Setiap 10 November bangsa Indonesia memperingati hari pahlawan. Dalam bentuk penghormatan terhadap jasa-jasa para pahlawan, sejenak bangsa Indonesia mengheningkan cipta diberbagai sekolah, kantor instunsi pemerintahan dan tempat-tempat lain. Namun tidak banyak pula teman-teman kita yang sampai hari ini kurang menyadari atas jasa para pahlawan, dan jarang sekali yang mengambil hikmah serta ketauladanan para pahlawan.
Andai Pahlawan itu bisa melihat zaman ini
Terbenak pertanyaan, apabila pahlawan-pahlawan kita yang merebut kemerdekaan atas pengorbanan harta dan jiwanya melihat kondisi generasi-generasinya saat ini? Mungkin kah ia mengais, apa mungkin ia berbangga hati?, atau mungkin ia sama sekali tak ingin melihat. Sahabarohis, realitanya saat ini memang sangat berbeda dengan zaman dimana para pahlawan mengorbankan segala jiwa dan raganya dalam membela Agama, dan Negara. Kalau dulu Ust. Jenderal Soedirman bersikeras mempertahankan amanahnya, walau dirundung sakitnya namun ia tetap melaksanakan tugas sebagai Jenderal perang bangsa Indonesia. Berbeda dengan saat ini, banyak temen-temen kita, sakit dikit gak masuk sekolah, sakit dikit gak mau ikut rapat rohis, dan menjadikan sakit sebagai alasan untuk mengamankan posisi santainya. Dan sudah menjadi hal yag sangat biasa melihat kondisi generasi muda manja diberbagai sekolah.
Bukan hanya manja, gaya hidup kebarat-barat pun menjadi pedoman. Terus timbul dah pamer-pamer harta, pilih-pilih temen ngegosip gak jelas percis banget saa lirik tim Nasyid Justice Voice yang berjudul ABEGE. Terus gimana seharusnya generasi bangsa ini menghormati para jasa pahlawan.
1. Tularkanlah semangat pantang menyerah pahlawan,
Semangat pantang menyerah ini sangat dibutuhkan, sebab kunci sebuah harapan adalah semangat. Semnagt untuk lebih baik, semangat untuk sholat tepat waktu, semangat puasa sunnah, semangat qiyamulail. Dan tularkanlah semangat para pahlawan untuk kehidupan kita.
2.Berpegang teguh kepada Allah
Keistiqomahan para pahlawan ketika merampas kemerdekaan dari tangan penjajah belanda, sungguh harus kita contohkan. KH. Hasyim Ashari pendiri NU contohnya, walaupun bliau sangat kompeten untuk memegang amanah sebagai presiden RI. Namun ia tetap kekeh dengan pendiriannya untuk tidak patuh terhadap jepang. Karena patuh terhadap jepang, tandanya sudah keluar dari islam, itu prinsip yang ia pegang. Sahabatrohis, belajarlah dari sosok pahlawan satu ini,karena hakekat hari sumpah pemuda bukanlah hanya sekedar dikenang.
3. Mau berkorban
Kalo cinta apapun makanannya manis rasanya, begitulah yang dirasakan oleh para pahlawn-pahlawan kita. Atas dasar cinta mereka korban segala apa yang mereka bisa lakukan untuk Islam, untuk negara dan anak cucu nya. Maka tidak lumrah jika, pengorbanan adalah bukti cinta kita kepada Allah, pengorbanan adakah bukti bahwa kita benar-benar ingin mendapat perhatian dari Allah. Begitupun kita seharusnya, bagaimana pengorbanan para pahlawan-pahlawan ini bisa kita contohkan di kehidupan. ROHIS misalnya, bagaimana menyita waktu banyak untuk melaksanakan program kerja ROHIS. Ataupun acara-acara yang banyak manafaatnya untuk orang lain yang tentu memakan waktu kita begitu banyak. Bukan hanya waktu mungkin juga pikiran, bahkan sebagian rizki kita. Maka sungguh tidak ada balasan kebaikan kecuali kebaikan yang kita dapatkan. Percayalah sahabat :)
Selamat Hari Pahlawan 10 November 2011
0 komentar:
Posting Komentar