.

.

Muhammad : 7

Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang ma'ruf, dan mencegah dari yang munkar, dan beriman kepada Allah. Sekiranya Ahli Kitab beriman, tentulah itu lebih baik bagi mereka, di antara mereka ada yang beriman, dan kebanyakan mereka adalah orang-orang yang fasik [Al-Imran : 110]

As-Shof : 4

Sesungguhnya Allah menyukai orang yang berperang dijalan-Nya dalam barisan yang teratur seakan-akan mereka seperti suatu bangunan yang tersusun kokoh.[As-Shof : 4]

Bergerak atau Tergantikan

“Teruslah bergerak, hingga kelelahan itu lelah mengikutimu.Teruslah berlari, hingga kebosanan itu bosan mengejarmu.Teruslah berjalan, hingga keletihan itu letih bersamamu.Teruslah bertahan, hingga kefuturan itu futur menyertaimu.Tetaplah berjaga, hingga kelesuan itu lesu menemanimu.”

Hidup Mulia atau Mati Syahid

Ketika Kau Lahir di Dunia dengan Tangisan, Dunia Gembira Riang Menyambutmu. Ketika Kau Gugur sebagai Pahlawan, Dunia Mengangisimu, Namun Ruhmu gembira menyambut Syurga-Nya

Kita adalah Penyeru

Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang ma'ruf, dan mencegah dari yang munkar, dan beriman kepada Allah. Sekiranya Ahli Kitab beriman, tentulah itu lebih baik bagi mereka, di antara mereka ada yang beriman, dan kebanyakan mereka adalah orang-orang yang fasik [Al-Imran : 110]

Senin, 28 April 2014

Andai Perjuangan Ini Mudah Saudaraku


Andai perjuangan ini mudah
Pastilah banyak manusia yang mengantri untuk menjalaninya
Andai perjuangan ini mudah
Mungkin saja kita tak perlu repot untuk mencari dana kesana-sini

Andai perjuangan ini mudah
Siapa yang tak mau mengeruk segunung pahala yang telah Allah janjikan?
Andai perjungan ini mudah
Bisa jadi kita hanya terpaku dalam diam menikmati detik-detik kemenangan
tanpa susah payah

Andai perjuangan ini mudah
Pastilah sudah banyak di pelosok bumi ini yang telah tersemai dengan warna kebaikan
Andai perjuangan ini mudah
Untuk apa kita begadang setiap kali ada acara besar untuk esok hari?

Andai perjuangan ini mudah
Sampai saat ini pasti banyak yang bertahan dalam jalan suci ini
Andai perjuangan ini mudah
Tak perlu rasanya kita menggadaikan banyak waktu untuk berjihad di jalan-Nya
Menggadai waktu kuliah, tugas harian, waktu tidur, finansial, keringat, bahkan tetesan darah

Andai perjuangan ini mudah
Tak usahlah kita berlarut dalam tetesan air mata karena keagungan-Nya di setiap malam
Andai perjuangan ini mudah
Mengapa kita harus melipatgandakan kekuatan Ruhiyah?

Namun, saudaraku..

Perjuangan membutuhkan sebuah pengorbanan
Sebuah pengorbanan yang amat besar nilainya
Mungkin akan menggadaikan berbagai aktivitas harianmu
Bahkan hingga kau lupa akan detak jantungmu

Begitulah yang disampaikan oleh KH. Rahmat Abdullah
Yang tellah merintis dakwahnya dalam kata "kerja" dan "pengorbanan"
Hingga lembaran hidupmu akan terisi dengan tinta emas
yang akan menjadi saksi di hadapan-Nya


“Memang seperti itu dakwah. Dakwah adalah cinta. Dan cinta akan meminta semuanya dari dirimu. Sampai pikiranmu. Sampai perhatianmu. Berjalan, duduk, dan tidurmu. Bahkan di tengah lelapmu, isi mimpimu pun tentang dakwah. Tentang umat yang kau cintai”


Al-Hurriyyah - Bogor
29 April 2014 | 01.18 WIB

 

*teruntuk saudara-saudariku di LDK Al-Hurriyyah IPB

Minggu, 27 April 2014

Launching Buku Bisik Rindu dari Masjid Sekolah




Jika kita menghijrahkan cinta dari kata benda menjadi kata kerja,
maka tersusunlah sebuah kalimat peradaban dalam paragraf sejarah.
Jika kita menghijrahkan cinta dari jatuh cinta menuju bangun cinta,
maka cinta menjadi sebuah istana, tinggi menggapai surga.


Alhamdulillah pada Sabtu, 26 April 2014 lalu, saya dan teman-teman seperjuangan penulis buku "Bisik Rindu dari Masjid Sekolah" sukses melaksanakan Launching Buku ini yang di request oleh KAMMI UIN dan Forum Pena Bergoyang UIN Syarif Hidayatullah - Jakarta.

Walaupun tak bisa menghadirkan ke-12 penulis dalam buku ini. Alhamdulillah lebih dari separuhnya bisa berkumpul bersama. Padahal sebelumnya saya pun baru mengenal mereka lewat Media Sosial FB saja. Karena memang benar tulisan kami dikumpulkan dan diproses melalui Grup FB dan jadilah sebuah karya buku sederhana ini. Semoga kita tetap selalu Istiqomah dalam melakukan kebaikan.

"Ciptakan Perubahan, Melalui Tulisan"

"Tebarkanlah kebaikan karena Allah, karena ia akan kembali pada diri kita dimanapun dan kapanpun. Di dunia maupun di akhirat"

Sahabat Sang Nurani (Salim A. Fillah)


Satu saat, kuminta nasehat pada seorang sahabat
Aku merasa tak layak akh, katanya

Aku tersenyum dan berkata
Jika tiap kesalahan kita dipertimbangkan
Sungguh dunia ini tak ada lagi
Orang yang layak memberi nasehat

Memang merupakan kesalahan
Jika kita terus saja saling menasehati
Tapi dalam diri tak ada hasrat untuk berbenah
Dan menjadi lebih baik lagi di tiap bilangan hari

Tapi adalah kesalahan juga
Jika dalam ukhuwah tak ada saling menasehati
Hanya karena kita berselimut baik sangka kepada saudara

Dan adalah kesalahan besar
Jika kita enggan saling menasehati
Hanya agar kita sendiri tetap
Merasa nyaman berkawan kesalahan

Puisi karya Ustadz Salim A. Fillah dalam buku karyanya yang berjudul “Jalan Cinta Para Pejuang”
Subhanallah, di jalan cinta para pejuang :

Nasehat adalah ketulusan
Kawan sejati bagi nurani
Menjaga cinta dalam ridha-Nya

Senin, 21 April 2014

Jika Hari Ini Hari Terakhirku

     Di belantara ibu kota, bintang yang bersinar seakan menyapa untuk hari esok, cahaya lampu mewarnai kota Jakarta setiap malamnya, sesekali terdengar suara bising kendaraan yang membuat Afifah bangun dari dunia mimpinya. Kini semua lenyap seketika bermunajat kepadNya di sepertiga malam. Teruntuk Allah yang menjadikan hari-hariku indah dengan adanya  Engkau, izinkan aku berbicara beberapa hal kepadaMu. Jadikan aku orang-orang yang senantiasa berada dijalanMu, usap lembut hatiku ketika seribu masalah datang menyapa. Robb, diatas sajadah yang ku bentang ini, ku pasrahkan semua keluh kesah yang ku rasakan. Sesak dadaku menangis pilu saat ku uraikan dosa-dosaku, di hadapanMu ku tiada artinya. Aku ingin menjadi wanita yang bergelar Syahidah ketika menghadapMu.
            Isak tangis Afifah tak bisa di bendung saat ia mengingat perkataan Dokter Fikri dua minggu lalu bahwa dirinya positif terkena penyakit Leukimia, penyakit mematikan itu yang membuat dirinya lemah akhir-akhir ini dan harus mendapatkan perawatan di rumah sakit selama lima belas hari.
            Pagi harinya… Ia yang tercatat sebagai pelajar kalas dua di SMA Harapan Bangsa itu kembali menjalankan aktivitasnya sebagai seorang pelajar sekaligus berkecimpung  di dunia dakwah sekolah. Afifah terlihat anggun dengan jilbab lebarnya, ada sendu dibalik wajah cerianya, namun sebisa mungkin ia sembunyikan dari Abi-Umminya.
             “Assalamu’alaikum, anak abi yang tangguh, gimana keadaannya? Sudah membaikkah?” sapa Abi dengan senyuman,
            “Wa’alaikumussalam, Alhamdulillah. Sudah membaik, Bi,” jawab Afifah membalas senyum berusaha untuk tegar dan positive thinking menjadikan penyakit tersebut cobaan untuk orang-orang pilihanNya. Bukankah ketika Allah ingin menaikkan derajat seseorang maka Dia akan memberikan cobaan yang lebih berat dari sebelumnya? Ibarat pohon semakin tinggi, maka semakin kuat angin yang menerpanya.
            “Sayang, kondisimu masi lemah, jadi tolong kurangi organisasimu. Ini bekal makanan untukmu di sekolah” saran Ummi sambil menyodorkan sebuah kotak nasi. Wajahnya penuh harap sekaligus iba melihat putri kecilnya tampak menyembunyikan sakitnya. Sekeras apapun kau menyembunyikan rasa sakitmu di depan orang, nak, tapi kamu tak bisa menyembunyikannya dari umi mu.  
             “Iya, Ummi. Bidadari dunia akhirat milik Abi,” ledeknya sambil nyengir, “ Organisasi akan aku kurangi tapi tidak dengan dakwah”
            “Yasudah, mau berangkat sekolah kan? Ayo, bareng Abi sekalian berangkat kerja!”

                                                                        ***
            Hari ini tepatnya hari Rabu, seperti biasa jadwalnya anak Rohis untuk mentoring sepulang sekolah. Afifah duduk di halaman masjid sekolah sembari menunggu teman-teman Rohis lainnya. Duhai Allah, badanku lemas sekali, dadaku sesak, rasanya sulit sekali bernafas. Ingin rasanya aku terbaring menjatuhkan tubuhku. Ahhhh… Sudah tiga bulan aku mengidap penyakit ini. “Aku harus kuat. Harus! Aku gak boleh kalah sama penyakitku. Ingat, Afif. Ingat. Dia yang mendatangkan penyakit, Dia juga yang menyambuhkan. Tegarlah. Allah bersamamu! Dia sebaik-baik Penolong, ” batin Afifah ikut berbicara menghibur dirinya sendiri.
            Dari kejauhan terdengar suara langkah kaki berpijak, dilihatnya segerombolan akhwat ROHIS berjalan mendekatinya dengan semangat dan wajah ceria mereka. Subhanallah…terima kasih Allah, semoga makin banyak pejuang agamu-Mu yang Kau kirim ke dunia sebagai generasiMu, Inna fatahnaa laka fat-han mubiinaa.
            “Assalamu’alikum, ukhti. Sendirian aja. Gak masuk?” sapa ketua keputrian, Fildzah namanya.             “Wa’alaikumussalam. Ana nunggu kalian, mujahidah-mujahidah Allah”
            “Wajah anti pucat sekali, anti sakit?” Tegur sahabatnya, Hasna. Kekhawatiran terlihat pada ekspresi wajah mereka.
            Afifah tersenyum,  “Insya Allah, ana gak apa-apa kok, ukhti”
            “Yasudah. Kalau memang seperti itu, lebih baik kita masuk ke dalam. Teman yang lain sudah menunggu”
            Materi mentoring hari ini, Ketika Aktivis Menjadi Pemimpin, yang diisi oleh ketua Rohis SMA Harapan Bangsa, Farhan Abdullah Fatihan. Kajiannya penuh makna. Sangat.
            “Sahabat Fillah, persiapkan bekal dan jangan ragu untuk menjadi seorang pemimpin, pemimpin yang adil, yang tidak memandang tinggi rendahnya seseorang, dan jangan pernah ragu  untuk mewujudkan semua impianmu itu karena impian tidak akan tercapai jika kau ragu impianmu akan tercaai dank au tak berani mewujudkannya. Jangan hiraukan mereka yang berusaha untuk menjatuhkanmu, karena mereka akan kalah dengan sendirinya ketika melihatmu masih berdiri tegak. Tapi yang perlu dipahami adalah ketika kalian merasa lemah tak berdaya untuk melakukannya, ingatlah bahwa Allah menitipkan kekuatan disetiap kelemahan. Kalau iman yang sudah berbicara, apalagi yang kalian ragukan? Bukankah segalanya akan menjadi ringan dan mudah?”
            “Allahu Akbar, Astaghfirullah. Anggota badanku terasa sakit semua, terutama dibagian tulang dan persendian” Afifah menjerit kesakitan.
            “Afif, anti kenapa? Anti sakit?” Hasna ngeri sekali melihat sahabatnya itu mengaduh kesakitan.    Tiba-tiba. Tubuh  Afifah  jatuh dipangkuan Hasna.
                                                                        ***
            Kejadian sore itu, membuat Abi-Ummi Afifah cemas, terlebih lagi anak bungsu mereka harus masik ruang ICU. Jari-jari Abi menekan tombol handphone, memberikan kabar tentang adiknya ke Kak Fahri, anak sulung yang sedang menjalankan S2 jurusan Syariah di luar kota. Di kursi ruang tunggu terlihat Ummi, panik, sambil mengeluarkan asama-asma Allah. Teman akhwat Rohis Afif, sebagian hanya menundukkan kepala menahan tangis, sebagian lagi membaca ayat-ayat Allah setelah melaksanakan sholat maghrib.
            Jam menunjukkan pukul 21:24, belum ada tanda-tanda pekembangan. Dokter Fikri dibantu suster berusaha memberikan yang terbaik untuk Afifah, banyak infusan terpasang ditubuhnya. Namun Allah berkehendak lain, Afifah menghembuskan nafas terakhir. Ummi di ruang lobi tertegun melihat suster melepas infus dari tubuh Afifah, beliau bingung kenapa Dokter Fatih malah menuju pintu ruangan? Apakah itu artinya kondisi Afifah telah membaik sehingga tak perlu terpasang peralatan medis itu? Lalu bagaimana dengan anakku? Ummi penuh dengan tanda tanya. Abi, teman-teman, termasuk Kak Fahri yang baru sampai berdiri penuh harap akan adanya kabar baik untuk adiknya. Tapi, umur, rezeki, kematian semua sudah tercatat dalam lauh mahfudz. Tidak ada seorang pun yang tahu kecuali Dia. Semua yang bernyawa pasti akan meninggalkan dunia, sesuci apapun makhluk itu.
            “Maafkan saya, bapak-ibu,” Dokter Fikri berkata lirih menundukkan kepala, “semua diluar rencana. Afifah sudah menghadapNya”
            “Innalillahi wa inna ilaihi roji’un” ucap semua berbarengan dengan nada yang terdengar sesak.
            Disela-sela kesedihan, dokter Fikri menyerahkan selembar kertas kepada Abi, “Dan ini, pak. Saya melihat sepucuk surat yang Afifah pegang ketika beliau sedang kritis”
            Setelah menerima sepucuk surat. Abi pun menyerahkan surat itu ke Kak Fahri untuk membacakannya karena Abi masih shock. Beliau belum siap menerima kenyataan pahit ini. Dengan membaca Basmallah, dibuka dan dibacakannya surat tersebut.
UntukMu dan untuk orang-orang yang Afifah cintai KarenaMu
Jika kelak aku tertidur lama, mungkin aku butuh istirahat yang cukup panjang, mungkin semua perjuangan sakitku sudah selesai
Karena Afifah tahu, Allah sangat sayang sama Afif. Dia mengetahui kalu Afif jauh lebih takut kehilangan kalian
Allahu Robbi,
Jika hari ini hari terakhirku, aku ingin menjunjung Tauhid di atas kepalaku, dan musyrik ku injak dengan kakiku, hukum Illahi ku angkat tinggi dengan tanganku, dan kafir akan ku tebas dengan pedangku.
Abi,
Jika hari ini hari terakhirku, aku ingin bertanya kepadamu
Abi, aku heran kepada orang yang mengejar dunia padahal kematian terus mengincarnya,  dan kepada orang yang melalaikan kematian padahal maut tak pernah lalai terhadapnya, dan kepada orang yang tertawa lebar sepenuh mulutnya padahal tidak tahu apakah Tuhannya Ridho atau murka terhadapnya?
Ummi,
Jika hari ini hari terakhirku, aku ingin berkata kepadamu Ummi bidadari dunia dan syurgaNya
Dari cintamu aku memandang bahwa pengorbanan yang ikhlas memang selalu bersama airmata. Ummi orang terhebat yang Afif kenal, karena Ummi Afif kuat, karena Ummi Afif bisa terus tersenyum meski terkadang rasa sakit ini datang.
Kakakku, Ka Fahri
Jika hari ini hari terakhirku, ketahuilah bahwa aku sangat mencintai Kakak
Jangan pernah memandang dirimu rendah, bagi dunia Kakak mungkin hanya seseorang, tapi bagi seseorang Kakak mungkin dunianya. Ingatlah, tak ada keadaan yang menyedihkan kecuali dari anak pemuda yang pesimis. “Al Ilmu nurun wal jahlu zhulmun” Ilmu itu cahaya sedangkan kebodohan itu kegelapan.
Teman-teman Rohisku
Jujur, aku rindu. Rindu perjuangan bersama kalian, aku rindu disaat kita hujan-hujanan menghadiri liqo, aku rindu panas-panasan bersama kalian sampai nyasar buat syuro, rindu dauroh bersama kalian dengan ongkos pas-pasan.
Teman, jika hari ini hari terakhirku, aku ingin mengatakan seperti apa yang dikatakan Hasan Al-Banna
Jika mereka bertanya kepadamu tentang semangat jawablah bahwa bara itu masih tersemat dalam dadamu! Bahwa api itu masih bersemayam dalam dirimu! Bahwa matahari itu masi terbit di hatimu! Bahwa letupan itu siap meledak dalam duniamu! Katakan itu kepada mereka, orang-orang yang ragu kemampuan dirimu, karena mimpimu saat ini adalah kenyataan untuk esok.
Aku Mencintai kalian karena Allah dan berharap semoga kita dipertemukan kembali di syurgaNya.
Maafkan diriku, atas segala khilafku
                                                                                                                        -Afifah-
            Subhanallah, Ahabbakallazii ahbabtanii lahu… Allah Maha Tahu dari apa yang kita rencanakan, sebaik-baik rencana yang kita buat, tapi Dia telah mempunyai rencana tersendiri. Setiap hal yang Allah berikan, baik suka ataupun tidak pasti ada ridho-Nya.


oleh : (Shofiah Mumtaz)
dikutip dari buku "Bisik Rindu dari Masjid Sekolah"

SALAM ISC IPB dalam Narasi (Part 1)


Izinkan saya bertuturkata sedikit cerita perjuangan tentang sebuah tim yang sangat solid dan menggunggah semangat dalam sanubari. Walau tak bisa digambarkan dengan kata-katan, namun tak ada salahnya tulisan ini disampaikan agar bisa mengingat semangat perjuangan mereka. Tentang sebuah perjuangan sekumpulan anak manusia yang tergabung dalam tim penyambutan Mahasiswa Baru di salah satu kampus ternama di negeri ini.
Mereka yang tergabung dalam tim ini adalah orang-orang pilihan yang diutus dari masing-masing fakultas yang berada di kampus ini. Karena ditangan merekalah perekrutan terbesar dalam kampus ini dipertaruhkan. Merekrut ribuan mahasiswa baru agar tersesat di jalan kebenaran. Agar menuju pribadi yang lebih baik dari sebelumnya dan mengenal lebih dekat kepada Allah Yang Maha Menciptakannya. Dari segi militansi, respect to people, respect to time, respect to system, dan keunggulan lainnya menjadi  kriteria yang dipertimbangkan untuk tergabung dalam tim ini.
SALAM ISC (Islamic Student Center) Institut Pertanian Bogor, itulah sebuah nama tim yang dibentuk oleh para pimpinan kaderisasi di kampus ini. Tim ini akan di “godok” untuk melaksanakan banyak program dalam waktu singkat dengan targetan perekrutan sebanyak-banyaknya agar tergabung dalam sebuah lingkaran-lingakaran kecil penuh makna. Melalui persiapan sekitar 5 bulan sebelum agenda prekrutan berlangsung, tim ini pun sudah dibentuk. Kurang lebih tim ini akan bekerja sekitar 7 bulan dari pembentukan. Dengan slogan “Yuk Mentoring”, merekapun tak ragu untuk menyuarakan syiar ke-Islaman di kampus ini.

Sedikit Cerita

Aku sungguh sangat beruntung dapat terpilih dalam tim yang luar biasa militan ini. Mempersiapkan dari jauh-jauh hari, kami pun tak ragu sama sekali. Karena yang kami perjuangkan adalah kebenaran dari Allah. Mengajak mahasiswa baru untuk tergabung dalam barisan ke-Islaman dan menjadi pribadi lebih baik dalam wadah Mentoring. Banyak sekali pelajaran kisah mereka yang dapat saya ambil. Dan aku sungguh sangat malu karena merasa belum maksimal ketika berada bersama barisan mereka.

Open House Mahasiswa Baru

Agenda pertama besar tim kami adalah Open House Mahasiswa Baru di sebuah tempat yang sangat luas. Disana didirikan banyak tenda-tenda untuk mempromosikan masing-masing lembaga. Mulai dari UKM (Unit Kegiatan Mahasiswa), Lembaga Kemahasiswaan (BEM, DPM, Lembaga Struktural), Organiasasi Eksternal, dan lainnya.  Alhamdulillah stand kami berada pada tempat yang sangat strategis. Mungkin menjadi stand yang sangat ramai dikunjungi Mahasiswa Baru. Dibanding stand lain yang hanya menyewa maksimal 2 tenda (1 tenda = 2,5 m x 3 m), namun kami menyewa hingga 3 tenda sekaligus. Sekali lagi, tujuan kami agar memaksimalkan agenda perekrutan ini.
Dengan berbagai macam kreativitas yang dibentuk oleh panitia yang berjumlah sekitar 20-an orang ini, kami menjalani dengan penuh kerja keras. Bahkan jatuh bangunpun kami sudah rasakan. Membuat dekorasi tenda sampai jam 2.30 malam kami lalui, padahal besok pagi sekitar pukul 06.00 kami harus siap siaga untuk briefing dan persiapan akhir karena Mahasiswa Baru akan datang sekitar pukul 07.00 lebih. Dengan memakai seragam panitia yang kompak “Merah-Orange” kami pun siap-siaga untuk “perang ronde pertama kali ini. Masih teringat dalam benak ku tentang nasehat yang disampaikan oleh SC (Stearing Commite) kami yaitu Kak Gugi (Mantan Ketua BEM Fateta "Fakultas Teknologi Pertanian") ini, “Kita luruskan niat kembali hari ini kita mau apa. Kita terus tingkatkan kondisi Ruhiyah. Kita niatkan kepada Allah agar kita berlomba-lomba dalam kebaikan. Dan kita telah jelas tujuannya untuk mengajak Mahasiswa Baru untuk tergabung dalam lingkaran-lingkaran kecil mentoring nanti agar dibina menjadi pribadi muslim sejati”. Begitu semangat dan bergelora nya sambutan itu mendapat sautan takbir dari para tim SALAM ISC 2013 ini. “Allahu Akbar”. Hingga memekakan telinga stand-stand lainya.
 
Dengan menamakan acara SAHARA “Sambut Hangat Generasi Emas”, kami tetap memberikan senyuman ketika para mahasiswa baru datang. Dengan diringi tim nasyid “Barivo” yang ku ikuti, kami semua membagikan berbagai bentuk pelayanan. Mulai dari stiker, pin, majalan yang berisi banyak informasi perkuliahan dan keasramaan, informasi beasiswa, informasi tentang Lembaga Dakwah Kampus, dan informasi apapun. Juga tak lupa kami siapkan amunisi makanan ringan dan sirup segar. Dengan terus diiringi nyayian penyambutan, ternyata menarik banyak perhatian dari Mahasiswa Baru yang datang. Mereka merasa sangat bersyukur disambut dengan begitu meriah oleh para kakak tingkatnya. Teringat ketika menyayikan lagu Hadapilah-Shoutul Harokah, Mars Salam ISC, dan Mars Al-Hurriyyah, langkah panitia semakin yakin dan membuat para peserta stand yang lain menjadi kagum kepada tim SALAM ISC.

