Sebuah Cerita Panjang Dalam Resahnya Kehidupan Yang Tak Berujung Pada Sebuah Titik Semu...
Dalam sebuah resahnya kehidupan terdapat sebuah arti kehidupan yang tidak diketahui oleh banyak muka manusia. Dengan kesibukan sendiri dan dengan kemauannya sendiri. Hidup dengan aturan sendiri tanpa menggunakan petunjuk dari Sang Maha Pencipta semua aturan itu.
Sebuah potret kehidupan yang ditemukan dalam penatnya kesibukan duniawi. Mengapa harus pusing dengan hal duniawi?
Ikhwahfillah...
Mungkin kalian tahu tentang banyaknya teman2 perjuangan kita yang meninggalkan sebuah jalan Perjuangan dengan penuh rintangan ini..
Mungkin kalian lebih tahu mengapa mereka meninggalkan dan bersikap apatis dengan sebuah janji yang telah terucap..
Saya hanya ingin berbagi sebuah tulisan yang mungkin tak seberapa.. Tapi mohon sedianya untuk dibaca untuk mengenang sebuah perjalanan Perjuangan..
Begitu banyak orang-orang berdiri di persimpangan jalan.. Hanya meliihat.. bahkan tertawa terbahak-bahak.. atau mungkin mencerca..
Inilah analogi yang diumpamakan dalam sebuah "permainan sepak bola"
Ada yang bermain, menjadi penonton, menjadi komentator, wasit, ataupun lainnya...
Sebenarnya yang menentukan terjadinya gol adalah para pemain.. Tapi para penonton seolah2 menjadi Guru yang sangat senang memberi banyak kata-kata perintah..
Sebuah perjalanan panjang yang tiada orang tahu maksud ini.. Kecuali mereka yang mengatakan "Sesungguhnya Aku Berserah Diri Kepada Allah"..
Mungkin sering kali kita mengeluh dengan segudang ataupun beratus2 gudang amanah yang kita pikul..
"Haduh... Kapan ini semua berakhir..? Haduh.. Males Banget dah kalo dia aja kayak gini, apalagi kita?.. Haduh.. Terserah kalian dah gimana maunya... " dan banyak versi lain yang intinya menginginkan segera menuntaskan sebuah amanah dengan cara yang mudah dan cepat. Dan akhirnya FUTUR dan menghilang..
Mungkin ini sebuah cerita..
Sebut saja namanya si Fulan.. Dia adalah seorang aktifis dakwah di sekolahnya.. dia seorang yang intelektual, berakhlak, dan sangat sopan.
Suatu saat dia menemukan sebuah WADAH perjuangan dakwah yang berada dalam sekolah tersebut.. Sebuah WADAH yang mempunyai visi untuk membentuk akhlakul karimah.. Fulan sangat tertarik dengan WADAH tersebut.. Sampai ketika dia memutuskan untuk sekolah disana, dia menuliskan dalam lembaran hidupnya untuk sebuah kata yang mungkin banyak orang menganggap itu sangat asing di telinga..
Dia masuk ke WADAH tersebut bukan untuk sesuatu yang biasa.. Namun dia memutuskan untuk berniat ketika memasuki hari PERTAMA sekolah di sekolah tersebut adalah untuk "DAKWAH".. Subhanallah,, sebuah BOCAH yang masih sangat polos namun sudah meniatkan untuk pertama kalinya "DAKWAH",,
Sementara ketika kita awal masuk sekolah apa yang terlintas dalam fikiran kita? Teman baru? Baju Baru? Uang Saku Baru?
Namun bocah itu berniat dengan sungguh2..
Lalu, dimana kita?
Waktupun terus bergulir dengan cepatnya.. Tak Terasa Saat nya kini Pemilihan Sebuah Ketua dalam WADAH tersebut..
Fulan pun sangat antusias dengan panggilan tersebut.. Bukan karena harta, tahta, maupun jabatan.. Namun hanya ingin membuat sebuah perubahan dan mendapatkan ridho Illahi..
Karena hanya 2 pilihan dalam hal kepemimpinan... "Laknat Atau Berkah"
Akhirnya Fulan terpilih menjadi ketua dalam Wadah Tersebut.. Kini amanah kembali mencengkram dia..
Mulailah Semua Fikiran, Tenaga, Dan sebagian waktu nya di fikirkan untuk menyusun strategi untuk mencapai tujuan jama'ah..
Setiap hari, pasti saja terlintas dalam fikirannya, "Bagaimana dengan proyek2 dakwah ke depannya? Bagaimana dengan acara ini? Bagaimana dengan Ruhiyah teman2nya? Bagaimana kondisi Jundi-jundiah (pasukan2) nya sekarang? Seberapa banyak yang masih berjuang dengannya?
Tak sampai disana.. Ketika ada sebuah ada organisasi luar.. Kini lahan dakwahnya lebih melebar.. Yaitu se-Kota Madya.. Bahakan 1 Provinsi..
Diapun mendapat sebuah amanah dalam Organisasi luar tersebut..
Sungguh dia sangat menikmati sebuah arti dari amanah dan perjuangan... Tidak pernah mengeluh, apalagi berfikiran untuk pergi meninggalkan amanah tersebut.. Karena sudah terpancang dalam hatinya bahwa inilah JALAN yang dia Tempuh dan semoga Allah memberkahinya..
Berbulan-bulanpun dilalui amanah demi amanag.. program demi program.. hari demi hari..
Dan saatnya ada pelengseran sebuah WADAH sekolahnya.. Dan Dia telah mempersiapkan itu semua.. Namun, Fulan masih ragu memberi itu semua kepada Adik-Adiknya.. Karena masih banyak yang belum se-Hati dengan ucapan hatinya..
Namun Fulan berusaha agar kepemimpinan berikutnya menjadi lebih baik..
Dilain sisi, dia terpilih menjadi Ketua di Organisasi Luar sekolah yang tadi..
Dan teringat dalam rekaman sejarah perjuangan, saat melaporkan LPJ (laporan pertanggung jawaban) amanah yang selama ini dia rencanakan...
“Sebetulnya saya kesini bukan untuk ini, melainkan untuk Laporan Pertanggung Jawaban, tapi hasil musyawarah hari ini memutuskan ana memegang amanah berat ini.Sebetulnya bukan kalian berkehendak, melainkan Allah yang berupaya memilih ana, walaupun berat ana tau bahwa perjalanan ini masih panjang” (Fulan)
Seketika ruangan pemilihan itu dibanjiri air mata ke-Imanan.. Dan tangisan semakin kuat saat Doa yang di lontarkan oleh seseorang..
Begitu pula dengan seorang Ketua Keputrian yang akan menjadi partner dalam menjalanan amanah ke depannya..
"Ana akan menjaga amanah ini.. Ini bukan semata-mata karena harta, jabatan, ataupun duniawi.. Tapi karena Allah menitipkan amanah kepada ana untuk membimbing saudari2 ana yang akhwat.. Mohon untuk akhwat kerjasama dalam dakwah ini dan dalam amanah yang kita emban... Jika ana salah tolong di tegur, Jika ana tidak layak dan ana keluar dari jalurnya, dan ana berbuat keputusan dengan halnya kemaksiatan, maka gantilah ana"'
"Sungguh ini Sekenario Dari Allah Robbul Izzati..."
Bukan rencana mansusia..
Lalu dmn kita ketika masih saja ada orang yang seperti mereka? Apakah masih terbesit dalam hati kita untuk menjadi Muslim Tangguh seperti mereka..?
Atau apakah sudah cukup dengan perjuangan yang hanya kecil yang kau lakukan?
Di Atas Langit Masih Ada Langit Lagi... Ternyata Masih Kecil Sebuah Arti Perjuangan Yang Kita Lakukan Dibanding Dengan Mereka Yang FAHAM dengan Arti Pejuangan...Sadarlah, Bahwa Potensi dan Perjuangan Kita Harus Diasah Kembali...Jangan Merasa Sombong Dengan Perjuangan Yang Telah Kau Lakukan Selama Ini...Sungguh Kerdil Di Hadapan Yang Maha Tahu Segala Isi Hati...
Semoga kita terjaga dalam ikatan hati yang selalu mengharapkan Ridho Allah..
“Teruslah bergerak, hingga kelelahan itu lelah mengikutimu.Teruslah berlari, hingga kebosanan itu bosan mengejarmu.Teruslah berjalan, hingga keletihan itu letih bersamamu.Teruslah bertahan, hingga kefuturan itu futur menyertaimu.Tetaplah berjaga, hingga kelesuan itu lesu menemanimu.”
oleh : Milisi Thulaby
0 komentar:
Posting Komentar