sama pemeliharanya.
Hafalan lemah itu biasanya berupa hafalan-hafalan yang baru saja dihafal, seminggu yang lalu, misalnya. Hafalan yang baru dihafal ini rentan lupa. Semakin baru hafalan, semakin mudah lupa, biasanya.
Nah...strateginya, sebagaimana dalam beternak onta, seharusnya kita lebih fokus dalam mengurus 'Onta-onta liar'. Karena onta liar lebih mungkin untuk kabur dibanding yang jinak. Begitupun dalam menjaga hafalan, rumusnya adalah..."Utamakan hafalan-hafalan yang masih lemah". Aplikasinya..., "Hafalan yang lemah harus lebih banyak diulang daripada halafan yang kuat".
Soalnya, banyak penghafal Qur'an yang sukanya murajaah hafalan2nya yang sudah kuat saja, sedangkan hafalannya yang lemah jarang diulang2. Akhirnya...yang hafalannya yang kuat tambah kuat, yang lemah tambah lemah.
Walaupun demikian, bukan berarti hafalan yang sudah kuat tidak diurus. Harus diulang-ulang juga. seperti onta yang sudah jinak, dia juga tetap perlu diberi perhatian, walaupun tidak seintensif onta yang bermasalah (liar).
Idealnya, untuk onta liar, harus diurus minimal setiap 3 hari sekali. Setiap 3 hari, hafalan lemah harus diulang minimal sekali. Kalo misalnya hafalannya 3 surat dan masih lemah semua, maka murajaahnya sehari 1 surat.
Untuk onta setengah liar, harus diurus minimal setiap seminggu sekali. Setiap seminggu, hafalan agak kuat harus diulang minimal sekali. Misalnya, kalo hafalannya yang agak kuat ada 7 surat, maka murajaahnya sehari 1 surat.
Sedangkan untuk onta jinak (hafalan ngelotok), boleh ditinggal agak lama. Tapi jangan kelamaan, minimal dalam sebulan keulang minimal sekali.
Sebagai contoh, misalnya ada orang punya hafalan Al Qur'an 40 surat. 30 surat diantaranya hafalan kuat, 7 hafalan agak kuat, dan 3 lemah. Maka murajaahnya hariannya: 1 surat hafalan kuat, 1 surat hafalan agak kuat, dan 1 surat hafalan lemah. Dengan cara ini, hafalan kuat akan terulang sekali sebulan, hafalan agak kuat seminggu sekali, dan hafalan lemah 3 hari sekali.
Nah... kemudian, biarkan onta-onta itu tumbuh sehat, supaya bisa beranak-pinak, bisa diambil susunya, bisa dipakai sebagai kendaraan, dan diambil dagingnya buat makanan (kalo laper… :D). Maksudnya, rawatlah hafalan kita, insya Allah hafalan kita akan bertambah banyak dan memberikan manfaatnya buat kita juga, insya Allah...
Itu dulu ya. Semoga teori ini bisa diterjemahkan secara lebih teknis oleh kawan2 sendiri, sesuai dengan jumlah hafalannya masing2 :)
Wallahu ta’ala a’lam
Khalifah Muhammad Ali
kangkhalifah@yahoo.co.id
0 komentar:
Posting Komentar