Selamat datang
Kami Ucapkan
Kepada Mahasiswa Baru
Bersama kami
Membina Diri
Menjadi Mukmin sejati

Dengan cinta dan canda tawa
Memberi sejuta makna
Ikat ukhuwah dalam tarbiyah
Bersama Salam ISC

Kegiatan ini berlangsung dari pagi hingga sore pukul 16.00 selama 2 hari full untuk gelombang pertama. Huft… Sangat capek dan begitu menguras tenaga. Bahkan ketika di tengah-tengah acara, ketua tim kami Akh Dadan tertidur ketika sedang Tilawah dibelakang tenda. 


Tak lupa dengan panitia SALAM ISC 2013 yang lain, juga menyempatkan tilawah disela-sela mahasiswa baru datang. Kondisi ruhiyah harus tetap terjaga dengan tilawah 1 juz/hari, sholat dhuha, al-matsurot, tahajud, dan lainnya walaupun sesibuk apapun acara hari ini. Inilah kekuatan terbesar kami. Kekuatan semangat karena menggapai Ridho Allah melalui ibadah-ibadah yang tetap kita jalankan seperti biasanya. Letih? Lesu? Lelah? Ya, memang sangat melelahkan dan banyak menguras tenaga. Tapi entah dari mana kekuatan itu datang selain dari Allah yang menguatkan langkah-langkah perjuangan kami SALAM ISC 2013.

Sebelum Pelaksanaan Open House


Sebelum melaksanakan kegiatan ini, dapat dipastikan bahwa kami harus menyiapkan berbagai macam amunisi, dekorasi, konsumsi, konsep, dan lainnya dari jauh-jauh hari. Dengan dana yang sangat terbatas, kami berusaha dengan sangat maksimal. Dana yang terkumpul selama kegiatan ini lebih dari 80% berasal dari dana-usaha sendiri. Menjual makanan ringan, kue, proyek, jual-beli, kerja sama dan sebagainya yang dikoordinatori oleh divisi Fundrising SALAM ISC dibawah jendral Akh Andi yang begitu militan. Setiap harinya kami ditugaskan untuk menjual danusan (dana-usaha) pribadi di kelas-kelas, di kontrakan, dan dimanapun. Bahkan sering kali malamnya kami membungkus makanan, menyiapkan peralatan kerjasama seperti amunisi mahasiswa baru yang mendapat kepercayaan untuk kerjasama, dan sebagainya. Walau proposal dan executive summary yang telah dibuat cukup menarik perhatian, tetap saja hany segelintir orang yang baru mau mengadakan bentuk kerjasama. Namun alhamdulillah, dana kami mencukupi bahkan surplus hingga akhir acara berkat kerja keras tim ini. Pinjam-meminjam keuangan pun sudah menjadi hal yang biasa ketika tim kami belum mendapat asupan dana yang cukup. Keluar dari kantong-kantong kami sendiri.
Menyiapkan amunisi dekorasi, amunisi pelayanan (pin, stiker, majalah, liflet, dsb) dengan mengandalkan divisi PDD (Publikasi, Dokumentasi, Dekorasi) yang “merajai” desain dalam tim SALAM ISC ini dari jauh-jauh hari. Bahkan kekuatan “the power of kepepet” juga sering terjadi ketika ada saja hal-hal yang kurang. Siang-malam kami terus banting tulang berusaha keras agar terlaksana acara dengan baik dan berhasil. Hingga ketika H-1, kami pun bersiap untuk melakukan dekorasi tenda. Memasang piramida buatan di atas tenda sungguh sangat membutuhkan strategi pemasangan dan keberanian diatas 2,5meter dari alas bumi. Namun, kami tak pernah ragu untuk menjalankan kebenaran ini. Mendapat perhatian dari banyak peserta stand disekeliling, tim SALAM ISC mendapat apresiasi dari banyak peserta stand. Melihat kegigihan dan militansi kami, mereka merasa sangat terharu.
Tentunya kami memiliki kewajiban yang sama dengan mahasiswa lainnya. Yaitu kuliah, UTS, UAS dan tugas kuliah. Manjemen waktu sangat diperlukan untuk menjadi panitia SALAM ISC ini. Tapi alhamdulilah dengan penuh semangat perjuangan ini, tim kami berjalan dengan baik. Itu semua karena Allah yang menguatkan langkah-langkah kami.

Pasca Open House

Perjuangan belum usai, janganlah kita mematahkan pedang sebelum kemenangan itu tiba. Kegiatan selanjutnya menunggu perjuangan kami. Yaitu Campuss Tour Mahasiswa Baru, Shafa Marwah dan sebagainya. Jika dihitung, kami masih mempunyai agenda penyambutan sekitar 6-8 agenda lagi yang diadakan setiap seminggu hingga 2 minggu. Persiapan yang sungguh betul-betul matang dipertaruhkan. Tak ada kata letih bagi kami, bahkan istirahat kami hanya beberapa jam saja untuk melanjutkan kegiatan di minggu dengan.
2 hari setelah Open House, kami dikejutkan dengan agenda Campuss Tour. Dan 5 hari setelahnya kami harus membuat agenda berikutnya yaitu Shafa-Marwah “Salam Fantastik Mahasiswa Pengukir Sejarah” dengan mengundang berbagai pengisi yang luar biasa. Mulai dari artis terkenal Kholidi Assadil Alam (pemeran Azzam dalam KCB), Gradasi Nasyid, Ust. Ismeidas (Da’I Kondang yang terkenal), dan lainnya. Persiapan yang sangat matang harus diprioritaskan. Hanya jeda 5 hari dari acara Campuss Tour. Dan begitu selanjutnya hingga 6 agenda berikutnya. “Kekuatan Ruhiyah sangat Dipertaruhkan, Agar Allah menolong kita”


Jika mereka bertanya kepadamu tentang semangat jawablah bahwa bara itu masih tersemat dalam dadamu! Bahwa api itu masih bersemayam dalam dirimu! Bahwa matahari itu masi terbit di hatimu! Bahwa letupan itu siap meledak dalam duniamu! Katakan itu kepada mereka, orang-orang yang ragu kemampuan dirimu, karena mimpimu saat ini adalah kenyataan untuk esok. (Hasan Al-Banna)
Aku Mencintai kalian karena Allah dan berharap semoga kita dipertemukan kembali di syurgaNya.


-bersambung-
*nantikan kisah selanjutnya

Sabtu, 12 April 2014

Kesalahan Besar pada Detak Perjuangan Rohis

Mendengar kata Rohis, memang begitu sangat menyejukan hati. Banyak sudah torehan tinta emas yang telah dibuktikan para Pejuang Putih Abu-Abu ini. Baik perkembangan dirinya, perkembangan sekolahnya, perkembangan kampusnya, perkembangan masyarakatnya, hingga perkembangan dunia Internasional menjadi lebih berwarna dengan nilai ke-Islaman sejak dini.

Namun, saya memiliki masa silam yang masih saya pendam sampai sekarang. Bahkan terus menghantui di setiap perjalanan ini.

Sebenarnya ini adalah masalah klasik. Ya benar, apalagi kalau bukan masalah "Perbedaan Pendapat"..? Akibat masalah ini, ketika saya memimpin sebagai seorang Ketua Rohis di salah satu SMA yang terletak di samping Rel Kereta antara Cawang - Tebet, saya memiliki kisah yang sangat pahit dengan para sahabat perjuangan di Rohis dahulu

Akibat perbedaan pendapat ini, kami mengalami perang dingin yang sangat menyakitkan
Saling menuduh dan mengklaim bahwa "Saya yang benar, kamu yang salah..."
Perkara ini memang sangat memilukan hati

Bahkan suatu hari yang tak saya sangka, karena kegabahan dan kecorobohan, saya mengambil sikap untuk mengeluarkan mereka dari Rohis karena perbedaan pendapat itu. Masalah harokah (pergerakan) dalam dakwah ini.Karena pada waktu itu, menurut saya, langkah ini yang terbaik yang bisa saya ambil untuk melerai perpecahan dan "perang dingin" yang terjadi di dalam kubu organisasi. Mungkin karena sikap mereka yang sudah keterlaluan. Ada yang bilang, bahwa banyak adik kelas yang ditarik agar tak ikut kegiatan mentoring dan tidak ikut kegiatan rohis lagi. Dan berbagai gosip yang simpang siur terdengar. #TermakanBisikanSyetan

Hingga saya memutuskan untuk mengeluarkan mereka dari kepengurusan
Ya,  saya sangat gegabah dan ceroboh. Tanpa memikirkan dampak masa depan yang akan berlanjut
Tanpa memperhatikan "keputusan tali silaturahim" yang telah lama kita simpul

Sejak peristiwa itu, kami pun tak saling menegur
Hidup sangat menyakitkan
Sangat menyayat hati ini

Bahkan sampai detik itu, saya merasa "Gagal" sebagai Ketua Rohis
Maafkan saya kawan karena dengan kecerobohan saya,
mengakibatkan ukhuwah kita menjadi sangat renggang.
Bertemu dengan mereka pun saya merasa canggung dan ada hijab yang membatasi

Mungkin kalian tak bisa menerimanya.
Tapi jujur saja, saya minta maaf kepada kalian
Maukah kalian memaafkanku kawan?
Apa yang bisa saya lakukan untuk menebus kesalahan seorang "bocah" yang masih belajar dalam mengembangkan jati dirinya? #akan saya lakukan jika diperlukan kawan

Jika mendengar kata "Reuni Rohis", bagi saya itu sangat menyakitkan hati akibat peristiwa itu. Beruntung sekali bagi mereka yang mempunyai masa Indah ketika berjuang bersama di Rohis nya. Sementara, Saya? Hanya bocah "gegabah dan ceroboh"

Hanya kepada Allah saya memohon taubat ini
Ampuni saya Ya Robbi..
Jangan sampai ikatan ukhuwah ini terus menerus terputus akibat dosa masa lalu

InsyaAllah saya berjanji akan merangkul kembali tali simpul ukhuwah yang telah lama putus itu
Dan Saya berjanji tak akan mengulangi kembali dimanapun dan kapanpun
pada siapapun


@ubay37
-muhasabah perjuangan-

Rabu, 02 April 2014

Terbit Buku "Bisik Rindu dari Masjid Sekolah" (cetakan pertama)

Tentang Buku

Assalamu’alaikum Wr. Wb.
Segala Puji dan Puja hanyalah milik Allah Subhanahu Wa Ta‟ala. Dia-lah yang telah memberikan kita semua nikmat yang tiada duanya. Nikmat Iman sehingga kita masih bisa istiqomah dalam menjalankan kebenaran. Nikmat Islam sehingga kita masih bisa bersujud di malam hari. Nikmat sehat sehingga kita masih dapat menjalankan aktivitas sampai saat ini. Sholawat tak luput salam kita hanturkan kepada Baginda Nabi Muhammad Shollawlohu „Alaihi Wassalam. Karena perjuangan berat Beliau-lah yang membawa zaman kegelapan menuju zaman terang benderang ini dan atas seizin-Nya. Seorang yang sangat luar biasa, bahkan dalam buku Tokoh Paling Berpengaruh di Dunia, yang menduduki peringkat nomer satu adalah Beliau. Inilah bukti bahwa Islam adalah Rahmatan Lil „Alamin (rahmat bagi semeta alam).

Terima kasih yang tiada tandingannya kami ucapkan kepada Allah SWT yang telah mengizinkan kami dapat menyelesaikan buku “Antologi Dakwah Sekolah” ini. Karena tanpa izin-Nya, kami adalah makhluk yang tiada berdaya sedikitpun. Ucapan terima kasih juga kami ucapkan kepada orang tua kami yang selalu mendukung setiap langkah perjuangan kami dalam menjalankan aktivitas kebaikan dimana pun kami berada. Walau terkadang banyak cobaan yang datang, entah itu dari segi akademis maupun non-akademis.Ucapan terima kasih juga kami ucapkan kepada teman-teman Pejuang Nulis Bareng “Antologi Dakwah Sekolah” yang telah menyediakan waktunya untuk mengenang kembali perjalanan Dakwah Sekolah yang telah dilakoninya dahulu.

Buku ini ditulis berdasarkan ide dari seorang aktivis seseorang yang gemar menulis buku. Lalu keluarlah ide untuk menuangkan ke dalam sebuah tulisan tentang sebagian kecil perjuangan Aktivis Dakwah Sekolah (ADS) yang biasanya melalui wadah Rohani Islam (Rohis) SMA atau sederajat. Kami berharap dengan terbitnya buku ini, dapat menambah semangat kita dalam menebar kebaikan di lingkungan sekolah atau dimanapun kita berada. “Ladang dakwah itu luas, kita harus terus menanamnya agar suatu hari kelak dapat kita petik hasilnya”

------------------------------------------------------------------

Bismillah…
Pesan : SMS ke 085692136652 (Abu)

==Menikmati Kenangan Masa Putih Abu-Abu bersama Teman Seperjuangan==
“Bukankah masa-masa paling indah dan berharga itu ketika sekolah? Dan bukankah masa di sekolah ini akan semakin berkesan bila kita mengisinya bersama sahabat-sahabat seperjuangan yang diikat tali kecintaan kepada Allah? Kumpulan cerpen ini memberikan kisah yang sangat menakjubkan, dan mengagumkan tentang apa itu dakwah sekolah”

-Ridwansyah Yusuf Achmad
Kepala LDK GAMAIS ITB 2007-2008, Presiden BEM KM ITB 2009-2010,
Mahasiswa di Erasmus University, Rotterdam, Belanda

“Membaca kisah yang dekat dengan pengalaman kita tak hanya menghadirkan haru biru masa lalu, namun juga selalu membawa semangat baru. Cerita-cerita yang ditulis oleh kawan-kawan dalam buku ini mungkin bertutur dengan sederhana, namun dampaknya luar biasa. Untuk yang curiga bahwa Rohis itu Teroris, Cinta sama Rohis, atau sedang bingung dengan anak-anak Rohis, cerita-cerita ini bisa jadi petunjuk penting untuk memahami bahwa anak-anak Rohis “juga manusia” namun dipenuhi oleh Cita-cita dan cinta.”

-Shofwan Al Banna Choiruzzad
Penulis buku Palestina, Emang Gue Pikirin
Yuk di-order, kawan2, buku antologi Dakwah Sekolah: Bisik Rindu di Masjid Sekolah.
Bisa buat pribadi, bisa juga dikadoin buat adik2 Rohis..insyaAllah barokah dan bermanfaat. :))
Harga: 32K (Belum termasuk ongkir)

Untuk pembelian, silahkan menghubungi via SMS saya ^^
100% keuntungan untuk Anak Rohis lagi

Selasa, 01 April 2014

Sudah Lama Ku Tak Melihat Senyuman Itu ~ Rohis SMAN 37 Jakarta

Rohis SMAN 37 Jakarta 2014 dan ILMI 37


Kali ini, aku sangat bersyukur kepada Allah SWT atas nikmat ini.
Sudah terdengar lama bahwa Rohis37 sedang mengalami degradasi ke-aktifan dan kader
Bahkan banyak kabar miring pun telah beredar

Namun, semua itu telah ku bantahkan dalam acara SWITER
"Studi Wisata Islam Terpadu" SMAN 37 Jakarta
yang bersinerge dengan ILMI 37  (Ikatan Alumni Muslim 37)

Ukhuwah itu pun kini mulai terajut kembali
Antara sesama anak Rohis
Maupun antara Rohis dengan Alumninya

Perjuangan jilid baru akan kami mulai kembali
Bersama kader berkualitas dan Alumni yang masih terjun
beserta Dukungan dari Pihak sekolah (guru-guru, dan keluarga sekolah lainnya)
InsyaAllah Rohis37 akan terus berlayar menuju Ridho Illahi

Walaupun saat acara hari H, diriku masih "setengah jasad",
namun karena tujuan ingin membantu dakwah sekolah ini,
Allah menguatkanku sampai acara selesai.
Padahal seminggu kemarin diriku hanya terbaring tak berdaya
di kasur kamar, melihat langit-langit dan hanya bisa beraktifitas kecil

Dengan kekuasaan Allah, alhamdulillah aku dapat membantu walau tidak maksimal

Masih terngiang bercambur air mata ketika jargon dilontarkan
Together to Be Better.. Allahu Akbar...!!

##########
Sedikit sedih,
karena aku tak bisa membantu maksimal
mungkin terkait amanah yang ku emban saat ini

Semoga Allah memberi sifat Istiqomah yang tinggi
kepada para pejuang Dakwah Sekolah disana

Amiin...

@ubay37

Sakit dan Kematian

Wahai... Pemilik nyawaku
Betapa lemah diriku ini
Berat ujian dariMu
Kupasrahkan semua padaMu

Tuhan... Baru ku sadar
Indah nikmat sehat itu
Tak pandai aku bersyukur
Kini kuharapkan cintaMu

Kata-kata cinta terucap indah
Mengalun berzikir di kidung doaku
Sakit yang kurasa biar jadi penawar dosaku
Butir-butir cinta air mataku
Teringat semua yang Kau beri untukku
Ampuni khilaf dan salah selama ini
Ya Ilahi....
Muhasabah cintaku...

Tuhan... Kuatkan aku
Lindungiku dari putus asa
Jika ku harus mati
Pertemukan aku denganMu

(EdCoustic – Muhasabah Cinta)

Mengingat lirik lagu nasyid ini, kita bisa menafsirkan bahwa kandungan dari nasyid ini adalah untuk mengajak kita bermuhasabah diri. Khususnya ketika sedang mengalami sakit. Ketika sakit itulah Allah menguji keimanan kita. Apakah sakit yang kita alami menambah ketakwaan kita kepada Allah atau sebaliknya “mengkufuri”-Nya? Semua itu adalah ujian dari Allah agar meningkatkan derajat keimanan kita jika kita melaluinya dengan sabar dan ikhlas.

Dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar, (yaitu) orang-orang yang apabila ditimpa musibah mereka mengucapkan ‘Inna lillaahi wa innaa ilaihi roji’uun’. Mereka itulah yang mendapat keberkatan yang sempurna dan rahmat dari Tuhan mereka, dan mereka itulah orang-orang yang mendapat petunjuk ”. (QS. Al-Baqaroh : 155-157)

Bahkan dalam sebuah hadits, Rasulullah menyampaikan bahwa sakit yang dialami seorang Muslim dapat menjadi penggugur dosanya. Tidaklah seorang muslim tertimpa suatu penyakit dan sejenisnya, melainkan Allah akan mengugurkan bersamanya dosa-dosanya seperti pohon yang mengugurkan daun-daunnya”.  (HR. Bukhari no. 5660 dan Muslim no. 2571).

Namun salah satu pelajaran yang penting ketika kita sedang sakit adalah saat itulah kematian sedang mengintai kita. Bisa jadi ketika kita mendapat ujian tersebut, Allah SWT memerintahkan kepada Malaikat Maut untuk mencabut nyawa kita. Dalam kondisi sabar atau putus asa kah ketika maut menjemput kita?

Oleh karena itu, Allah memerintahkan kepada kita bahwa dalam menghadapi sakit, kita harus bersabar. “Dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar, (yaitu) orang-orang yang apabila ditimpa musibah mereka mengucapkan ‘Inna lillaahi wa innaa ilaihi roji’uun’. Mereka itulah yang mendapat keberkatan yang sempurna dan rahmat dari Tuhan mereka, dan mereka itulah orang-orang yang mendapat petunjuk ”. (QS. Al-Baqaroh : 155-157)

Sakit Dekat dengan Kematian

Banyak kisah nyata yang telah terbukti bahwa saat seseorang sedang mengalami sakit, saat itulah kematian dekat dengannya. Ada yang sakit berkepanjangan (misal Tumor, Kangker, dll), setelah beberapa bulan, akhirnya Allah mentakdirkan orang tersebut meninggal. Adapula orang yang baru sakit beberapa hari atau bahkan belum sampai sehari, tapi Allah mentakdirkannya meninggal. Tentunya semua itu adalah takdir yang telah Allah tuliskan dalam Lauhful Mahfudz.

Teringat kisah dua tahun lalu, ketika saya mengalami penyakit Hepatitits A, saya dirawat di rumah sakit Tebet – Jakarta. Saya mendapat teman kamar seorang yang mendapat penyakit komplikasi. Umur bapak itu belum terlalu tua. Mungkin baru sekitar 40-an. Beliau mengalami struk setengah badan, gagal ginjal, bahkan seminggu sekali harus melakukan “ritual” cuci darah yang memakan tidak sedikit biaya. Sudah sekitar 2 tahun beliau mendapat cobaan tersebut. Beliau sangat sabar menerima cobaan yang diberikan oleh Allah. Ada faktor lain ternyata yang membuat keteguhan kesabarannya, yaitu seorang Istri Solehah yang selalu berada disampingnya. Yang selalu menyemangatinya ketika sang bapak sedang jenuh. Terus menerus menemani disampingnya sepanjang hari. Tanpa rasa keluhan. Subhanallah. Istri Sholehah, dambaan bagi setiap insan. Meneguhkan ketika sedang jatuh, menghibur ketika jenuh melanda. Berusaha terus tersenyum walau hatinya sakit.

Seminggu berlalu, saya bersama mereka dalam ruangan rawat inap di Rumah Sakit tersebut. Namun, ada peristiwa yang tidak saya sangka sebelumnya. Dalam sebuah malam, ketika mata sayup-sayup, bapak yang mengalami penyakit itu meronta-ronta mengeluhkan penyakitnya. Bahkan beliau mengatakan sudah tidak kuat lagi. Suasanapun menjadi hening dan bercampur air mata. Saya hanya bisa mendengarkan dan terdiam saja. Namun, istrinya tetap memberi semangat kepada bapak itu. Alhamdulillah setelah kurang lebih satu jam mediasi, akhirnya bapak itu kembali tenang. Kondisi yang sangat aneh. Padahal malam-malam sebelumnya bapak itu tak pernah mengeluh. Inilah yang dimaksud, “Al-imaanu Yazid wa Yankus”, Iman itu naik dan turun. Tergantung bagaimana kita membingkainya dengan ketaatan kepada Allah.

Dari kisah tersebut bisa dijelaskan bahwa saat sakit menimpa, antara sabar dan megeluh itu bisa saja terjadi kapanpun. Tergantung kondisi keimanan kita. Bisa jadi Allah mencabut nyawa kita ketika sedang mengeluh? Atau saat kita sedang kesabaran yang tinggi?

Oleh karena itu, marilah kita senantiasa bersikap sabar ketika sakit menimpa. Sabar dan Ikhlas. Agar menjadi penggugur dosa. Agar ketika Allah mentakdirkan mencabut nyawa kita, saat kepasrahan kepada-Nya yang mendalam.

Bukan hanya sakit yang dekat dengan kematian, dalam kondisi apapun sebenarnya kita dekat dengan kematian. Namun bagaimana kita membingkai kematian tersebut menjadi kematian yang indah dengan Husnul Khotimah atau sebagai Syuhada di Jalan-Nya.

Dan apakah kita sudah layak mendapat Nikmat Syurga-Nya ketika kematian menjemput kita?
Sudah berapa banyak amal yang kita lakukan untuk menghadap-Nya?
Sudah berapa ikhlas amal yang kita lakukan karena-Nya?
Sudah berapa berat timbangan kebaikan kita ketika Yaumul Mizan kelak?
Sudahkah diri ini bersih di Hadapan-Nya?

Siapkan seni kematian terbaik kita dari sekarang. Bisa jadi dengan cara Allah memberi kita sakit yang berkepanjangan, atau dalam kondisi apapun. Persiapkan dari sekarang. Jadikan setiap waktu kita selalu diawasi oleh Allah SWT.

Teringat pula dengan lirik nasyid yang sering ku putar saat Hepatitis “menyerang” tubuhku selama hampir satu tahun.

Kumandang cinta bergema hingga kehati
Lafaz-lafaz asmara memanggil jiwa yang rapuh
Rapuhnya aku Kau maha tahu
Pagi siang malam dunia yang kutuju
Saat kujatuh baru kusadar Kau lah segalanya

Tuhan kuangkat kedua tanganku
Sudikah Engkau menerima cintaku
Berdarah-darah akan kutempuh
Menggapai tarikat cintaMu

Tujuh surga pun aku tak pantas
Menerima diri yang bersimbah dosa
Kuharap cinta dan ampunanMu
Setinggi arasy-Mu seluas semesta cinta

(7 Surga – EdCoustic)

Iklan

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites