.

.

Muhammad : 7

Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang ma'ruf, dan mencegah dari yang munkar, dan beriman kepada Allah. Sekiranya Ahli Kitab beriman, tentulah itu lebih baik bagi mereka, di antara mereka ada yang beriman, dan kebanyakan mereka adalah orang-orang yang fasik [Al-Imran : 110]

As-Shof : 4

Sesungguhnya Allah menyukai orang yang berperang dijalan-Nya dalam barisan yang teratur seakan-akan mereka seperti suatu bangunan yang tersusun kokoh.[As-Shof : 4]

Bergerak atau Tergantikan

“Teruslah bergerak, hingga kelelahan itu lelah mengikutimu.Teruslah berlari, hingga kebosanan itu bosan mengejarmu.Teruslah berjalan, hingga keletihan itu letih bersamamu.Teruslah bertahan, hingga kefuturan itu futur menyertaimu.Tetaplah berjaga, hingga kelesuan itu lesu menemanimu.”

Hidup Mulia atau Mati Syahid

Ketika Kau Lahir di Dunia dengan Tangisan, Dunia Gembira Riang Menyambutmu. Ketika Kau Gugur sebagai Pahlawan, Dunia Mengangisimu, Namun Ruhmu gembira menyambut Syurga-Nya

Kita adalah Penyeru

Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang ma'ruf, dan mencegah dari yang munkar, dan beriman kepada Allah. Sekiranya Ahli Kitab beriman, tentulah itu lebih baik bagi mereka, di antara mereka ada yang beriman, dan kebanyakan mereka adalah orang-orang yang fasik [Al-Imran : 110]

Senin, 20 Januari 2014

Dan Foto Itu..

Bismillah..

Dan foto itu kini terus membayangi setiap langkah hidupku...
Foto yang ku ambil ketika sebelumku terbujur lemah karena "virus" yang menyerang diriku...
Virus yang membuat tubuh ini tak bisa bergerak lebih...
Hanya berbaring diri di atas keranjang tempat tidur selama lebih dari 4 bulan...
Mata ku mengemuning, dan ku tak bisa berdiri lebih dari 3 menit, bahkan untuk duduk pun aku sudah sangat payah... Hasil laboratorium menunjukan bahwa aku terkena Virus Hepatitis A kolestatis (dengan rasa gatal di beberapa bagian tubuh)... dengan sediki infeksi dalam hatiku.. Hasil scan menunjukan bahwa hati bagian kanan ku terdapat goresan cukup besar... Mungkin ini infeksi karena telat penanganan saat tinggal di Asrama kuliah...

Kedua orang tua ku yang sangat sabar menunggu anak nya yang "lemah" ini untuk segera bangun dan tersenyum lebar seperti dahulu... Mereka ingin melihat riang nya hariku kembali...
Bahkan sampai ku mengambil cuti ketika baru beranjak masuk di kuliah smester 2...
Mereka tetap sabar menunggu riangku... Bahkan sampai mengorbankan pekerjaan mereka...
Masih ku teringat ketika opname pertama, kedua orang tua ku bergantian berjaga untuk menunggu ku berkata "Umi, Abi, aku sudah sehat kembali..."

Ku lihat pipi mereka kini mulai mengerut dan terkadang air membanjiri pipi mereka... Namun, mereka mencoba menyembunyikannya dari pandang ku...

Suatu malam, Umi memberiku sebuah minuman yang katanya ini adalah dapat membuat daya tahan tubuh menjadi lebih kuat... Namun, setelah minum air tersebut tiba-tiba diriku merasakan sakit yang luar biasa.. Bahkan aku teriak menangis kesakitan.. Menggulung-gulung di kasur dan seolah-olah perutku tertusuk ribuan jarum... Seolah-olah diakibatkan karena minuman tersebut.. Bahkan hampir saja ku putus asa.. Namun mereka mengatakan, "Sabar ya Nak, ini Ujian dari Allah"

Saat orang tua ku datang, mereka merasa sangat bersalah karena merekalah yang memberikan minuman itu... Aku melihat kembali air mata itu keluar dari mata Umi... Padahal mereka hanya ingin membuatku lebih baik.. Tapi takdir berkata beda... Setelah beberapa saat, aku mencoba untuk memejamkan mata.. Hingga akhirnya sakit di perutku kini menghilang...


"Ya Allah, sungguh tak bisa ku bayangkan seberapa sabarnya mereka menunggu kesehatanku kembali lagi. Empat bulan bukanlah waktu yang sedikit. Namun mereka sungguh sabar menunggu diriku yang lemah ini."

"Ya Allah, aku ingin memberikan kado terindah untuk mereka"

Setelah itu aku menemukan sebuah tulisan hadist Rasulullah dalam sebuah buku :

“Akan datang Al-Qur`an pada Hari Kiamat seperti seorang lelaki yang pucat-pasi, dia berkata kepada teman (penghafal)nya, “Apakah kamu mengenalku? Saya adalah penjaga malammu, pendahaga siangmu. Dan sesungguhnya setiap pedagang itu di belakang dagangannya, sedang hari ini saya di belakang setiap pedagang.” Maka diberilah dia kerajaan di kanannya. Keabadian di kirinya, dan diletakan di atas kepalanya mahkota keagungan, serta diberilah kedua orangtuanya busana yang tidak sebanding dengan dunia dan seisinya. Lalu keduanya berkata. “Wahai Tuhan, dari mana ini?”, maka dikatakan, “Itu disebabkan kalian mengajarkan Al-Qur`an kepada anak kalian. “Dan dikatakan pada Hari Kiamat kepada teman (penghafal) Al-Qur`an, “Bacalah! Dan naiklah ke beberapa tingkatan! Serta tartilah! Sebagaimana engkau membaca tartil di dunia, sesungguhnya tempatmu di sisi akhir ayat yang bersamamu.”

Sungguh Ya Allah, hamba ingin memakaikan mahkota dan busana yang tiada tandingannya itu untuk mereka. Karena sudah pasti tidak mungkin ku dapat membalas kebaikan dan kesabaran mereka di dunia ini. Walaupu Miliyaran rupiah yang ku keluarkan, tetap tak bisa membalas kebaikan mereka.

Oleh karena itulah ku memutuskan untuk menjadi seorang penghafal Qur'an dengan sungguh-sungguh sejak saat itu.

"Mudahkanlah Ya Allah..."

Kado Terindah sebagai Penghafal Qur'an

Sudahkah kita dapat membalas kebaikan jasa orangtua kita yang melahirkan dan merawat kita hingga besar? Bahkan ketika kita sedang sakit terbujur lemah, mereka sungguh sabar menunggu kita membuka mata dan dapat ceria kembali. Dalam artikel ini, akan disampaikan, bahwa ada beberapa kado terindah yang dapat kita berikan kepada orangtua kita dengan menjadi Penghafal Al-Qur`an.

Berikut ini adalah beberapa motivasi bagi kita untuk menjadi Ahli Qur’an :

Memberikan Busana yang Tiada Tandingannya Kepada Orangtua
Orang yang paling beruntung ketika ada seorang anak yang menghafal Al-Qur’an adalah orangtuanya. Sungguh baginda Nabi Muhammad SAW bersabda :

“Akan datang Al-Qur`an pada Hari Kiamat seperti seorang lelaki yang pucat-pasi, dia berkata kepada teman (penghafal)nya, “Apakah kamu mengenalku? Saya adalah penjaga malammu, pendahaga siangmu. Dan sesungguhnya setiap pedagang itu di belakang dagangannya, sedang hari ini saya di belakang setiap pedagang.” Maka diberilah dia kerajaan di kanannya. Keabadian di kirinya, dan diletakan di atas kepalanya mahkota keagungan, serta diberilah kedua orangtuanya busana yang tidak sebanding dengan dunia dan seisinya. Lalu keduanya berkata. “Wahai Tuhan, dari mana ini?”, maka dikatakan, “Itu disebabkan kalian mengajarkan Al-Qur`an kepada anak kalian. “Dan dikatakan pada Hari Kiamat kepada teman (penghafal) Al-Qur`an, “Bacalah! Dan naiklah ke beberapa tingkatan! Serta tartilah! Sebagaimana engkau membaca tartil di dunia, sesungguhnya tempatmu di sisi akhir ayat yang bersamamu.”

Subhanallah. Sungguh Maha Besar Allah! Alangkah mulianya jika kita bisa menjadi Ahli Qur’an. Kita bisa memberikan kemuliaan yang tak terduga bagi kedua orangtua kita disaat mereka tidak menyangkanya.

Menjadi Syafaat di Hari Kiamat
            Di hari kiamat kelak, Al-Qur`an akan memberi syafaat kepada pembacanya. Yaitu di hari seseorang lari dari saudara, ibu, bapak, kekasih, temannya, dan siapa saja. Nabi Muhammad SAW bersabda :

“Puasa dan Al-Qur`an akan menolong seorang hamba. Puasa berkata, “Ya Tuhan-ku, sesungguhnya saya mencegahnya untuk makan dan minum di siang hari, maka ijinkan saya untuk menolongnya. Dan Al-Qur’an berkata, “Tuhan-ku, sesungguhnya saya mencegahnya untuk tidur di keheningan malam, maka ijinkan saya untuk menolongnya.” Maka keduanya menolong (hamba itu).”

Bersama Rombongan para Malaikat yang Mulia
Ketia seseorang menghafal Al-Qur`an dan menguat hafalannya, maka dia bersama Safaroh yang mulia lagi baik. Safaroh adalah rombongan malaikat pilihan Allah yang dipercaya membawa mushaf suci. Bahkan, bagi orang yang terbata-bata, menghafal dan membacanya juga tidak terhalangi mendapat pahala, baginya dua pahala. Rasulullah SAW bersabda :

“Orang yang mahir Al-Qur`an bersama malaikat Safaroh yang mulia lagi baik, adapun pembaca Al-Qur’an yang terputus-putus dan terasa berat, baginya dua pahala.”

Al-Qur’an adalah Penyembuh
            Maha Suci Allah. Al-Qur’an dapat digunakan juga sebagai penyembuh penyakit jika kita memiliki rasa keyakinan dan ikhlas karena Allah.

“Dan Kami turunkan dari Al-Qur’an sesuatu yang menjadi penawar dan rahmat bagi orang-orang yang beriman dan Al-Qur`an itu tidaklah menambah kepada orang-orang yang zaim selain kerugian.” (Al-Israa` : 82)

“Nabi Muhammad SAW meruqyah dirinya sendiri tatkala mau tidur dengan membaca surah Al-Ikhlas, Al-Falaq dan An-Naas lalu beliau tiupkan pada kedua telapak tangannya, kemudian usapkan ke seluruh tubuh terjangkau oleh kedua tangannya. (HR. Al-Bukhari).”

Kata ruqyah berasal dari bahasa Arab raqa, raqyan, ruqiyyan wa ruqyatan yang berarti bacaan. (Ahmad Warson Munawwir. 1984. Kamus Al-Munawwir, Arab-Indonesia. Surabaya: Pustaka Progresif. 562.).Adapun makna ruqyah secara etimologi syariat adalah doa dan bacaan-bacaan yang mengandung permintaan tolong dan perlindungan kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala untuk mencegah atau mengangkat bala/penyakit. (Asy-Syaikh Shalih bin ‘Abdul ‘Aziz Alus-Syaikh. Ar-Ruqyah wa Ahkamuha hal. 4)Tentunya ruqyah yang paling utama adalah doa dan bacaan yang bersumber dari Al-Qur`an dan As-Sunnah. (Ibid, hal. 5)
Ruqyah adalah sunnah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam yang disyari’atkan untuk dilakukan bagi setiap muslim pertama kali saat dirinya merasa sakit, baik sakit fisik maupun karena gangguan jin.
Ketika sakit karena gangguan jin, maka yang harus kita yakini bahwa setan itu adalah musuh kita dan tipu dayanya sesungguhnya sangatlah lemah. (www.therapy-centerku.com)

Penghafal Al-Qur`an Tidak Akan Tersentuh Api Neraka
Nabi SAW bersabda :

“Seandainya Al-Qur`an diletakan dalam kulit, kemudian dilemparkan ke neraka, maka tidak akan terbakar.”

            Maha Suci Allah, keselamatan apakah yang lebih besar dari hal ini? Dari Abi Umamah, bahwa beliau berkata, “Bacalah Al-Qur`an, dan jangan tertipu dengan mushaf-mushaf yang ditempelkan, sesungguhnya Allah tidak akan menyiksa hati yang dipenuhi Al-Qur`an.”           

Menyelamatkan Kita dari Segala Fitnah
Al-Qur`an adalah penyebab terhindarnya dari segala fitnah. Nabi SAW bersabda :

“Seseorang yang menghafal sepuluh ayat dari surat Al-Kahfi, maka akan dijaga dari Fitnah Dajjal.”

            Jika hanya menghafal dari 10 ayat surat Al-Kahfi saja bisa terhindar dari fitnah Dajjal, alangkah lebih mulianya jika kita dapat menghafal Al-Qur`an seluruhnya? Subhanallah

Sungguh mulianya bagi para penghafal Al-Qur’an. Masih banyak keuntungan lainnya dari menghafal Al-Qur`an. Adakah terbesit dalam hati kita untuk menjadi Ahli Qur`an? Jika kita lihat akhir-akhir ini, fenomena bencana di berbagai daerah Indonesia sudah mulai terjadi. Banjir Jakarta, Banjir Bandang Manado, Tsunami Aceh, Gempa Jogja, Longsor Bogor, dan berbagai bencana lainya. Bahkan banyak orang-orang sholeh yang sudah dipanggil oleh Allah SWT. Mungkinkah ini pertanda akhir zaman? Oleh karena itu, kami mengajak kepada para pembaca yang budiman untuk meningkatkan interaksi kita kepada Al-Qur`an. Menjadi penghafal Al-Qur`an. Mengisi waktu-waktu kosong kita dengan hal yang bermanfaat. Mengulang-ulangi hafalan kita di sudut-sudut rumah atau masjid setiap harinya. Muroja`ah hafalan Al-Qur`an kita di banyak waktu. Dan kemudian, insya Allah akan mendapat banyak kemuliaan sebagai Ahli Al-Qur’an. Memakaikan mahkota dan busana terindah untuk orangtua kita. [Abu Ubaidah-Media Online LDK Al-Hurriyah]
sumber :
-          Buku “Kisahku dalam Menghafal Al-Qur`an”. Penulis : Muna Said Ulaiwah. Penerbit : Pustaka Kautsar
-          www.therapy-centerku.com

www.alhurriyyah.lk.ipb.ac.id

Liburan Produktif vs Liburan Mematikan

Bismillah
::INSPIRING PEOPLE::

 
alhurriyyah.lk.ipb.ac.id | Mendengar kata “LIBURAN” mungkin identik dengan kata jalan-jalan, pulang kampung, atau bersenang-senang. Namun disadari atau tidak, liburan itu bisa berdampak buruk bagi kita jika tidak dimanfaatkan dengan baik. Bahkan liburan itu dapat “membunuh” kita ketika banyak hal-hal yang tidak bermanfaat yang kita kerjakan hingga akhirnya kita terpelosok dalam jurang kemaksiatan.

Sebagai seorang mahasiswa, mungkin ketika aktif kuliah kita disibukan dengan berbagai macam kegiatan organisasi atau tugas kuliah. Setiap malam mengerjakan tugas, siangnya kuliah dan sore sampai malam hari kita sibuk untuk rapat atau kerja kelompok. Namun, coba kita fikirkan ketika waktu liburan tiba. Seolah-olah kesibukan itu semua menghilang begitu saja. Bahkan kita bingung untuk mengerjakan apa ketika sedang liburan. Disanalah “pertarungan kesibukan” dimulai. Ya, PERTARUNGAN KESIBUKAN antara Produktif atau Mematikan.
Apa yang dimaksud dengan Liburan Mematikan?
Mungkin ini hanya sebuah kiasan belaka. Maksud dari “Liburan Mematikan” ini adalah ketika kita mengisi liburan dengan hal-hal yang tidak bermanfaat, sehingga mengundang banyak kemaksiatan dalam aktifitas kita. Misal dalam contoh kasus nyata : Sebut saja si A yang mengisi liburannya dengan pulang kampung yang jauh. Apa salahnya kalau liburan diisi dengan pulang kampung? Kan kita rindu dengan orang tua yang sudah lama tak berjumpa. Tidak, tidak salah. Memang tidak ada salahnya. Namun hal yang harus diperhatikan adalah aktifitas apa yang kita lakukan ketika mengisi liburan tersebut. Lanjut ke dalam kisah, si A tiba di kampung halamannya. Sungguh bahagianya bertemu dengan keluarganya. Nah, inilah saatnya bagi si A untuk istirahat sejenak dari kesibukan kuliah. Setiap harinya, si A seperti robot. Pagi hari makan dan nonton TV. Siang harinya baru mandi dan makan lagi (siang) dilanjutkan tidur siang. Sorenya nonton acara Gosip di TV swasta. Hingga menjelang malam hari hanya disitu-situ saja aktifitasnya. Mungkin ada variasinya dengan main Internet, Fb, Twitter, main games, PS, Shopping, dsb.  Lebih buruknya lagi, ketika si A terayu oleh bisikan syetan untuk berbagai macam kemaksiatan. Padahal ketika aktif di kampus, si A adalah seorang Aktifis Lembaga Kemahasiswaan yang di pandang banyak orang. Inilah yang disebut dengan “Liburan Mematikan”.


Dalam berbeda kasus, Si B adalah seorang aktifis LDK (Lembaga Dakwah Kampus) di Institut Pertanian Bogor. Ketika liburan tiba, dia berencana untuk pulang kampung. Namun ada sesuatu yang berbeda. Karena kepulangannya agak telat. Karena dia harus menyusun Program Kerja (proker) terlebih dahulu di LDK. Dan setelah itu dia harus mengisi acara Seminar Nasional Kepemudaan Muslim di pulau Kalimantan sana. Sungguh singkat liburan yang dia miliki. Tiba saatnya untuk pulang kampung. Dia hanya memiliki waktu 6 hari untuk singgah sejenak di kampung halamannya. Hanya untuk melepas rasa rindu kepada orangtua dan keluarganya. Dengan kedewasaannya, dia mengatur jadwal liburannya ketika di kampung halaman. Di pagi hari, dia harus bangun jam 03.30 untuk sholat malam. Setelah itu mencoba untuk menghafal Al-Qur`an beberapa ayat. Subuh tiba, dia bergegas menuju Masjid sekitar untuk sholat jama`ah dan dilanjutkan dengan membaca Do’a Pagi Harian (Al-Ma`tsurot). Setelah itu, dia mencoba lagi untuk menghafal Al-Qur`an hingga waktu menunjukan pukul 06.00. Selanjutnya dia makan bersama keluarga tercinta dan bersenda gurau. Setelah itu dia melanjutkannya dengan membaca buku “Menjadi Pengusaha Sukses di Usia Muda” hingga waktu Dhua tiba. Sholat Dhua dan dilanjutkan belajar Desain Grafis secara mandiri. Dan begitu seterusnya dalam sehari-hari ketika liburan di rumahnya. Mengunjungi sanak saudara untuk menyambung silaturahim dan bertemu dengan teman-teman Rohis SMA nya untuk membantu kegiatan Rohis. Begitulah keseharian si B mengisi liburannya. Tanpa menghilangkan kebiasaan baiknya di kampus. Tilawah One Day One Juz, Al -Matsurot, menghafal Al-Qur`an, Sholat Jama’ah, Sholat Dhuha, Tahajud, dsb tidak dihilangkan. Sungguh sangat bernilai liburan si B. Menjalin Silaturahim dan juga bernilai ibadah (insyaAllah). Begitulah yang disebut sebagai “Liburan Produktif”.

Kisah diatas hanya sebuah contoh kisah yang sering berada di tengah kita. Mungkin tidak sepenuhnya seperti itu. Ada beberapa hal yang ditambahkan atau dikurangkan.

Namun, hal yang perlu kita perhatikan adalah, Liburan mana yang kita pilih? Liburan Mematikan atau Liburan Produktif?

Berikut beberapa refrensi kegiatan Produktif selama liburan tiba :
-          Menghafal Al-Qur`an
-          Membatu orangtua
-          Membaca Buku Islami / Umum
-          Belajar Desain Grafis
-          Searching Materi Ke-Islaman di Internet
-          Silaturahim
-          Membantu Rohis sekolah
-          Tilawah Al-Qur’an
-          Sholat Dhuha dan Tahajud
-          Zikir Pagi dan Petang (misal : Al-Matsurot)
-          Dan sebagainya

“Liburan itu bisa memiliki 2 tipe. Tipe liburan Produktif atau Liburan Mematikan”

Ingat 5 perkara sebelum 5 pekara :
“Sehat sebelum Sakit, Muda sebelum Tua, Kaya sebelum Miskin, Lapang sebelum Sempit, dan Hidup sebelum Mati”

[Abu Ubaidah – Media Online LDK Al-Hurriyyah IPB]

Iklan

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites