.

.

Muhammad : 7

Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang ma'ruf, dan mencegah dari yang munkar, dan beriman kepada Allah. Sekiranya Ahli Kitab beriman, tentulah itu lebih baik bagi mereka, di antara mereka ada yang beriman, dan kebanyakan mereka adalah orang-orang yang fasik [Al-Imran : 110]

As-Shof : 4

Sesungguhnya Allah menyukai orang yang berperang dijalan-Nya dalam barisan yang teratur seakan-akan mereka seperti suatu bangunan yang tersusun kokoh.[As-Shof : 4]

Bergerak atau Tergantikan

“Teruslah bergerak, hingga kelelahan itu lelah mengikutimu.Teruslah berlari, hingga kebosanan itu bosan mengejarmu.Teruslah berjalan, hingga keletihan itu letih bersamamu.Teruslah bertahan, hingga kefuturan itu futur menyertaimu.Tetaplah berjaga, hingga kelesuan itu lesu menemanimu.”

Hidup Mulia atau Mati Syahid

Ketika Kau Lahir di Dunia dengan Tangisan, Dunia Gembira Riang Menyambutmu. Ketika Kau Gugur sebagai Pahlawan, Dunia Mengangisimu, Namun Ruhmu gembira menyambut Syurga-Nya

Kita adalah Penyeru

Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang ma'ruf, dan mencegah dari yang munkar, dan beriman kepada Allah. Sekiranya Ahli Kitab beriman, tentulah itu lebih baik bagi mereka, di antara mereka ada yang beriman, dan kebanyakan mereka adalah orang-orang yang fasik [Al-Imran : 110]

Kamis, 24 November 2011

Surat Cinta Untuk Sang Murobbi

Bang..
aku baru saja melangkah dalam gerimis senja melewati rumah yang dulu kau tempati. Rumah papan sederhana, hitam karena asap, dan aku masih ingat kamarmu dibagian belakang tanpa jendela. Basah telapak menapaki lagi jalan itu, sebelum aku duduk menuliskan surat ini untukmu. Dalam senyap malam basah, ingin kukatakan bahwa aku membencimu.

Aku membencimu, karena kau tidak pernah peduli dengan rasa lelahku, kau selalu memaksaku untuk datang ke halaqah, menelponku berkali-kali hanya untuk mengingatkan jadwal. Padahal aku tidak lupa, hanya malas, malas dengan rutinitas mingguan yang sama sekali tidak berpengaruh untuk nilai kuliah ku.
Aku membencimu, karena kau selalu memotong bacaanku disetiap kali giliranku membaca Alquran. Selalu saja ada salahku, qalqalahku yang tidak tepatlah, huruf ‘ain ku yang bunyinya seperti alif, huruf izhar yang kubuat berdengung. Sehingga aku terlihat terbata-bata dan selalu kebagian jatah membaca Alquran paling lama dibandingkan dengan teman-teman yang lain. Aku terlihat begitu bodoh di depan teman-teman, dan pada akhirnya aku lebih memilih datang terlambat agar bisa melewati sesi membaca Alquran.. Tetapi lagi-lagi kau memarahiku karena aku datang terlambat. Huh.
Aku membencimu, karena kau selalu bertanya tentang amal yaumiku. Untuk apa? Bukankah itu urusanku dengan tuhanku. Cukuplah malaikat saja yang mencatat setiap amalanku, tidak perlu rasanya kau turut terlibat dalam pekerjaan malaikat. Tapi tidak, kau seperti malaikat di dalam kubur, kau tanya shalatku, puasa sunatku, dhuha ku, tahajjud ku dan tentu saja aku lebih banyak menjawab dengan gelengan kepala. Dan push up berkali-kali akan langsung jadi bayarannya. Hah.
Aku membencimu, karena kau selalu menambah tugas-tugas kuliahku dengan memintaku untuk membaca dan meresume buku yang kau rekomendasikan. Membaca buku Fiqh da’wah nya Mustafa masyhur yang begitu tebal. Kitab tafsirnya Ibnu Katsir, Sirah Nabawiyahnya shafiyurrahman al mubarakfury dan belum lagi tugas untuk mengahafal hadist arbain serta juz 30. Itu semua makin mempertinggi tumpukan tugas-tugas yang membebani hari-hariku.
Sungguh aku begitu membencimu, setahun bersamamu, kau membuat hidupku menjadi sempit, tidak boleh membaca komiklah, tidak boleh mendengarkan musiklah, tidak boleh menyanyikan lagu-lagu pop, tidak boleh terlambat shalat, sampai urusan farfumku pun kau permasalahkan. Hah, duniaku semakin kecil jika sudah berada didekatmu, taujihmu akan panjang lebar jika ada satu salah yang kau temui padaku.
Satu tahun berlalu bersamamu dalam kungkungan
Dan sungguh teramat kebencianku padamu, karena kau pergi begitu saja tanpa satu pesanpun untukku. Kau pergi disaat aku ingin untuk berubah, disaat aku ingin memperbaiki bacaan Alquranku bersamamu, kau pergi ketika aku butuh bimbingan yang lebih erat.
Bang..
Gerimis telah runtuh menjadi hujan, ia pun turun dihatiku, menggenangi semua. Meski ku tahu surat ini tidak akan pernah sampai kepadamu, biarlah kuceritakan pada hujan berharap ia akan mengabarkannya kepadamu, bahwa hari ini aku telah banyak berubah. Bukan lagi seperti yang dulu, aku sudah rajin membaca Alquran, tidak lagi telat untuk shalat, bacaankupun bukan lagi komik.. hanya satu yang beda, kau tidak lagi disini. Tidak di lingkaran ini, tidak juga di bumi ini.
Aku rindu taujihmu, aku rindu mendengarkan lagi bacaan Alquranmu, aku rindu menatap mata teduhmu, senyum tulusmu dan curahan ilmu darimu.. Aku pun rindu dengan sepotong roti yang selalu kau berikan disaat kita berbuka puasa, padahal itu bagianmu.
Kau telah lebih dahulu menemui apa yang dijanjikan Allah, diam-diam kau berangkat menuju Surga. aku membencimu, benci yang lebih syahdu dari sekedar cinta.



>>>
kepada yang telah membantu meluruskan jalan hidupku, memperkenalkanku dengan jalan da’wah, menampungku dalam tarbiyah : para murabbi ku.

Posted by rangtalu on 11 Juli 2010

Ini Pilihanku Mana Pilihanmu

Apakah ada dari kamu sekarang yang ngerasa kalo idup tuh nggak asik lagih, karena kamu pada keadaan yang serba nggak enak?
Apakah ada dari kamu yang menilai kalo Allah tuh nggak adil karena ngebuat jalan idup kamu nggak seenak yang laen- laen?
 
Apakah ada dari kamu sekarang yang lagi nggak ngerti gimana jalan keluar dari sesuatu masalah yang buat kamu adalah bener- bener stress ?
Dan seterusnya dan seterusnya dan seterusnya...

Remaja dan masalah, emang seperti ada lem perekat diantara keduanya. Mulai dari krisis pede, bolos sekolah, tawuran, kehamilan tidak dikehendaki dan aborsi, falling in love, broken heart, family and broken home, narkotika, seks bebas, and many more. Sebabnya juga macem- macem, dari mulai dari ortu yang katanya bermasalah, salah milih teman ampe berantem ama sodara bahkan putus asa ama diri sendiri.

Dan... banyak dari beberapa teman kita yang lagi terlibat masalah begituan diatas, yang ternyata pada akhirnya asyik nyalahin siapapun... kecuali dirinya sendiri, saat akhirnya hal yang negatif menimpa dia. Alasannya apa? karena hal itu adalah lebih mudah dilakukan ketimbang harus introspeksi diri dan ngelawan nafsu diri sendiri.

Tapi sayang sekali, hal mudah itu ternyata nggak ngebentuk mereka lebih hebat kecuali hanya sekedar berhenti pada level pengecut. Seorang pengecut adalah yang tidak berani bertanggung jawab atas apa yang telah di perbuatnya. Seorang pengecut juga biasanya tidak terlalu pintar untuk ngerti tentang benar ato salah terhadap apa yang dilakukan, dan jika hal itu suatu hari ternyata membawa masalah bagi dirinya, maka dengan mudahnya dia mencari kambing hitam untuk menerima segala konsekwensi dosa- dosanya.

Teman, sadar nggak sadar, masalah dalam hidup kita sebenarnya kitalah sendiri yang memilihnya. Atau dengan kata lain semua masalah  itu berasal dan dimulai dari diri kamu sendiri loh. Kok bisa? yups begitulah!.

Seandainya kita hidup dalam lingkungan yang jahat sekalipun, Allah masih memberi kita pilihan untuk menjadi jahat ataupun tetap memilih kebaikan. Kalaupun akhirnya kita menjadi jahat, itu adalah karena pilihan kita, sekalipun memang ada sumbangan dari orang lain yang bernama pengaruh. Nah salahnya kita, kita dengan tangan terbuka menerima dan memilih pengaruh jahat itu untuk kita lakukan.

Trus kalo ada yang bilang sangat sulit untuk memilih tetap menjadi baik dalam lingkungan seperti itu. Ya Allah, Allah terlalu penyayang teman, untuk nggak nolong kita yang jelas- jelas pengen berbuat kebaikan.

So, Selalu akan ada pilihan tentang kebaikan dalam lingkungan atau keadaan yang jahat dan nggak enak sekalipun. Jadi mulai sekarang, berhati- hatilah terhadap pilihanmu dan pilihan sikapmu, dan kalau kamu sudah memilih, bertanggung jawablah atas apapun pilihanmu itu.

Dan buat kamu yang ternyata dulu nggak sadar telah memilih pilihan yang salah, sehingga kamu sekarang ada pada keadaan yang terpuruk, maka jangan putus asa kawan.

Dalam keadaan apapun kamu sekarang, kamu adalah berharga dan masih tetap berharga, walau mungkin susah banget buat kamu buat ngehargain diri kamu sendiri. Kalo kamu marah sama keadaan, ya jangan cuma sampai disitu ajah. Marah en protes nggak bakal ngebawa efek apapun kecuali makin tambah ribet dah urusan kamu nanti. Pecahkan masalah itu dan jadilah pemenang. Paling nggak pemenang atas kemalasan diri kamu sendiri untuk jadi seorang pemenang.

Guys, menjadi remaja adalah sesuatu yang natural dan manusiawi, toh semua manusia pasti berproses dan bakal ngelewatin semua itu. Tapi jadi remaja yang dewasa yang berpikir dan bertindak lebih dari dari kualitas seorang remaja kebanyakan itulah yang bakal ngebuat kamu lebih.

So, perbaikin pola pikir kamu dalam melihat sesuatu, selalu lihat pada sisi yang positif tentunya, termasuk pada sesulit apapun keadaan yang lagi kamu alamin sekarang. Karena waktu akan terus berjalan teman, nggak perduli kamu siap ato tidak. Kalo kenyataannnya kamu benar- benar ga siap, ya kamu bakal ketinggalan sama yang laen. Dan sebagai seorang yang pintar en cerdas, tentunya nggak pantas juga kalo kita bangga pas ngeliat diri sendiri ternyata dah jauh banget tertinggal dalam banyak hal dari pada yang laen.

Kalo kata orang, remaja emang identik dengan labil dan kurang pengalaman dalam menyikapi sesuatu, yups setuju banget. Tapi nggak ada satupun aturan kan, yang melarang seorang remaja untuk menjadi stabil dan berpengalaman, dan atau mencari pengetahuan yang lebih untuk menjadi lebih stabil dan lebih berpengalaman?.

Semua tergantung pintarnya kamu dan kuatnya keinginan kamu dalam mengolah masalah itu sendiri agar terpecahkan atau bahkan terasa menjadi menyenangkan.

Maka dari itu teman, cepet deh buru- buru cut itu perasaan nggak enak dan sikap yang sibuk nyalahin orang lain sehingga kamu punya alasan buat nyiksa diri dengan berbagai hal negatif yang bakal mangkas kemampuan kamu buat maju. Sadarin, kalo idup emang kumpulan dari berbagai masalah yang menempa kamu agar lebih jadi dewasa dan nggak manja. Simplenya gini, Kalo nggak ketemu masalah, ya nggak bakal manusia itu idup.

Dan kalo urusannya adalah kamu merasa nggak ada lagi yang ngedukung kamu alias kamu ngerasa selalu sendirian saat kudu berhadapan dengan masalah yang udah sangat berat banget menurut kamu, ingat aja satu hal teman.. kamu masih punya Allah dan akan selalu punya Allah, selama kamu merasa dan mau berdekatan dengan Allah. Semua tergantung diri kamu sendiri.

Dan kamu akan berarah kemana dan seperti apa skenario idup kamu selanjutnya, semua bakal di mulai dari pilihan pilihan idup kamu sekarang ini,

Jadi sekali lagi,  berhati- hatilah terhadap pilihanmu, dan kalau sudah memilih, bertanggung jawablah atas apapun pilihanmu itu.
Dan buat pilihan terbaikmu sekarang, dan lakukan !

(NayMa/Voa-Islam.com)

10 November Bukan Sekedar Dikenang

Setiap 10 November bangsa Indonesia memperingati hari pahlawan. Dalam bentuk penghormatan terhadap jasa-jasa para pahlawan, sejenak bangsa Indonesia mengheningkan cipta diberbagai sekolah, kantor instunsi pemerintahan dan tempat-tempat lain. Namun tidak banyak pula teman-teman kita yang sampai hari ini kurang menyadari atas jasa para pahlawan, dan jarang sekali yang mengambil hikmah serta ketauladanan para pahlawan.

Andai Pahlawan itu bisa melihat zaman ini
Terbenak pertanyaan, apabila pahlawan-pahlawan kita yang merebut kemerdekaan atas pengorbanan harta dan jiwanya melihat kondisi generasi-generasinya saat ini? Mungkin kah ia mengais, apa mungkin  ia berbangga hati?, atau mungkin ia sama sekali tak ingin melihat. Sahabarohis, realitanya saat ini memang sangat berbeda dengan zaman dimana para pahlawan mengorbankan segala jiwa dan raganya dalam membela Agama, dan Negara. Kalau dulu Ust. Jenderal Soedirman bersikeras mempertahankan amanahnya, walau dirundung sakitnya namun ia tetap melaksanakan tugas sebagai Jenderal perang bangsa Indonesia. Berbeda dengan saat ini, banyak temen-temen kita, sakit dikit gak masuk sekolah, sakit dikit gak mau ikut rapat rohis, dan menjadikan sakit sebagai alasan untuk mengamankan posisi santainya. Dan sudah menjadi hal yag sangat biasa melihat kondisi generasi muda manja diberbagai sekolah.

Bukan hanya manja, gaya hidup kebarat-barat pun menjadi pedoman. Terus timbul dah pamer-pamer harta, pilih-pilih temen ngegosip gak jelas percis banget saa lirik tim Nasyid Justice Voice yang berjudul ABEGE. Terus gimana seharusnya generasi bangsa ini menghormati para jasa pahlawan.

1. Tularkanlah semangat pantang menyerah pahlawan,
Semangat pantang menyerah ini sangat dibutuhkan, sebab kunci sebuah harapan adalah semangat. Semnagt untuk lebih baik, semangat untuk sholat tepat waktu, semangat puasa sunnah, semangat qiyamulail. Dan tularkanlah semangat para pahlawan untuk kehidupan kita.

2.Berpegang teguh kepada Allah
Keistiqomahan para pahlawan ketika merampas kemerdekaan dari tangan penjajah belanda, sungguh harus kita contohkan. KH. Hasyim Ashari pendiri NU contohnya, walaupun bliau sangat kompeten untuk memegang amanah sebagai presiden RI. Namun ia tetap kekeh dengan pendiriannya untuk tidak patuh terhadap jepang. Karena patuh terhadap jepang, tandanya sudah keluar dari islam, itu prinsip yang ia pegang. Sahabatrohis, belajarlah dari sosok pahlawan satu ini,karena hakekat hari sumpah pemuda bukanlah hanya sekedar dikenang.

3. Mau berkorban
Kalo cinta apapun makanannya manis rasanya, begitulah yang dirasakan oleh para pahlawn-pahlawan kita. Atas dasar cinta mereka korban segala apa yang mereka bisa lakukan untuk Islam, untuk negara dan anak cucu nya. Maka tidak lumrah jika, pengorbanan adalah bukti cinta kita kepada Allah, pengorbanan adakah bukti bahwa kita benar-benar ingin mendapat perhatian dari Allah. Begitupun kita seharusnya, bagaimana pengorbanan para pahlawan-pahlawan ini bisa kita contohkan di kehidupan. ROHIS misalnya, bagaimana menyita waktu banyak untuk melaksanakan program kerja ROHIS. Ataupun acara-acara yang banyak manafaatnya untuk orang lain yang tentu memakan waktu kita begitu banyak. Bukan hanya waktu mungkin juga pikiran, bahkan sebagian rizki kita. Maka sungguh tidak ada balasan kebaikan kecuali kebaikan yang kita dapatkan. Percayalah sahabat :)

Selamat Hari Pahlawan 10 November 2011

Iklan

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites