Ketika kami dulu di rohis, sangat luar biasa yang kami dapatkan. Ketika membuat sebuah acara, kami rapat (syuro) setelah pulang sekolah, walaupun terkadang banyak tugas yang menghampiri. Terkadang kami masih canggung untuk rapat, karena belum terbiasa. Tapi karena dibiasakan, akhirnya kamipun menikmati rapat itu. Karena kami yakin “Kejahatan yang Terorganisir dapat mengalahkan Kebaikan yang Tak Terorganisir”. Oleh karena itu, serapih mungkin kami mengonsepkan acara yang akan dijalankan. Terkadang kami meminta usulan kepada kakak kelas yang baik-baik, juga terkadang meminta pertimbangan dan bantuan dari para kakak alumni Rohis. Alhamdulillah, mereka semua bekerja dengan sangat ikhlas. Karena tidak mengharapkan imbalan sedikitpun dari kami selain mengharap Ridho Allah. Mereka hanya mengharapkan dapat membina adik-adik kelasnya menjadi lebih baik. Seperti mereka dahulu yang seperti itu juga. Tersesat dalam kebaikan.
Rohis Dahulu Para aktivis Rohis zaman dahulu itu memang sangat luar biasa. Teringat sebuah kisah Rohis di sebuah SLTA di Jakarta, yaitu Kisah Jilbab. Sudah tahu belum? Ceritanya begini :
Lepas Jilbab atau Lepas Sekolah?
Ketika tahun 1980-an, di SLTA/SMK itu tidak diperbolehkan untuk memakai Jilbab/Kerudung bagi para perempuan. Bahkan guru Agama Islam pun melarangnya. Akan ada ancaman dari pihak sekolah. Pernah ada sebuah kasus, dua orang pelajar perempuan yang memakai jilbab, namun ketika sekolah tahu, kedua perempuan itu dipanggil oleh sekolah. Sebut saja inisialnya F dan W. Sekolah memberi dua opsi, yang pertama “Lepas Jilbab” dan kedua “Lepas Sekolah”. Dalam kondisi bingung seperti itu, kedua perempuan itupun GALAU. Singkat cerita, F memutuskan untuk melepas jilbabnya, karena tak mau meninggalkan sekolahnya. Namun tidak begitu dengan W,dia lebih memilih untuk melepas Sekolahnya dari pada menjatuhkan kehormatannya sebagai Seorang Muslimah. Akhirnya, W pun dikeluarkan dari sekolahnya (salah satu sekolah negeri di Jakarta). Pada saat itu, teman-teman rohisnya saling membantu untuk membiayai dana pindah sekolah si W. Karena pada saat itu, hanya satu sekolah yang dapat menerima siswinya berjilbab, itupun swasta. Tapi alhamdulillah yang penting dia dapat mempertahankan identitasnya sebagai Muslimah. Sungguh sangat kuat ukhuwah antar mereka demi menolong temannya yang kesusahan.
Revolusi Jilbab
Jiwa-Jiwa Perindu Syurga adalah Jiwa-Jiwa yang selalu Menghadirkan Wajah-Wajah saudaranya disetiap Renungan Malam.. Dalam Renungan itu terurai sebuah cita-cita.. Sebuah cita-cita untuk Bertemu kembali di SyurgaNya kelak.. Itulah sebuah pertemuan yang indah. Cerita lagi, ketika Revolusi Jilbab. Pada tahun 1990-an, siswi yang mau foto untuk ijazah tidak diperkenankan untuk memakai jilbab. Itu sangat tidak adil. Berbagai larangan dikeluarkan dari sekolah. Banyak diantara para muslimah yang melepas jilbabnyya hanya untuk mendapat ijazah. Tapi banyak punya diantara mereka yang tetap mempertahankan jilbabnya. Tapi apa? Mereka tidak dapat ijazah sebelum melepas jilbabnya untuk Foto. Akhirnya, terjadilah aksi besar-besaran dari salah satu organisasi pelajar muslim yang membela advokasi ini, yaitu KAPMI (Kesatuan Aksi Pelajar Muslim Indonesia) dan beberapa leburan organisasi pelajar. Singkat cerita, akhirnya dari berbagai Rohis kumpul menjadi satu untuk membela yang “haq”. Dan dengan izin Allah,akhirnya terjadilah Revolusi Jilbab. Jilbab boleh digunakan saat ijazah. Bahkan sekarang semakin banyak muslimah yang memakai jilbab. Mereka sangat bersyukur atas nikmat ini. Namun, Kok sekarang banyak para siswi yang menyalahgunakan jilbab itu sendiri ya? Bukan lagi sebagai kewajiban agama dan kebutuhan, tapi sebagai Mode Zaman. Astaghfirullah.
Rohis Vs Rokris
Kejadian ini terjadi disebuah sekolah swasta daerah Cilandak, Jakarta Selatan. Rohis disana banyak pertentangan dan cobaan. Bahkan ketika rapat rohis di sekolah itu pernah diganggu oleh Rokris (Rohani Kristen). Musholahnya pernah diserang dan barang-barang musholah pernah hancur berantakan. Perkelahian antara Rohis dan Rokris pun pernah terjadi, bahkan sering. Pernah juga saat Rohis mau dibekukan diawal tahun. Karena ada fitnahan (sesat,pelarangan berjilbab,aliran baru, dll) dan banyak anggota Rohis yang diancam. Namun, Allah berkehendak lain. Sekolah memberikan waktu singkat, kalau tidak ada yang daftar Rohis dengan jumlah minimal 10 orang, maka Rohis dibekukan. Sungguh cobaan Allah selalu menghampiri untuk menempa kita menjadi pribadi yang spesial. Pagi itu masih terbesit dalam ingatan ketika waktu hampir habis. 1 jam lagi maka selesailah semua. Saat itu sedikit orang sahabat perjuangan di Rohis. Sang Ketua Rohis pun mengambil andil sebagai kapten perjuangan. Tak lebih dari sepuluh orang mereka berjuang mempertahankan Rohis di sekolahnya. Tapi mereka tak putus asa. Munculah sebuah Pertolongan Allah. Beberapa menit sebelum waktu habis, seluruh kelas 3 turun dari kelas (kira-kira sekitar 100 orang lebih), mendeklarasikan diri mereka untuk masuk Rohis dengan membentangkan sebuah spanduk yang dibuat sendiri. Bertuliskan “KAMI ADALAH ANAK ROHIS”. Subhanallah, semenjak pristiwa itu, Rohis kembali dipandang. Para siswi kini dengan asyik dapat memakai jilbab mereka. Usahanya tak dilakukan di sekolahnya saja. Kini usahanya berbuah manis. Setelah kejadian tersebut, akhirnya banyak siswa dan siswi muslim yang masuk rohis. Mereka masuk rohis rata-rata karena alasan, “Ingin Membela Agama Allah”. Subhanallah.
Ikhwan dan Akhwat Tangguh
Pada suatu hari terdapat sebuah acara Dauroh Perekrutan yang diadakan oleh KAPMI bertempat di Puspitek, Tanggerang. Mereka biasa menyebutnya Dauroh Marhalah (DM). Namun ada tingkatannya, ada Dauroh Marhalah I hingga III. Pada saat itu sedang dilaksanakannya Dauroh Marhalah II Susulan yang bertempat di Masjid Puspitek, Tanggerang (2010). Hujan deraspun terus membasahi bumi Tanggerang. Para peserta tetap bergegas menuju lokasi DM untuk menjadi bagian dari pejuang dakwah pelajar dalam organisasi tersebut. Namun ada suatu yang berbeda. Seorang akhwat rela berjalan kaki dari Depok menuju Puspitek untuk mengikuti Dauroh tersebut. Karena tidak punya sepeser uang pun. Bukan hanya sekali saja dia melakukan hal tersebut, tapi sudah menjadi kebiasaannya ketika tidak memiliki uang untuk berjalan kaki menuju lokasi Dauroh. Ada juga kisah seorang ikhwan (KAPMI) yang menuju tempat syuro menggunakan sepeda. Padahal jaraknya cukup jauh (Jakarta Utara ke Jakarta Selatan, Alhikmah). Ya, memang lagi-lagi karena tidak memiliki uang untuk ongkos berangkat ke tempat syuro. Namun ada kendaraan setianya (sepeda yang sudah rapuh)yang siap menghantarkannya menuju lokasi syuro.
Umarnya Rohis
Dalam sebuah acara Dauroh, seorang pembicara menceritakan tentang pengalamannya dahulu ketika berjuang di Rohis daerah Blok A, Jakarta Selatan. Seorang preman sekolah yang mendadak taubat dan akhirnya masuk ke dalam Rohis karena Hidayah Allah. Padahal dia adalah Preman yang sangat ditakuti. Dalam setiap tawuran, posisi dia selalu di depan barisan, menjadi garda terdepan. Sebut saja namanya A. Banyak orang yang bingung dan heran. Sebuah kejadian yang sangat luar biasa ketika ada jundi Rohis yang sedang dihina oleh orang-orang yang tidak sedang terhadap Rohis. Ketika mendengar kabar tersebut, si A langsung bergegas menuju tempat lokasi. Dengan menggedor Pintu, orang-orang di lokasi tersebut sangat kaget karena takut terhadap Sang Preman tersebut. Dengan gagah si A menantang mereka dan memperingatkan agar jangan sekali-kali menggangu anak Rohis lagi. Setelah kejadian tersebut, Ia dijuluki “Umarnya Rohis”. Namun setelah lulus beberapa tahun, terdengar kabar bahwa si A telah di jemput oleh Allah karena tragedi kecelakaan maut. Kabar ini sangat menusuk dan mengharukan bagi teman-temannya.Semoga Allah memberkahi dan meridhoi langkahnya. Aamiin.
Rohis Sekarang....???
Masih adakah semangat pejuang-pejuang rohis terdahulu yang tertanam dalam diri pejuang rohis zaman sekarang? Mungkin ada beberapa, namun tak sebanyak dan tak sebanding dengan perjuangan zaman dahulu. Banyak permasalahan rohis yang dihadapi pada zaman modern ini. Padahal fasilitas sudah lengkap. Padahal birokrasi sudah lebih sederhana. Padahal perizinan sudah sangat mudah. Bahkan dana pun juga mudah didapatkan. Namun mengapa semangat perjuangan itu kini kian hari kian memudar? Banyak sekolah-sekolah yang sudah mulai menutup diri untuk rohis (mungkin salah satu efek dari isu aliran sesat NII dan teman-temannya yang menunjuk rohis sekolah). Bukan dari faktor eksternal saja, namun faktor internalpun sangat berpengaruh. Seperti semangat dakwah yang di keluarkan kini seperti tidak beraura, mentoring yang kian menurun (bahkan banyak rohis yang sudah tak berjalan lagi mentoringnya), hijab yang kian memprihatinkan (Virus Merah Jambu “VMJ”), penjodohan antar ikhwan-akhwat rohis, akademik yang menurun, berpecahnya organisasi-organisasi pemersatu rohis, masuknya fikroh-fikroh yang menjatuhkan rohis, dan masih banyak lagi.
Semua itu bermula dari kondisi iman yang tak baik. Padahal ketika kita ingin mengeluarkan energi yang banyak, maka kita harus mengisi bensin yang banyak pulan. HP pun perlu di cas ketika baterai nya mulai habis. Ya.. Bahan bakar itu adalah Iman. Melalui mentoring diharapkan iman kita selalu terkontrol. Namun nyatanya banyak Rohis-Rohis yang mulai kurang intens terhadap mentoring. Bahkan tak ada lagi kegiatan mentoring di beberapa sekolah. Hanya ada acara-acara rutinan saja (Dauroh, Rihlah, Tafakur Alam, Potong Kurban, Kegiatan Ramadhan, Lomba-Lomba, dll) di dalam rohis. Sepertinya banyak rohis yang kehilangan arah dan “Ruh”nya. Uluran tangan dari alumni Rohis juga kini dirasakan sangat kurang. Bahkan banyak yang mengabaikannya (tak peduli).
Ini merukapan momen yang tak disia-siakan oleh musuh-musuh Islam. Mereka terus berfikir dan bekerja untuk menjauhkan pemuda Islam jauh dari ajaranNya. Terbukti dengan meningkatnya peringkat pornografi Indonesia menjadi nomer satu di dunia. Peringkat kasus korupsi pertama adalah Departemen Agama. Pacaran juga semakin formal, bahkan banyak orang tua yang menyuruh dan membiarkan anak-anaknya untuk berbuat maksiat. Lebih senang menikmati lantunan Musik GALAU dari pada Ayat-Ayat Allah. Inilah yang disebut Perang Pemikiran (Ghozwul Fikr). Namun disaat ini terjadi, masih ada saja pejuang-pejuang yang tetap melakukan perubahan. Mungkin sebuah perubahan kecil, tapi suatu saat akan besat dan berpengaruh untuk kemajuan dakwah sekolah ini. Mereka tetap berupaya istiqomah dan selalu memohon kepada Allah untuk berjuang di Jalan kebenaran disaat teman-temannya terlena dengan gemerlapnya dunia yang fana. Dahulu para pejuang Rohis di uji dengan “peluru timah”, namun mereka semakin kuat dan tak kenal menyerah untuk berjuang bersama menyerukan Kalimatullah. Namun kini, para pejuang Rohis di uji dengan “angin” yang melenakan. Semakin lembut angin-angin tersebut, semakin membuat mereka terlena dan jatuh. Diuji dengan kemegahan fasilitas, perizinan yang mudah, birokrasi yang tak berbelit-belit, donatur yang semakin banyak, dan sebagainya Tetap Semangat melakukan perubahan. Karena Harapan itu Masih Ada.
_Milisi Thulaby_
lembaransiaktifis.blogspot.com | mutarobbi.blogspot.com